Konten dari Pengguna

Bersama JNE Kita Bangun Sinergitas, Melampaui Batas, Jadi yang Teratas

M Adib
Staf Administrasi di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah, Medan, Sumatera Utara
24 Februari 2023 20:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari M Adib tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Counter Keagenan JNE di Medan Jl. AR. Hakim Kel. Tegal Sari, Kec. Medan Area. (Foto: dokumentasi pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Counter Keagenan JNE di Medan Jl. AR. Hakim Kel. Tegal Sari, Kec. Medan Area. (Foto: dokumentasi pribadi)
ADVERTISEMENT
Memasuki era society 5.0 seperti sekarang ini kehidupan manusia semakin dipermudah. Hampir seluruh kebutuhan dan keinginan kita dapat diselesaikan dalam satu genggaman. Artinya, perkembangan teknologi yang pesat dan kilat menghantarkan pada perubahan perilaku dan gaya hidup manusia. Mungkin bisa jadi inilah salah satu hikmah tersembunyi dari pandemi yang melanda negeri. Kendala tak bisa bertatap muka akhirnya bisa diatasi melalui virtual meeting.
ADVERTISEMENT
Indonesia yang kini memasuki masa transisi dari pandemi menuju endemi pun berbenah. Kebijakan ekonomi juga turut berubah, hampir 3 tahun terakhir negara kita fokus pada anggaran kesehatan khususnya penanganan covid-19. Kini Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tentunya menjadi prioritas utama. UMKM (Usaha Mikro Kecil & Menengah) selaku dinamo ekonomi nasional memainkan peranan yang vital, jika UMKM jatuh maka ekonomi pun ikut jatuh. Dibalik kecil dan mungilnya UMKM seperti toko kelontong, pedagang pasar, ojek online, usaha warkop dan lainnya ternyata menyimpan peran besar demi kelangsungan roda ekonomi negeri.
Payung hukum UMKM diatur dalam Undang-undang No. 20 tahun 2008. Kemudian diatur dalam PP UMKM No. 7 tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro. Kementerian Koperasi & UKM secara resmi merilis data perkembangan UMKM periode 2018-2019 yang menyebut UMKM sebagai pangsa pasar terbesar di Indonesia dengan persentase 99% atau lebih dari 64 juta pelaku UMKM. Bukan hanya itu, UMKM ternyata mampu menyerap tenaga kerja hingga 97% atau setara dengan 117 juta tenaga kerja. Sudah tahu kan apa dampak UMKM yang collapse saat pandemi kemarin? Bukan hanya rakyat yang menderita, negara ini pun pasti ikut nyungsep, karena UMKM adalah tiang penopang ekonomi nasional di masa-masa krisis. Kontribusinya pun tak perlu diragukan, UMKM menyumbang 61% terhadap PDB (Produk Domestik Brutto) atau senilai hampir 8.600 triliun pada tahun 2021.
ADVERTISEMENT
Namun UMKM tak bisa berdiri sendirian, ada 4 entitas lainnya yang saling berkaitan erat dan tak terpisahkan. Ada pemerintah selaku regulator, industri logistik, konsumen dan terakhir peranan teknologi informasi dan komunikasi. Kelima entitas ini wajib hukumnya saling bersinergi. Pemerintah dengan otoritasnya harus memastikan bahwa regulasi yang ada bersifat adil, transparan dan berpihak baik kepada industri apalagi rakyat kecil selaku pemilik UMKM. Hal ini penting untuk menciptakan iklim ekonomi yang sehat. Industri logistik berperan memastikan terdistribusinya produk UMKM hingga ke tangan konsumen. Tentunya tak lupa peran dari teknologi informasi dan komunikasi terutama e-commerce, marketplace yang mempermudah dan memperluas jaringan pemasaran produk UMKM.
Berbicara industri logistik, tak lengkap rasanya kalau tak menyebut nama PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir alias JNE. Perusahaan logistik yang telah berdiri sejak 26 November 1990 ini sukses mendampingi sistem ekonomi kerakyatan yang diusung pemerintah selama 32 tahun. JNE menjadi jembatan sosial dan ekonomi yang menghubungkan konsumen dengan industri UMKM. Sangat klop dengan mottonya ‘Connecting Happiness’ atau menghantarkan kebahagiaan untuk semua. Didukung dengan sumber daya yang kuat dengan 50 ribu karyawan di seluruh Indonesia dan 8 ribu titik layanan. Hal ini menjadi salah satu strength JNE dalam menganalisis dan menjangkau pasar Indonesia yang luas. Riset yang dilakukan Momentum Works pada Juli 2021 juga menegaskan bahwa JNE berada di posisi dua teratas bisnis logistik dengan volume pengiriman 1,6 juta paket per hari.
ADVERTISEMENT
JNE pun mampu menjawab tantangan digitalisasi dengan apik dan epik. Seiring dengan menjamurnya aplikasi marketplace dan e-commerce, JNE turut adaptif dengan mengembangkan aplikasi berbasis Smartphone yaitu MyJNE. Aplikasi layanan digital yang mengakomodir semua layanan JNE dalam satu genggaman. Fitur-fitur yang lengkap mulai dari mengecek ongkos pengiriman, mengecek status pengiriman barang, mengecek lokasi loket JNE terdekat hingga mengecek resi dan riwayat pengiriman. Metode pembayaran pun semakin mengikuti permintaan pasar mulai dari transfer bank, e-payment (DANA, OVO, Gopay, LinkAja) hingga COD (Cash On Delivery).
Counter Keagenan JNE di Medan Jl. AR. Hakim Kel. Tegal Sari, Kec. Medan Area. (Foto: dokumentasi pribadi)
Namun, hal ini tetap tak luput dari berbagai problem yang dihadapi UMKM dan industri logistik, diantaranya faktor geografis. Indonesia yang merupakan negara kepulauan memunculkan adanya ketimpangan biaya logistik antara pulau Jawa dengan luar Jawa. Sebab, 54% penduduk kita berpusat di pulau Jawa. Kedua, masih minimnya UMKM yang melek digital. Menurut data Kemenkop UKM, UMKM yang sudah terdigitalisasi tahun 2022 lalu baru mencapai 20,76 juta atau 32,44% dari 64 juta unit. Jumlah ini menurut saya masih tergolong ‘biasa’ mengingat pengguna internet di Indonesia per Januari 2023 totalnya 212,9 juta. Hal ini didasari laporan We Are Social dan Meltwater yang bertajuk "Digital 2023". Ketiga, masih minimnya literasi dan pelatihan kompetensi bagi para pelaku UMKM terutama di daerah-daerah, hal ini tentunya akan mengancam sustainabilitas bisnis UMKM akibat kurangnya kecakapan dalam mengelola bisnis UMKM. Ada juga masalah lain seperti pendampingan dan pembinaan UMKM serta masalah permodalan yang menjadi masalah umum dalam memajukan bisnis UMKM. Ini harus menjadi perhatian kita bersama.
ADVERTISEMENT
Melampaui Batas, Jadi yang Teratas
Di era internetisasi seperti sekarang ini saya rasa waktu dan tempat bukan lagi menjadi hambatan. Sekarang, yang diharus dilakukan adalah bagaimana kita saling bersinergi, berkolaborasi dan bersama-sama membangun negeri. Bergerak serentak mengembalikan roda ekonomi rakyat. JNE nyata membuktikan perannya terutama saat momen-momen krusial sejak pandemi melanda. JNE dengan sigap bekerja sama dengan pemerintah dan semua pihak untuk mendistribusikan bantuan kebutuhan kesehatan sebanyak 100 ton ke 865 Rumah Sakit, 450 Puskesmas, 1.135 lembaga dan perorangan di seluruh Indonesia secara GRATIS. JNE juga responsif berkontribusi untuk saudara-saudara kita yang tertimpa bencana gempa bumi Cianjur dengan bantuan 3,2 ton sembako, obat-obatan, tenda dan kebutuhan harian lainnya. Tentunya bukan hanya bantuan yang sifatnya insidentil, melainkan juga dalam bentuk CSR (Corporate Social Responsibility) dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Kerja keras JNE ini pun membuahkan banyak prestasi, yang terbaru JNE meraih penghargaan prestisius dari Markplus sebagai “The Best Industry Marketing Champion 2022 Logistics Category”. JNE jawaranya marketing industri di bidang logistik tahun 2022 bestie…, cakep gak tuh?
Terakhir, menghadapi tantangan kedepan kuncinya adalah inovasi dan kolaborasi. Problem dan tantangan yang sedang kita hadapi akan memunculkan adannya peluang (opportunity), disinilah inovasi berperan. Bersama-sama JNE, pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat, kita berkolaborasi memulihkan kembali ekonomi negeri. Bersama JNE, kita bangun sinergitas, melampaui batas, hingga menjadi yang teratas.