FC Barcelona: Juara atau Air Mata?

M Akmal Fathurrahman
Hanya memiliki ketertarikan untuk menulis suatu hal.
Konten dari Pengguna
23 Agustus 2022 13:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari M Akmal Fathurrahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Selebrasi pemain FC Barcelona ketika Ousmane Dembele berhasil mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-66 dan merubah kedudukan menjadi 2-1 atas Real Sociedad (22/08/2022). Foto: Sara Gordon - FC Barcelona
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi pemain FC Barcelona ketika Ousmane Dembele berhasil mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-66 dan merubah kedudukan menjadi 2-1 atas Real Sociedad (22/08/2022). Foto: Sara Gordon - FC Barcelona

Barcelona dan Krisis Trofi

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Klub raksasa asal Spanyol yaitu FC Barcelona mencatatkan hasil yang kurang baik di 3 musim terakhirnya. Baik di Liga Spanyol maupun di Eropa, klub yang biasa disebut Barca ini hanya bisa meraih satu trofi dalam 3 musim terakhir yaitu trofi Copa del Rey pada musim 2020/2021 yang pada saat itu masih dikomandoi oleh Ronald Koeman.
ADVERTISEMENT
Trofi yang biasa menjadi identitas klub kebanggaan Catalan ini seakan hilang dalam 3 musim terakhir. Tentu banyak faktor yang menyebabkan mengapa Barca seperti kesulitan untuk meraih trofi lagi. Dari mulai pergantian presiden, bongkar pasang kursi pelatih, hingga krisis ekonomi sempat mereka alami.
FC Barcelona menjuarai Copa del Rey setelah mengalahkan Athletic Bilbao dengan skor 4-0 pada 17 April 2021 di stadion La Cartuja. Foto: David S. Bustamante/Soccrates/Getty Images

Saatnya "Membalikkan Keadaan"

"Musim ini krusial. Itulah alasan mengapa kami meningkatkan materi pemain tim kami, mengatur ulang keuangan kami, dan mengembangkan strategi: untuk menempatkan kembali Barca sebagai referensi dunia sepakbola." ujar Laporta mengenai pembangunan kembali brand, keuangan, dan reputasi klub.
Setelah mundurnya Josep Maria Bartomeu dari kursi presiden, penobatan Joan Laporta sebagai Presiden FC Barcelona (lagi) menjadi angin segar untuk manajemen klub. Laporta mencoba memperbaiki dan mencari solusi untuk "warisan bobrok" yang ditinggalkan oleh presiden sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Dengan hutang yang membengkak dan tenggat waktu pembayaran yang pendek, Laporta perlu memutar otak agar klub bisa mendapatkan dana segar untuk menandatangani pemain baru dan melanjutkan proyek. Dari mulai penjualan aset, pinjaman dana, hingga penjualan nama stadion perlu Laporta lakukan demi menyelamatkan nama Barcelona.
Alhasil, Barca berhasil mendatangkan setidaknya 5 pemain baru sejauh ini dan mungkin akan terus bertambah. Penandatanganan kelima pemain tersebut dikabulkan oleh Laporta sesuai dengan permintaan pelatih Barcelona, Xavi Hernandez.
Lantas dengan materi pemain yang lebih baik, sejauh mana Barca bisa melangkah musim ini? Apakah bisa meraih banyak trofi? Atau justru Barcelona berakhir tanpa trofi (lagi)?
Selebrasi Dani Alves ketika mengunci kemenangan Barcelona di pertandingan melawan Atlético Madrid (16/12/2021) dengan skor 4-1. Foto: Jose Breton/Pics Action/NurPhoto
Skuad "mewah" yang dimiliki Xavi sekarang tentu membuka peluang besar bagi Barcelona untuk memborong trofi agar bisa dibawa kembali ke Spotify Camp Nou, stadion markas Barcelona.
ADVERTISEMENT
Tidak mudah bagi Barca untuk meraih kembali trofi yang menjadi target mereka, mengingat persaingan sepakbola baik di Liga Spanyol maupun di Eropa musim ini sangat ketat.
Di sisi lain, Xavi sendiri baru saja memulai karir sebagai kepala pelatih sejak 2019 di klub asal Qatar yakni Al-Sadd SC. Pengalaman Xavi sebagai pelatih pun dapat dikatakan masih minim sejak karirnya sebagai pelatih dimulai. Maka dari itu, sejak kedatangannya ke Barcelona sebagai pelatih, muncul banyak pertanyaan apakah Xavi mampu menangani tim sebesar Barcelona.
Kedatangan Xavi di pertengahan musim lalu cukup membawa banyak hal positif untuk Barca. Bahkan ketika Xavi mengambil alih kursi pelatih, Barcelona sedang terseok-seok hingga terdampar di posisi 9 klasemen LaLiga. Tetapi di akhir musim, Barcelona bisa finish di posisi 2 klasemen LaLiga bersama Xavi.
ADVERTISEMENT
Xavi membutuhkan konsistensi kemenangan pada setiap laga baik di liga maupun di semua kompetisi. Tidak hanya itu, Xavi juga harus menerapkan taktik yang ingin ia mainkan dengan sebaik-baiknya. Dengan itu, bukan tidak mungkin Barca bisa meraih banyak trofi musim ini. Para penggemar Barca pun pasti sudah rindu dengan trofi yang biasa menjadi identitas dari klub berjuluk Blaugrana ini.