Idealisme Bernama Tulus

M Akmal Fathurrahman
Hanya memiliki ketertarikan untuk menulis suatu hal.
Konten dari Pengguna
3 September 2022 11:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari M Akmal Fathurrahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tulus ketika menyanyikan lagu Monokrom di Konser Monokrom Jakarta yang berlokasi di Istora Senayan Jakarta (06/02/2019). Foto: Davy Linggar/Video musik TULUS - Monokrom (Langsung Dari Konser Monokrom Jakarta)/YouTube
zoom-in-whitePerbesar
Tulus ketika menyanyikan lagu Monokrom di Konser Monokrom Jakarta yang berlokasi di Istora Senayan Jakarta (06/02/2019). Foto: Davy Linggar/Video musik TULUS - Monokrom (Langsung Dari Konser Monokrom Jakarta)/YouTube

Album Manusia

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jagat maya sempat digemparkan dengan rilisnya album ke-5 dari Tulus bertajuk Manusia pada 3 Maret 2022 lalu. Album yang memiliki 10 lagu ini dikerjakan dalam kurun waktu 2 tahun dan melibatkan banyak talenta berbakat dalam setiap proses pembuatan album ini.
ADVERTISEMENT
Album Manusia juga merupakan persembahan 10 tahun karier Tulus berkarya di industri musik. Dia mengungkapkan album Manusia ini terinspirasi dari berbagai cerita yang menceritakan ragam dinamika rasa kita sebagai manusia.
Postingan Tulus di Instagram miliknya tentang lagu-lagu baru di album Manusia (14/03/2002). Foto: Tulus/@tulusm
"Lagu-lagu baru di Album Manusia, perlahan, satu persatu sudah mulai naik ke atas panggung. Sudah saatnya kita kembali lebih sering ketemu :)" tulisnya tentang album Manusia.

Asam Garam Karier Tulus

Tulus dengan persona yang dia bangun selama berkarier di dunia musik sejak debutnya 11 tahun lalu seperti makin menunjukkan bahwa inilah identitas dari dirinya. Meskipun tidak memiliki latar belakang sebagai seorang penyanyi, namun bakat seni di dalam dirinya tidak perlu diragukan lagi. Sentuhan yang Tulus miliki mulai dari kualitas vokal, lirik, aransemen musik, hingga video musik semuanya terasa sederhana sesuai dengan porsinya, tetapi tetap "gemuk" pada setiap maknanya.
ADVERTISEMENT
Perlu diingat album pertama yang bertajuk TULUS pun dirilis oleh Tulus sendiri pada September 2011 dan diproduseri oleh Ari Renaldi, seorang produser musik terkenal asal Bandung. Mungkin akan berbeda cerita jika pada saat itu Tulus masuk ke dalam suatu label musik. Bisa jadi, nama Tulus tidak akan begitu besar seperti sekarang. Maka dari itu, nama Tulus yang sekarang dikenal adalah sebenar-benarnya hasil dari darah, keringat, dan air mata dari seorang Tulus sendiri. Semua berawal dari Tulus seorang diri.
Tentu tidak mudah baginya untuk mencapai titik ini di mana semua orang bisa menerima karyanya dengan sangat baik. Kisah Tulus pada masa kecilnya pun dia buat menjadi sebuah album. Album kedua dari Tulus bertajuk Gajah yang dirilis pada Februari 2014. Tulus menuliskan gajah adalah panggilannya di masa kecil, namun dalam konotasi yang negatif. Tidak berhenti sampai disitu, bahkan Tulus berinisiatif untuk memulai aksi #JanganBunuhGajah pada Maret 2016 lalu dengan tujuan melindungi gajah-gajah yang tersisa sampai saat ini. Maksud Tulus adalah memfasilitasi dan menyosialisasikan kondisi populasi Gajah Sumatra yang nyaris terancam punah. Tulus berharap setidaknya dapat berkontribusi untuk mencegah hal tersebut agar tidak terjadi.
Tulus di Taman Nasional Tesso Nilo, Riau untuk menyerahkan secara langsung 3 kalung pendeteksi lokasi yang sudah didapat dari kampanye #TemanGajah (26/07/2018). Foto: Teman Gajah/@temangajahtulus
Perjalanan karier Tulus di dunia musik pasti melibatkan banyak pihak hingga saat ini. Banyak sosok yang sama yang Tulus libatkan bahkan dari album pertama hingga album terakhir yang dia rilis. Akhirnya, Tulus kembali merilis album ketiga bertajuk Monokrom pada Agustus 2016 setelah merilis album Gajah 2 tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Di album ini salah satu lagunya memang ada yang berjudul Monokrom. Di mana dilagu Monokrom itu saya mencoba untuk menyampaikan rasa terima kasih terhadap banyak sekali orang yang sudah membantu perjalanan hidup saya dari dulu, sekarang, dan seterusnya, lewat cara termerdu yang memungkinkan saya lakukan." ucap Tulus ketika diwawancarai di acara Indonesia Morning Show pada 26 Agustus 2016 tentang album ketiganya.
Tulus selalu dengan caranya melihat. Melihat dari sudut pandang yang tidak biasa bagi orang pada umumnya. Mengubah sesuatu yang sebenarnya sederhana, namun bisa disajikan dengan lebih baik dan lebih bermakna. Membuat semua orang lebih mengerti makna dari sesuatu yang ia lihat.
Tulus di video musiknya yang berjudul Tujuh Belas (03/03/2022). Foto: TULUS - Tujuh Belas (Official Music Video)/YouTube

Selalu Terasa Dekat

Walau hanya sebagai pendengar juga penggemar, namun mendengar lagunya seperti sedang mendengarkan dirinya bercerita. Dipertemukan hanya lewat nada, tetapi terasa seperti saling bertukar pikiran dengan seorang "teman". Tulus berhasil membangun suasana di mana pendengarnya bisa masuk ke dalam setiap lagu yang dia lantunkan. Dan Tulus melakukan semua dengan caranya sendiri.
ADVERTISEMENT
Melihat perjalanan kariernya, maka Tulus adalah seniman yang sangat layak digemari. Tidak hanya karyanya, tetapi juga sifatnya di atas maupun di luar panggung dapat menjadi contoh yang sangat baik. Idealisme yang dimiliki Tulus benar-benar membentuknya dengan sangat sempurna.
Tulus, tidak hanya seorang musisi, tetapi juga representasi dari suatu dedikasi. Semoga seterusnya akan tetap seperti itu.