YouTube Membunuh Dirinya Sendiri

M Akmal Fathurrahman
Hanya memiliki ketertarikan untuk menulis suatu hal.
Konten dari Pengguna
10 Desember 2022 17:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari M Akmal Fathurrahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Logo situs web berbagi video online, YouTube (10/04/2018). Foto: Rachit Tank/unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Logo situs web berbagi video online, YouTube (10/04/2018). Foto: Rachit Tank/unsplash

YouTube (Yang Dulu) Terbaik.

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di era digital ini, sumber informasi dalam bentuk video menjadi salah satu kebutuhan bagi banyak orang. Mudahnya akses internet membuat sebuah informasi tidak hanya dapat diraih dalam bentuk tulisan, tetapi juga dalam bentuk visual yang tentunya dapat membantu banyak orang.
ADVERTISEMENT
Pada 14 Februari 2005, lahirlah sebuah platform berbagi video online berbasis web bernama YouTube. Sejak saat itu, informasi dalam bentuk video benar-benar dapat dengan mudah diakses dan YouTube menjadi salah satu platform berbagi video online berbasis web terbaik yang pernah dibuat.
Tetapi, apakah YouTube akan selamanya menjadi yang terbaik? Apakah akan ada saat dimana kreator YouTube mulai beralih ke platform lain? Selain itu, apa istimewanya YouTube sekarang?
Peringkat penggunaan media sosial terbanyak berdasarkan pengguna aktif dari seluruh dunia dalam juta per Oktober 2022. Foto: Hootsuite

Mimpi Buruk Bagi Kreator

Berdasarkan statistik peringkat di atas, YouTube sendiri masih menduduki peringkat ke-2 sebagai media sosial dengan penggunaan terbanyak di seluruh dunia setelah Facebook. Hal ini menandakan YouTube sama sekali tidak menunjukkan kemunduran secara statistik. Beberapa sumber juga mengatakan setiap menitnya 2.500 video baru dapat diunggah ke YouTube.
ADVERTISEMENT
Tetapi, faktanya YouTube sendiri memiliki banyak sekali masalah di balik layar. Berawal dari YouTube Adpocalypse pada Agustus 2016 di mana hal ini menjadi salah satu masalah terbesar di ranah kreator YouTube pada saat itu. YouTube Adpocalypse pada saat itu mengalihkan fokus mereka ke konten "Family Friendly". Hal itu membuat jumlah pengiklan di YouTube semakin menyusut karena iklan yang ditampilkan hanya pada konten yang dianggap "Family Friendly" saja. Beberapa perusahaan pengiklan juga memutuskan untuk mencabut iklannya dari YouTube karena mereka merasa resah terhadap beberapa isi konten dengan mayoritas penonton dewasa dari para kreator. Hal ini juga menguatkan asumsi bahwa YouTube mulai mengubah algoritma yang mereka terapkan untuk lebih menaikkan konten "Family Friendly" dan dibuktikan oleh beberapa kreator yang merasa pemasukan dari konten yang mereka buat semakin berkurang dengan drastis. Tidak hanya itu, hal ini juga memunculkan kemungkinan banyak kreator yang tidak bersalah di-demonetisasi dan dilarang secara tidak sah dari YouTube.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, banyak kreator yang gusar karena hal itu dapat melahirkan adpocalypse lain yang mana akan sangat merugikan kreator dalam jangka panjang. Oleh karena itu, para kreator YouTube harus memutar otak seperti mengubah atau menghapus judul, mengubah isi konten yang sudah lama diunggah, bahkan menambahkan merek ke dalam konten mereka.
Persentase penggunaan setiap media sosial berdasarkan jenis aktivitas dari pengguna aktif mulai dari usia 16 tahun hingga 64 tahun per Oktober 2022. Foto: Hootsuite
Tidak dapat dipungkiri, meskipun YouTube adalah media sosial dengan pengguna terbanyak ke-2 di dunia, tetapi faktanya YouTube bahkan tidak termasuk ke dalam daftar media sosial yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas banyak orang di tahun 2022 ini seperti pada persentase di atas.
Di sisi lain, YouTube juga sedang menggarap fitur barunya yaitu YouTube Shorts yang dirilis global pada Juli 2021. YouTube Shorts ini adalah fitur berupa video vertikal berdurasi maksimal 60 detik di mana fitur ini sama persis seperti fitur di media sosial lain yaitu TikTok. Sepertinya YouTube sendiri ingin mengambil pasar yang begitu besar dari TikTok dengan merilis fitur yang sangat mirip. Lebih dari itu, YouTube juga berencana untuk memonetisasi kreator yang membuat konten di YouTube Shorts mulai Januari 2023 nanti. Maka dari itu, sekarang YouTube sedang benar-benar mempromosikan YouTube Shorts agar para kreator juga membuat konten disana.
ADVERTISEMENT
Tetapi, alih-alih mempromosikan fitur baru, Youtube justru kembali menimbulkan masalah. Di tengah gencarnya promosi YouTube Shorts, Youtube malah berfokus sepenuhnya kesana, seperti "melupakan" konten video yang biasa dibuat oleh para kreator. YouTube kembali mengubah algoritma demi menaikkan konten-konten pada YouTube Shorts. Terbukti dari banyak kreator yang mengalami penurunan viewers secara drastis di mana hal itu akan sangat berdampak kepada penghasilan para kreator.
Mulai dari notifikasi yang hilang, channel kreator yang ter-unsubscribe, hingga banyaknya channel kreator yang diretas menjadi beberapa masalah yang muncul di YouTube setidaknya dalam beberapa tahun terakhir ini.
Satu-satunya alasan mengapa para kreator YouTube masih bertahan adalah tidak banyak platform media sosial yang memonetisasi konten yang mereka buat dan YouTube masih melakukan itu.
Beranda YouTube (17/03/2018). Foto: Christian Wiediger/unsplash

Identitas yang Hilang

YouTube yang dulunya seperti wadah dari berbagai komunitas, kini berubah menjadi sebuah ladang bisnis. YouTube kehilangan identitas yang harusnya bisa mereka jaga karena banyak kreator yang menaruh kepercayaan untuk mengembangkan karirnya di YouTube.
ADVERTISEMENT
Yang dapat dipastikan peran YouTube kini sudah sangat tergantikan. YouTube bukan lagi platform yang selalu menjadi trendsetter jagat maya sebagaimana YouTube yang dikenal dahulu. Walaupun YouTube sendiri masih sangat aktif hingga saat ini, tetapi YouTube tidak lagi menjadi prioritas bagi para kreator. YouTube terlalu banyak membuat kesalahan yang dampaknya dirasakan langsung oleh para kreator maupun penonton. Maka dari itu, bukan tidak mungkin jika YouTube yang sekarang memiliki masa depan yang kurang menjanjikan bagi para pelaku ekonomi kreatif.