Konten dari Pengguna

Pancasila dalam Gempuran : Melawan Kejahatan Informasi Untuk Keadilan Sosial

M Farhan Fazril Tanjung
Analis perkara peradilan pada Pengadilan Agama Dataran Hunipopu
30 September 2024 12:53 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari M Farhan Fazril Tanjung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pancasila dalam Gempuran, Foto yang diedit dengan Canva
zoom-in-whitePerbesar
Pancasila dalam Gempuran, Foto yang diedit dengan Canva
ADVERTISEMENT
Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, telah menjadi fondasi ideologis yang kokoh sejak kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Dalam konteks perubahan zaman yang begitu cepat, Pancasila tetap relevan dan menjadi pedoman bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan. Ideologi ini tidak hanya mencerminkan nilai-nilai luhur yang dianut oleh masyarakat, tetapi juga berfungsi sebagai alat pemersatu di tengah keberagaman budaya, suku, dan agama.
ADVERTISEMENT
Di tengah dinamika sosial dan politik, Pancasila berperan sebagai pengikat kebangsaan. Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa, dan agama, yang terkadang dapat memicu perpecahan. Pancasila mendorong semangat persatuan dan kesatuan di antara berbagai kelompok tersebut. Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, masyarakat diajak untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan, sehingga tercipta kerukunan dan harmoni dalam kehidupan berbangsa.
Di era digital saat ini, tantangan baru muncul dalam bentuk penyebaran informasi yang cepat dan sering kali tidak akurat. Kejahatan komunikasi massa, seperti berita palsu dan ujaran kebencian, dapat mengancam nilai-nilai kebangsaan. Pancasila sebagai ideologi yang tak lekang oleh waktu memberikan pedoman bagi masyarakat untuk bersikap kritis terhadap informasi yang diterima. Dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila, masyarakat diharapkan dapat lebih bijaksana dalam memilih dan menyebarkan informasi, serta menghindari perpecahan yang dapat ditimbulkan oleh informasi yang menyesatkan.
ADVERTISEMENT
Di era digital saat ini, masyarakat Indonesia dihadapkan pada tantangan baru yang berasal dari gempuran informasi yang sangat cepat. Dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, penyebaran berita dapat terjadi dalam hitungan detik. Namun, di balik kemudahan tersebut, muncul pula kejahatan komunikasi massa yang dapat merusak tatanan sosial dan menodai nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara. Dalam konteks ini, penting untuk mengeksplorasi bagaimana Pancasila dapat menjadi benteng dalam menghadapi tantangan ini dan langkah-langkah perlawanan yang dapat dilakukan untuk mewujudkan keadilan sosial.
Gempuran Informasi dan Kejahatan Komunikasi Massa
Informasi yang melimpah di media sosial dan platform digital sering kali tidak terfilter dengan baik. Hal ini membuka peluang bagi penyebaran berita palsu (hoaks), ujaran kebencian, dan fitnah yang dapat merusak reputasi individu dan kelompok. Kejahatan komunikasi massa ini berpotensi memecah belah masyarakat, menciptakan ketegangan antar kelompok, dan merusak persatuan yang telah dibangun oleh Pancasila.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, informasi yang salah dapat memicu konflik antar etnis atau agama, mengingat Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman. Ketika nilai-nilai Pancasila, yang menekankan pada persatuan dan keadilan sosial, tidak diterapkan, maka masyarakat berisiko terjebak dalam polaritas dan perpecahan.
Pancasila sebagai Solusi
Dalam menghadapi tantangan ini, Pancasila dapat berfungsi sebagai landasan moral dan etis yang kuat. Sila-sila Pancasila, terutama Kemanusiaan yang Adil dan Beradab serta Persatuan Indonesia, mengingatkan masyarakat akan pentingnya menghormati perbedaan dan menciptakan solidaritas. Pancasila mendorong setiap individu untuk berperan aktif dalam membangun komunikasi yang sehat dan saling menghargai.
Langkah Perlawanan untuk Mewujudkan Keadilan Sosial
1. Edukasi dan Literasi Informasi: Salah satu langkah awal yang penting adalah meningkatkan literasi media di kalangan masyarakat. Melalui pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai Pancasila, individu diajarkan untuk lebih kritis dalam menganalisis informasi. Pelatihan dan seminar tentang cara mengenali berita palsu serta pemahaman tentang etika komunikasi dapat menjadi bagian dari kurikulum di sekolah-sekolah.
ADVERTISEMENT
2. Promosi Konten Positif: Masyarakat dapat terlibat dalam menciptakan dan menyebarkan konten yang positif dan edukatif. Dengan menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi yang konstruktif, individu dapat berkontribusi pada terciptanya lingkungan yang lebih sehat.
3. Dialog dan Diskusi: Mendorong dialog antar kelompok yang berbeda untuk saling memahami perspektif satu sama lain adalah langkah penting dalam membangun solidaritas. Forum diskusi yang mengusung tema Pancasila dapat menjadi ajang untuk memperkuat nilai-nilai persatuan di tengah perbedaan.
4. Penegakan Hukum: Pemerintah perlu mengambil langkah tegas dalam menindak kejahatan komunikasi massa, termasuk penyebaran hoaks dan ujaran kebencian. Penegakan hukum yang konsisten dapat menjadi deterrent bagi pelaku kejahatan komunikasi, serta melindungi masyarakat dari dampak negatifnya.
Pancasila sebagai ideologi bangsa harus dijadikan sebagai landasan dalam menghadapi gempuran informasi dan kejahatan komunikasi massa. Dengan mengedepankan nilai-nilai Pancasila, masyarakat dapat bersatu dalam menghadapi tantangan ini dan mewujudkan keadilan sosial. Melalui edukasi, promosi konten positif, dialog, dan penegakan hukum, setiap individu memiliki peran dalam menciptakan lingkungan yang kondusif dan menghargai perbedaan. Dalam konteks ini, Pancasila tidak hanya menjadi teori, tetapi juga praktik yang nyata dalam kehidupan sehari-hari, mengarah pada masyarakat yang lebih adil dan beradab.
ADVERTISEMENT
M Farhan Fazril Tanjung (Peserta Latsar Angkatan II Kelompok 1 2024)