Konten dari Pengguna

Rahasia Nenek

Muhammad Fhadli Al fazwa
Seorang mahasiswa Universitas Pamulang prodi Sastra Indonesia
26 Juni 2024 6:43 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Fhadli Al fazwa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gambar horror. Foto: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gambar horror. Foto: Pixabay.com
ADVERTISEMENT
“Hahaha bener kan apa kata gua.. ngeyel sih lu!” ucap salah satu temannya.
ADVERTISEMENT
Andre berdecak kesal begitu mendapat ledekan dari temannya, bagaimana bisa dia memakai baju yang salah pada hari tertentu? Padahal dua hari sebelum hari-H sudah di umumkan untuk memakai pakaian kemeja biru navy dan celana jeans hitam, dan Andre sangat tau itu. Tapi kenapa tiba-tiba ia mendadak lupa dan malah mengingat hal lain? Entahlah, lagian hanya satu hari Andre mendapatkan hal memalukan ini. Hitung-hitung menjadi kenangan untuk teman-temannya .
“Bacot lu, diem! Mulut lu bau terasi.” Balas Andre kepada temannya.
Luki selaku teman Andre pun spontan menutup mulut dan mengecek bau nafas mulutnya, apa iya ya bau terasi? Ga lucu dong di hari ulang tahun temannya mulut dia malah bau terasi. Sekarang giliran Andre yang tertawa melihat perilaku bodoh Luki, ternyata temannya yang satu ini tidak jauh beda dengannya. Sama-sama bodoh, Andre mengakui itu.
ADVERTISEMENT
Andre kini sedang menghadiri acara ulang tahun temannya, kita panggil saja dia dengan sebutan Hanif. Seorang pria tampan dengan kumis tipis dan bibir sedikit tebal yang menambah kesan seksi sekaligus manis di wajahnya, kulit putih dan rambut sedikit massy. Hanif sebenarnya adalah pria idaman para wanita di kampusnya, bahkan Andre sendiri sempat iri kepada Hanif ketika temannya itu mendapati banyak pujian dari cewe-cewe cantik di kampus.
Lihat saja sekarang, ketika Hanif mengadakan acara hari ulang tahunnya yang ke-20. Rata-rata orang yang menghadiri acara ini adalah 97% wanita, bahkan sampai teman Andre yang beda kampus dengannya juga hadir di acara ini. Gokil memang Hanif, meskipun begitu Andre sendiri mempunyai kelebihannya tersendiri yang bisa membuat cewe suka kepadanya. Gini-gini Andre tidak kalah tampan di banding Hanif, kulit Andre sawo matang, tinggi 177cm, badan lumayan berotot, dan yang pastinya dia itu setia.
ADVERTISEMENT
Setia menjomblo selamanya sampai Tuhan mempertemukan ia dengan jodoh aslinya nanti, hahaha. Andre tidak ambil pusing dengan itu dan tetap melanjutkan aktivitasnya menikmati pesta kecil-kecilan yang di adakan Hanif saat ini. Dengan segelas kecil yang berisikan alcohol Andre pun tak segan-segan meminumnya hingga habis tak tersisa. Lampu remang-remang di iringi dengan suara berisik DJ dan suasana malam semakin membuat Andre mabuk dibuatnya.
Tanpa ampun malam itu juga Andre meminum hampir 10 gelas alcohol yang memang lumayan kuat kandungan alcoholnya. Tak bisa dipungkiri, selang beberapa menit setelah Andre menenggak habis gelas yang ke-10 ia langsung ambruk di tengah keramaian. Tidak ada satu pun orang yang peduli dengannya, semuanya sibuk menari dan bernyanyi bersama. Andre sebisa mungkin bangkit dari tidurnya, berusaha mengambil alih dunia alam sadarnya dengan sekuat tenaga.
ADVERTISEMENT
Luki yang melihat Andre sempoyongan tidak jelas di tengah keramaian pun mulai datang menghampirinya, berharap temannya itu tidak berubah menjadi menu ayam geprek karena terhimpit orang-orang. Kini Andre sudah berada di hadapan Luki, tanpa rasa bersalah sedikit pun Andre menatap Luki dengan senyuman mesumnya yang di iringi dengan sendawa. Luki reflek menjauhkan wajahnya dari hadapan Andre, karena sumpah demi apapun mulut Andre bau sekali dengan alcohol.
“Woy tolol! Sadar lu! Ganggu gua party aja ah, kalo gini kan gua harus anter lu balik. Nyusahin!” gerutu Luki kepada Andre dengan nada sedikit tinggi.
Luki mau tak mau menarik pria mabuk tersebut menjauh dari keramaian, tak sempat juga ia berpamitan kepada Hanif karena memang ingin cepat-cepat mengantarkan Andre ke kost nya. Luki memasangkan helm ke kepala Andre dan juga mengikatkan tubuhnya dengan tubuh Andre supaya tidak jatuh di jalan. Benar-benar teman yang menyusahkan, awas saja kalau Andre sampai berani muntah di pundak Luki, mungkin ini akan menjadi pertemuan terakhir mereka.
ADVERTISEMENT
Luki merogoh saku jaket Andre ketika ia sudah sampai, mencari kunci kost tersebut hampir selama 5 menit. Namun nihil, tidak ketemu. Luki mulai menampar-namparkan pipi Andre dengan sedikit panik. Pasalnya suasana di kost Andre tidak bersahabat jika sudah memasuki waktu malam. Luki juga sering mendapati gangguan-gangguan kecil dari penunggu kost-an temannya itu, tapi anehnya kenapa Andre selama ini tidak pernah cerita kalau dia di ‘ganggu’ atau lain sebagainya. Andre bahkan terlihat baik-baik saja selama tinggal di kost-an itu.
“Ck! Ini kunci di mana lagi ah! Woii ndre.. Kunci lu taro mana si? Kok di jaket sama celana lu kagak ada.” Tanya Luki.
Dirinya masih berusaha mencari benda logam tersebut di setiap saku pakaian Andre. Sang empunya hanya tertawa kecil seraya melambaikan kedua tangannya meniru gerakan pohon yang tertiup angin. Disisi lain Luki semakin di buat merinding oleh suasana dingin di sekitar kost Andre, tidak tau kenapa malam ini rasanya sedikit berbeda. Dinginnya terlalu menusuk hingga ke tulang, bintang yang menghiasi langit kini sudah pergi entah kemana. Hanya tersisa langit gelap dan bulan purnama sempurna.
ADVERTISEMENT
Luki sekilas melihat jam di tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 00.37 yang artinya sudah lewat dari tengah malam. Suara jangkrik dan cicak terdengar jelas, Luki semakin ketakutan dibuatnya. Tanpa fikir panjang Luki memberhentikan aktifitasnya dan berpindah mencari kuncinya di depan kost. Luki mencari kuncinya di sekitar rak sepatu, dan bener saja dugaannya. Luki langsung mengambil kunci kost itu saat sudah menemukannya, rasa lega sekaligus senang tak bisa ia hindari.
Luki membalikkan tubuhnya untuk menompang Andre, namun saat ia melihat ke arah Andre, Luki melihat temannya itu sedang berdiri kaku tepat di belakang tubuhnya. Jarak mereka kini hanya beberapa centi, dan Luki bisa melihat dengan sangat jelas wajah Andre yang berubah menjadi kebiruan, bibir kering pucat, mata putih melotot dan senyuman lebarnya yang bahkan hampir merobek wajahnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Tubuhnya bergetar hebat namun ia tak bisa bergerak, tatapan Andre membuat dirinya seakan harus menatap balik ke arahnya. Luki ingin berteriak sekencang-kencangnya tapi tak bisa ia lakukan, menggerakkan jari nya saja tidak bisa. Luki hanya bisa mematung dengan mata yang dipaksa melotot oleh Andre, seakan-akan mempunyai kekuatan untuk mengontrol seseorang. Senyuman Andre semakin lebar, air liurnya jatuh hingga ke lantai, lidahnya ia ulurkan untuk mengelus rahang Luki.
“kamu akan menjadi milikku sekarang.. hihihihi!” ucap Andre lirih.
Luki mendengar Andre berbicara namun Luki tau itu bukan temannya, suara itu seperti suara nenek tua. Luki semakin merinding saat lidah itu menyentuh rahangnya, bagaimana bisa dengan jarak wajah yang lumayan jauh tapi dia bisa merasakan lidah temannya itu mengelus rahang miliknya hingga ke pipi. Di tambah dengan kelabang dan belatung yang mulai keluar dari mulut Andre ketika Andre mencoba tersenyum semakin lebar. Luki hanya bisa menangis di dalam hati sembari membacakan ayat-ayat pendek yang ia hafal, memohon kepada Tuhan agar Andre cepat sadar kembali.
ADVERTISEMENT
Mata Luki semakin terbuka lebar ketika lidah Andre mulai menjilati seluruh wajahnya secara acak. Luki merasakan tekstur lidah Andre sangat kasar dan tajam, membuat wajahnya sedikit terluka akibat lecet. Luki tak bisa apa-apa saat ini, ia benar-benar pasrah kepada Tuhan. Mungkin memang sudah takdirnya berakhir seperti ini, mengenaskan.
“Ganteng.. Ayo ikut nenek pulang ke rumah.. Disini banyak SETANNYA!” ucap Andre dengan penekanan di akhir kalimat.
Luki yang mendengar perkataan itu hanya bisa diam mematung, tak tau harus berbuat apa dan bagaimana. Air matanya sudah tidak bisa ia tahan lagi, pipi kanan kirinya sudah basah dengan air mata tercampur dengan ludah. Andre bergerak lebih dekat ke arah Luki, kini hidung mereka saling bersentuhan. Luki tidak merasakan adanya nafas dari hidung Andre, dirinya sekali lagi di buat kaget dengan pergerakan temannya itu.
ADVERTISEMENT
Andre kembali menjulurkan lidahnya dan memasukkannya kedalam mulut Luki, kelabang dan belatung mulai berjalan diatas lidah Andre menuju mulut Luki. Seperti ada yang menggerakkan tubuhnya, Luki hanya bisa menganga dan diam. Dalam hatinya ia berteriak sangat kencang saat merasakan hewan-hewan itu mulai masuk satu per satu kedalam mulutnya. Dirinya benar-benar sudah di kendalikan seutuhnya oleh Andre, bahkan Luki ragu harus memanggil temannya itu Andre lagi atau bukan.
Disaat hewan itu masih berusaha masuk kedalam mulut Luki walaupun sudah penuh, saat itu juga lah Andre melebarkan mulutnya. Sudut mata Luki tak sengaja melihat Andre yang berusaha membuka mulutnya hingga robek sampai ke telinga, detik itu menjadi detik-detik terakhir bagi Luki. Tanpa aba-aba ketika Andre berhasil membuka mulutnya ia langsung memakan kepala Luki dan menggigitnya kencang hingga putus.
ADVERTISEMENT
Kini tubuh Luki bisa di gerakkan kembali, namun bergerak jatuh tersungkur ke tanah tanpa kepala dan darah yang berkucuran. Andre yang kini tengah berusaha mengunyah kepala Luki tiba-tiba saja diam mematung, dirinya mendongak keatas di iringi dengan suara lengkingan dan teriakan kencang, setan yang memasuki diri Andre telah keluar dari tubuhnya. Mata Andre merubah kembali menjadi seperti biasa, namun naas Andre pun sudah tak bernyawa di karenakan darah yang terus mengalir akibat robeknya mulut dia.
“Nah.. Sekarang kost-an itu udah ga ada yang huni lagi nak, gatau nenek juga kemana perginya Ibu kost itu. Percaya ga percaya kejadian yang nenek ceritain ke kamu itu kisah nyata, karena nenek melihatnya sendiri dan bisa merasakan bagaimana rasa sakit yang mereka alami.” Ucap seorang nenek kepada cucu nya.
ADVERTISEMENT
“Kok nenek berani liatnya sendirian? Terus maksudnya apa nek, kalo nenek bisa ngerasain rasa sakit nya mereka?” tanya cucu nya penasaran.
“Biarkan itu menjadi rahasia.” Balas nenek dengan sedikit tersenyum.
“Iya nek, siap! Kalo gitu Hanif mau main bola dulu ya nek.”
Hanif pamit ke neneknya setelah mendengarkan kisah horror yang di ceritakan nenek, entahlah Hanif pun setengah percaya setengah tidak dengan cerita nenek barusan. Bagi Hanif nenek adalah orang yang jujur, baik kepadanya dan juga penyanyang, walaupun nenek suka menghilang ketika tengah malam.
[ T A M A T ]
ADVERTISEMENT