Mendebat Kesehatan dan Keamanan:Tinjauan Risiko Penggunaan Taser Gun pada Korban

M GILANG FAKHRI PRADANA
Mahasiswa S1 pada Program Studi Teknik Elektro di Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia
Konten dari Pengguna
11 Mei 2024 19:42 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari M GILANG FAKHRI PRADANA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Implikasi Kesehatan dan Etika Penggunaan Taser Gun dalam Penegakan Hukum
ADVERTISEMENT
Taser gun, yang sering kita lihat dalam film-film aksi, sebenarnya bukanlah alat bius seperti yang sering dipersepsikan. Ini adalah alat pertahanan diri yang menggunakan listrik untuk menghentikan sementara gerakan seseorang. Saat diperkenalkan pada awal 2000-an, Taser gun dianggap sebagai terobosan dalam penegakan hukum. Alat ini dapat menembakkan dua anak panah kecil yang dapat menembus pakaian dan memberikan sengatan listrik kepada target, membuat mereka lumpuh sementara dengan mengganggu sistem saraf mereka (Security Forward 2022). Namun, ada kekhawatiran tentang peningkatan penggunaan Taser oleh aparat keamanan dan dampak kesehatan yang mungkin timbul, seperti penyalahgunaan dan tragedi yang dapat terjadi.
Penting bagi kita untuk memahami bahwa penggunaan teknologi keamanan seperti Taser gun tidak hanya tentang efektivitas dalam menangani kejahatan, tetapi juga tentang implikasi kesehatan yang mungkin terjadi pada individu yang menjadi targetnya. Kesehatan mental dan kondisi fisik seseorang dapat menjadi faktor penting dalam mengevaluasi risiko penggunaan Taser. Oleh karena itu, penting untuk meninjau secara seksama bagaimana teknologi seperti Taser gun dikembangkan, terutama dalam konteks jurusan Teknik Elektro.
ADVERTISEMENT
Mekanisme Kerja Taser Gun
Taser gun, sebuah alat yang sering disembunyikan dengan cermat, memiliki kekuatan untuk mengubah situasi dengan cepat. Ketika pelatuk ditarik, Taser melepaskan gelombang tegangan tinggi, mulai dari 1.200 hingga 50.000 volt, yang meluncur menuju tubuh target selama beberapa detik. Alat ini bekerja dalam prinsip yang mirip dengan senjata kejut listrik lainnya (Security Forward 2022), namun memiliki keunggulan karena elektroda muatannya tidak terpasang secara permanen pada alat itu sendiri. Sebaliknya, elektroda terletak pada ujung kabel konduktif yang luas, terhubung ke sirkuit listrik Taser. Saat elektroda diluncurkan melalui udara, kabelnya tertinggal di belakangnya karena tekanan dari gas nitrogen yang melepasnya. Elektroda ini dirancang dengan probe kecil agar mudah menempel pada pakaian target. Ketika elektroda menempel, arus listrik mengalir melalui kabel, menyengat target dengan muatan listrik bertegangan tinggi yang dihasilkan oleh generator Taser. Tidak hanya itu, Taser dilengkapi dengan sistem identifikasi penembak yang memberikan informasi penting kepada petugas penegak hukum, membantu mereka dalam melacak penggunaan senjata ini dengan tepat, termasuk di mana dan kapan senjata itu digunakan (The New York Times 2021).
ADVERTISEMENT
Sumber gambar: Mekanisme kerja Taser Gun
Paparan listrik dari Taser gun dapat memiliki dampak fisik dan fisiologis yang serius pada tubuh manusia. Data dari Amnesty International menunjukkan bahwa setidaknya 500 orang di Amerika Serikat telah meninggal sejak tahun 2001 setelah disetrum dengan Taser, dan wilayah dengan jumlah kematian terbanyak adalah California, Florida, dan Texas. Meskipun kematian langsung akibat sengatan Taser jarang terjadi, paparan tersebut dapat memiliki konsekuensi yang mengkhawatirkan, termasuk kemungkinan serangan jantung mendadak (Police Conduct 2021). Di Indonesia, PT Sistemindo Teknotama Mandiri (STM) memperkenalkan senjata alat kejut merk Taser pada acara peluncuran yang dihadiri oleh jajaran aparat kepolisian Mabes Polri dan pengunjung Pameran Indo Defence 2014. Praktik penggunaan Taser dilakukan oleh General Manager PT STM, Christopher Rianto, dan Denny Perez, pemegang lisensi Taser Internasional dari Amerika Serikat (Liputan6 2014). Namun, pada suatu peristiwa tragis sembilan tahun kemudian, tepatnya pada 8 Juni 2023 oleh seorang tersangka yang menggunakan Taser gun terhadap sepupunya. Tersangka, RG (33) warga Kabupaten Bekasi, diamankan polisi setelah menembakkan Taser gun ke korban, yang mengakibatkan luka di bagian dada.Tersangka dijerat dengan Pasal 351 KUHP yang mengancam dengan hukuman penjara maksimal dua tahun delapan bulan (Detik 2023).
Alat Taser Gun yang digunakan pria Bekasi saat menembak sepupu di Indramayu. Sumber gambar: detikjabar
Evaluasi Kritis Terhadap Penggunaan Taser Gun
ADVERTISEMENT
Banyak yang bertanya-tanya, apakah penggunaan Taser benar-benar membantu meredakan situasi konfrontasi? Secara teori, perangkat ini memang bisa menghentikan konfrontasi secara tiba-tiba dan melumpuhkan orang yang tidak kooperatif (BBC News 2021). Dalam praktiknya, penggunaan Taser dapat meningkatkan risiko situasi semakin memanas, terutama jika individu yang ditargetkan sedang dalam kondisi emosional tinggi, pengaruh alkohol, obat-obatan, atau memiliki masalah kesehatan mental. Hal ini diungkapkan oleh Joel Feinman, seorang ahli hukum di Pima County, Arizona, yang menyoroti bahwa dalam beberapa kasus, penggunaan Taser justru membuat individu yang disasar menjadi lebih agresif dengan peningkatan adrenalin dalam tubuh mereka (ABC News 2018). Pentingnya mencapai keseimbangan antara keamanan publik dan kesehatan masyarakat dalam penggunaan teknologi Taser tidak bisa dilebih-lebihkan. Meskipun bisa efektif dalam menangani situasi konfrontasi, penggunaannya harus mempertimbangkan dampaknya terhadap kesehatan dan keamanan secara keseluruhan, dengan mengutamakan pencegahan ketidakamanan melalui penanganan akar masalah sosial dan kesenjangan akses terhadap layanan masyarakat (NCBI 2022).
ADVERTISEMENT
Taser digunakan pada seorang pengunjuk rasa di Universitas California, Los Angeles, pada tahun 2009. Hak atas foto: Mark Ralston/Agence France-Presse.[2]
Dalam penggunaan teknologi keamanan seperti Taser gun, penekanan pada evaluasi risiko kesehatan sangatlah penting. Meskipun Taser dapat menjadi alat yang efektif dalam menangani situasi konfrontasi, kita harus selalu mempertimbangkan dampak kesehatan yang mungkin terjadi pada individu yang menjadi targetnya. Ini berarti tidak hanya memikirkan efektivitas dalam menangani kejahatan, tetapi juga memastikan bahwa penggunaannya tidak membahayakan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, pengembangan dan penggunaan Taser gun haruslah memperhitungkan dengan seksama implikasi kesehatan yang mungkin timbul, termasuk risiko potensial seperti serangan jantung mendadak atau efek fisik lainnya (CNN 2021). Panggilan untuk penelitian lebih lanjut dan pengembangan teknologi keamanan yang mempertimbangkan secara menyeluruh dampak kesehatan pada korban menjadi sangat relevan. Dengan demikian, langkah-langkah lanjutan yang diambil haruslah mencakup upaya untuk meningkatkan pemahaman tentang risiko kesehatan yang terkait dengan penggunaan Taser, serta pengembangan teknologi keamanan yang lebih aman dan bertanggung jawab bagi masyarakat secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Referensi:
[1] Security Forward 2022, How Do Tasers Work? Here’s How To Use It For Self-Defense, Security Forward, viewed 30 April 2024, (How Do Tasers Work? How to Use It for Self-Defense)
[2] The New York Times 2021, Tasers: Are These Police Tools Effective and Are They Dangerous?, The New York Times, viewed 30 April 2024, (Tasers: Are These Police Tools Effective and Are They Dangerous? - The New York Times)
[3] Police Conduct 2021, IOPC Taser review 2021, Police Conduct, viewed 30 April 2024, (Review of IOPC cases involving the use of Taser 2015-2020)
[4] ABC News 2018, How getting struck by a TASER affects the human body, ABC News, viewed 30 April 2024, (How getting struck by a TASER affects the human body - ABC News)
ADVERTISEMENT
[5] NCBI 2022, Public Health and Public Safety: Converging Upstream, NCBI, viewed 30 April 2024, (Public Health and Public Safety: Converging Upstream - PMC)
[6] BBC News 2021, Police need clearer guidance on Tasers - watchdog, BBC News, viewed 30 April 2024, (Police need clearer guidance on Tasers - watchdog)
[7] CNN 2021, Taser training guns lapd kim potter, CNN, viewed 30 April 2024, (edition.cnn.com)
[8] Liputan6 2014, Senjata kejut taser diperkenalkan bagi penegak hukum, Liputan6, viewed 3 Mei 2024, (liputan6.com)
[9] Detik 2023, Aksi koboi pria berdaster tembak dada sepupu pakai taser gun, Detik, viewed 3 Mei 2024, (Aksi Koboi Pria Berdaster Tembak Dada Sepupu Pakai Taser Gun)
ADVERTISEMENT