Konten dari Pengguna

Birokrasi, Pelayanan, dan Kesadaran Kelas: Masyarakat adalah Raja?

Jonson Handrian Ginting
Dosen Departemen Antropologi Universitas Andalas dan Peneliti di Bidang Sosial dan Budaya
20 Agustus 2024 14:51 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jonson Handrian Ginting tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pelayanan birokrasi yang buruk (Sumber: Franz26/Pixels.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pelayanan birokrasi yang buruk (Sumber: Franz26/Pixels.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Birokrasi dan pelayanan publik adalah dua pilar utama yang menopang struktur masyarakat modern. Di atas kertas, sistem ini dirancang untuk melayani kebutuhan masyarakat secara adil dan efisien. Namun, dalam kenyataannya, pertanyaan penting yang muncul adalah: Apakah masyarakat benar-benar "raja" dalam sistem birokrasi ini, atau apakah mereka hanya menjadi objek dalam permainan kekuasaan kelas yang lebih besar? Karl Marx, dengan teori-teorinya tentang kelas dan kesadaran kelas, menawarkan pandangan yang mendalam tentang bagaimana birokrasi berfungsi sebagai alat dominasi oleh kelas penguasa. Esai ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara birokrasi, pelayanan publik, dan kesadaran kelas dengan menggunakan pendekatan Marxian, untuk mengeksplorasi apakah klaim bahwa "masyarakat adalah raja" adalah kenyataan atau sekadar ilusi yang diciptakan oleh ideologi kapitalis.
ADVERTISEMENT
Birokrasi dapat didefinisikan sebagai sistem administrasi yang kompleks yang dijalankan oleh sekelompok individu yang bertugas untuk mengatur dan mengelola berbagai aspek kehidupan sosial, politik, dan ekonomi masyarakat. Dalam sistem kapitalis, birokrasi berfungsi sebagai instrumen penting untuk menjaga stabilitas dan kelangsungan status quo. Karl Marx melihat birokrasi sebagai alat yang digunakan oleh kelas penguasa untuk mengontrol dan menundukkan kelas pekerja. Menurut Marx, birokrasi bukanlah entitas netral; ia adalah perpanjangan dari struktur kekuasaan yang ada.
Dalam pandangan Marx, birokrasi adalah cerminan dari alienasi yang dialami oleh kelas pekerja. Alienasi ini tidak hanya terjadi dalam proses produksi, tetapi juga dalam interaksi sehari-hari dengan aparatur negara. Birokrasi, dengan aturan dan prosedurnya yang kaku, menciptakan jarak antara individu dan kekuasaan yang mengatur hidup mereka. Marx berpendapat bahwa birokrasi memperkuat struktur kelas dengan mengatur dan mengontrol akses terhadap sumber daya dan kekuasaan. Dalam konteks ini, birokrasi bukanlah instrumen untuk melayani masyarakat, tetapi untuk melayani kepentingan kelas penguasa yang ingin mempertahankan dominasinya.
ADVERTISEMENT
Pelayanan publik, dalam teori, seharusnya menjadi alat untuk mendistribusikan kekayaan dan sumber daya secara adil di antara semua anggota masyarakat. Namun, dalam praktiknya, pelayanan publik sering kali digunakan sebagai alat dominasi oleh kelas penguasa. Marx mengidentifikasi bahwa pelayanan publik dalam kapitalisme sering kali dirancang sedemikian rupa sehingga lebih menguntungkan kelas penguasa daripada masyarakat umum. Sebagai contoh, akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan layanan sosial lainnya sering kali bergantung pada status ekonomi seseorang, yang pada akhirnya mencerminkan stratifikasi kelas yang ada.
Ilusi kesetaraan yang ditawarkan oleh pelayanan publik adalah salah satu cara di mana ideologi kapitalis memperkuat status quo. Dengan memberikan pelayanan publik, negara tampaknya memberikan layanan yang adil dan setara kepada semua warga negara. Namun, pada kenyataannya, kualitas dan akses terhadap layanan ini sangat bervariasi tergantung pada status kelas seseorang. Ini menciptakan ilusi bahwa masyarakat diperlakukan secara adil dan setara, sementara ketidakadilan dan kesenjangan kelas tetap ada dan bahkan diperkuat.
ADVERTISEMENT
Kesadaran kelas memainkan peran penting dalam mengungkapkan realitas ini. Menurut Marx, kelas pekerja harus menyadari posisi mereka yang tertindas dalam struktur kapitalis agar dapat memulai perlawanan terhadap dominasi birokrasi dan kelas penguasa. Kesadaran kelas ini adalah kunci untuk memahami bagaimana birokrasi dan pelayanan publik sebenarnya bekerja bukan untuk kepentingan masyarakat umum, tetapi untuk melanggengkan kekuasaan kelas penguasa. Dengan meningkatnya kesadaran kelas, masyarakat dapat mulai menantang ilusi kesetaraan yang diciptakan oleh negara dan memperjuangkan perubahan sosial yang lebih adil.
Klaim bahwa "masyarakat adalah raja" dalam sistem birokrasi dan pelayanan publik adalah sebuah ideologi yang perlu dianalisis secara kritis. Jika masyarakat benar-benar "raja," mereka akan memiliki kendali penuh atas birokrasi dan pelayanan publik. Namun, dalam kenyataannya, masyarakat sering kali merasa terasing dari proses pengambilan keputusan dan merasa bahwa birokrasi lebih melayani kepentingan negara dan kelas penguasa daripada kepentingan mereka sendiri. Marx akan berargumen bahwa klaim ini adalah bagian dari ideologi kapitalis yang dirancang untuk menciptakan ilusi demokrasi dan partisipasi, sementara kekuasaan yang sebenarnya tetap berada di tangan segelintir elit.
ADVERTISEMENT
Peran ideologi dalam mempertahankan status quo tidak bisa diremehkan. Ideologi yang mendukung klaim bahwa masyarakat adalah raja membantu mempertahankan struktur kelas yang ada dengan membuat masyarakat percaya bahwa mereka memiliki kontrol atas birokrasi dan pelayanan publik. Ini adalah bentuk alienasi ideologis yang membuat kelas pekerja tidak menyadari posisi mereka yang tertindas dalam sistem kapitalis. Marx mengidentifikasi bahwa salah satu tugas utama kelas pekerja adalah membongkar ideologi ini dan menyadari bahwa birokrasi dan pelayanan publik tidak benar-benar melayani kepentingan mereka.
Alternatif terhadap birokrasi kapitalis, menurut Marx, adalah masyarakat tanpa kelas dan tanpa negara, di mana kekuasaan terdesentralisasi dan berada di tangan rakyat. Dalam masyarakat seperti ini, birokrasi tidak lagi menjadi alat dominasi, tetapi menjadi instrumen untuk mengatur kehidupan sosial secara demokratis dan adil. Namun, Marx juga mengakui bahwa mencapai masyarakat seperti ini memerlukan perjuangan kelas yang intens dan radikal, karena kelas penguasa tidak akan menyerahkan kekuasaan mereka tanpa perlawanan.
ADVERTISEMENT
Esai ini telah mengkaji hubungan antara birokrasi, pelayanan publik, dan kesadaran kelas dari perspektif Marxian. Birokrasi dalam sistem kapitalis berfungsi sebagai alat dominasi oleh kelas penguasa, sementara pelayanan publik sering kali memberikan ilusi kesetaraan yang menutupi realitas ketidakadilan kelas. Kesadaran kelas adalah kunci untuk mengungkapkan dan melawan dominasi ini, dengan tujuan akhir membangun masyarakat tanpa kelas di mana birokrasi dan pelayanan publik benar-benar melayani kepentingan masyarakat umum.
Dalam kesimpulannya, klaim bahwa "masyarakat adalah raja" dalam konteks birokrasi dan pelayanan publik kapitalis adalah sebuah ilusi yang diciptakan oleh ideologi kapitalis untuk mempertahankan status quo. Selama kapitalisme masih ada, masyarakat hanya akan menjadi "raja" dalam retorika, bukan dalam kenyataan. Perubahan sejati hanya dapat terjadi melalui perjuangan kelas yang menantang struktur kekuasaan yang ada dan membangun alternatif yang lebih adil dan egaliter.
ADVERTISEMENT