Konten dari Pengguna

Penyakit ISPA di Kota Tanjung Balai: Perlu Perhatian Khusus

Jonson Handrian Ginting
Dosen Departemen Antropologi Universitas Andalas dan Peneliti di Bidang Sosial dan Budaya
15 Agustus 2024 10:46 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jonson Handrian Ginting tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Polusi Udara (Sumber: Marek Piwnicki/ Pixels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Polusi Udara (Sumber: Marek Piwnicki/ Pixels.com
ADVERTISEMENT
Penyakit ISPA di Kota Tanjung Balai: Perlu Perhatian Khusus adalah tulisan refleksi. Saat ini, saya sedang melakukan penelitian di Kota Tanjung Balai. Dalam proses penelitian ini, saya menemukan data yang cukup mengejutkan mengenai beberapa penyakit yang mendominasi di kota ini, salah satunya adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Yang lebih mengherankan, di tengah penelitian, saya sendiri mulai mengalami batuk dan pilek yang cukup mengganggu. Sebelumnya, kondisi kesehatan saya baik-baik saja, tetapi setelah beberapa hari berada di kota ini, kesehatan saya mulai terganggu. Setelah ditelusuri, saya menduga penyebabnya adalah debu dan polusi udara yang cukup tinggi di sekitar tempat saya tinggal dan melakukan penelitian.
ADVERTISEMENT
Kota Tanjung Balai terletak di Sumatera Utara, dan dikenal sebagai salah satu kota pelabuhan yang sibuk dengan aktivitas perdagangan. Perekonomian di kota ini sangat bergantung pada sektor perikanan dan perdagangan antar pulau. Dengan banyaknya kapal yang datang dan pergi, serta aktivitas pasar yang terus berdenyut, Tanjung Balai memiliki potensi ekonomi yang besar. Namun, di balik geliat ekonomi yang kuat, kota ini juga menghadapi tantangan besar dalam hal kesehatan masyarakat, terutama terkait dengan penyakit yang berhubungan dengan saluran pernapasan.
Secara geografis, Tanjung Balai berada di dataran rendah yang membuat kota ini rentan terhadap genangan air, terutama selama musim hujan. Kondisi alam seperti ini seringkali menciptakan lingkungan yang lembab, yang tidak hanya menjadi masalah bagi infrastruktur, tetapi juga kesehatan penduduknya. Selain itu, debu dan pasir yang tersebar di jalanan kota menjadi pemandangan sehari-hari, terutama saat cuaca panas dan kering. Pasir dan debu ini bukan hanya menjadi ancaman bagi pengendara yang mendominasi jalanan Tanjung Balai, tetapi juga menjadi ancaman bagi kesehatan pernapasan warga kota, terutama bagi mereka yang sering terpapar polusi ini.
ADVERTISEMENT
Kota Tanjung Balai memiliki kondisi unik dengan kontur tanah yang datar dan berada di dataran rendah. Hal ini membuat air mudah menggenang di banyak tempat, terutama di wilayah-wilayah yang tidak memiliki drainase yang memadai. Genangan air ini seringkali menjadi sumber masalah kesehatan, seperti berkembangnya nyamuk pembawa penyakit dan meningkatnya risiko infeksi pernapasan akibat udara yang lembab. Di sisi lain, jalanan kota yang dipenuhi debu dan pasir menambah kompleksitas masalah kesehatan di Tanjung Balai. Ketika debu dan pasir ini beterbangan di udara, terutama pada saat musim kemarau, polusi udara menjadi semakin parah. Kondisi ini sangat berbahaya bagi para pengendara motor yang mendominasi jalanan kota, karena mereka adalah kelompok yang paling rentan terpapar polusi udara setiap hari.
ADVERTISEMENT
Selain masalah lingkungan yang memperburuk kualitas udara di Tanjung Balai, dominasi kendaraan bermotor, khususnya sepeda motor, juga menjadi faktor utama yang meningkatkan risiko ISPA di kota ini. Penggunaan kendaraan bermotor yang masif, tanpa adanya upaya pengendalian emisi yang memadai, memperparah kualitas udara di kota ini. Asap kendaraan yang bercampur dengan debu dan pasir menciptakan campuran polusi yang sangat berbahaya bagi kesehatan, terutama bagi anak-anak dan orang lanjut usia. Anak-anak, dengan sistem kekebalan tubuh yang masih berkembang, sangat rentan terhadap paparan polusi ini. Mereka mudah sekali terserang batuk, pilek, dan bahkan bronkitis yang bisa berujung pada ISPA.
Dalam menghadapi kondisi ini, peran pemerintah kota Tanjungbalai sangat krusial. Salah satu langkah yang perlu segera diambil adalah memperbaiki sistem drainase untuk mengurangi genangan air yang bisa memperburuk kualitas udara dan lingkungan hidup. Dengan drainase yang baik, kelembaban udara dapat dikendalikan sehingga risiko infeksi pernapasan bisa diminimalisir. Selain itu, upaya penghijauan di sepanjang jalan dan kawasan perkotaan harus menjadi prioritas. Pohon-pohon dan tanaman hijau tidak hanya mampu menyerap polusi, tetapi juga menghasilkan oksigen yang segar bagi penduduk kota. Upaya ini perlu didukung dengan regulasi yang ketat terhadap emisi kendaraan bermotor serta pengembangan transportasi umum yang lebih ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Selain intervensi langsung dari pemerintah, masyarakat juga harus dilibatkan dalam menjaga kesehatan lingkungan mereka. Sosialisasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, serta meningkatkan kesadaran akan bahaya polusi udara perlu digalakkan. Edukasi kesehatan, khususnya tentang ISPA, juga harus lebih sering dilakukan, terutama di sekolah-sekolah dan tempat-tempat umum. Masyarakat harus didorong untuk lebih aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar mereka, termasuk mengurangi produksi sampah yang bisa memperparah polusi udara.
Sebagai penutup, penting bagi kita semua untuk menyadari bahwa kesehatan adalah investasi jangka panjang yang tidak ternilai harganya. Masyarakat Tanjung Balai, khususnya, perlu lebih peduli terhadap lingkungan tempat tinggal mereka dan mulai mengambil langkah-langkah preventif untuk menjaga kesehatan. Menggunakan masker saat keluar rumah, menjaga pola makan yang sehat, dan rutin berolahraga adalah beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan tubuh dan mencegah ISPA. Dengan langkah-langkah yang tepat, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan mengurangi angka penderita ISPA di Kota Tanjung Balai.
ADVERTISEMENT