Konten dari Pengguna

Peran Ganda Perempuan di Era Pandemi COVID-19

M Ikmal Amri Ikhsan
Mahasiswa sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
11 Januari 2022 20:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari M Ikmal Amri Ikhsan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
perempuan berperan ganda. sumber foto : pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
perempuan berperan ganda. sumber foto : pexels.com
ADVERTISEMENT
Halo, perkenalkan nama saya M. Ikmal Amri Ikhsan, saat ini saya sedang menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang. Pada kesempatan ini, saya ingin berbagi mengenai opini saya tentang Peran Ganda Perempuan di Era Pandemi Covid-19.
ADVERTISEMENT
Pada pandemi covid-19 ini banyak permasalahan yang terjadi salah satunya masalah ekonomi, kesehatan, dan masalah sosial muncul di tengah masyarakat. Tidak dapat dipungkiri covid-19 telah hampir melumpuhkan kondisi ekonomi masyarakat indonesia, khususnya di beberapa daerah dengan tingkat penyebaran tertinggi yang belum selesai. Dalam aspek ekonomi terdapat gejala kemiskinan yang melanda di setiap daerah di Indonesia, adanya anjuran dari pemerintah untuk bekerja atau beraktifitas di dalam rumah semakin membuat sebagian masyarakat terkena imbasnya. Banyak sekali terjadi pemutusan kerja bagi karyawan atau pegawai tidak tetap.
Dalam meningkatkan perekonomian keluarga di masa pandemi covid-19 ini biasanya peran perempuan menjadi ganda yang pertama, yakni bekerja diluar rumah seperti menjaga toko tetangga, mencuci pakaian tetangga, dan sebagainya. Peran yang kedua melakukan aktivitas di dalam rumah mulai dari memasak, mencuci, menyapu, dan mengurus anak dan suami. Selain itu bagi yang memiliki anak sekolah masih mendampingi anaknya dalam belajar dirumah, para perempuan bisa menjadi guru sementara dan dapat mengajarkan anaknya sebisa mungkin. Tetapi hal tersebut tidak optimal karena guru di sekolah lebih memiliki ilmu sesuai bidangnya dan guru lebih memiliki kesabaran yang tinggi dalam mengajar dan akan lebih mudah dipahami oleh para murid.
ADVERTISEMENT
Situasi yang dialami pada perempuan yang memiliki beban ganda dapat mengakibatkan tekanan pada psikis dan kelelahan secara fisik yang apabila beban tersebut dilakukan secara terus-menerus. Perempuan memiliki beban ganda melakukan aktivitas beragam yaitu dengan melakukan pekerjaan tambahan dalam bekerja guna untuk mendukung keluarga dalam menambah penghasilan untuk meningkatkan perekonomian agar lebih sejahtera. Pada era sekarang pekerjaan antara laki-laki dan perempuan sudah mulai seimbang, perempuan yang dulunya hanya mengurus tugasnya sebagai ibu rumah tangga sekarang bekerja untuk membantu ekonomi keluarga, kesetaraan yang ada dapat dilihat dari jenis pekerjaan antara laki-laki dan perempuan dan saling membagi tugas bersama-sama.
Perempuan di masa pandemi covid-19 ini dari tahun ke tahun banyak yang berperan ganda, perempuan bekerja karena tuntutan ekonomi keluarga yang semakin berkurang dan mereka ikut berperan dalam mencukupi kebutuhan, dengan cara bekerja apa saha yang terpenting dapat menghasilkan uang untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Perempuan harus dapat mengelola pendapatan yang dihasilkan oleh suami dan dirinya sendiri, peran perempuan dalam sebuah keluarga memiliki peran yang penting dalam membantu perekonomian keluarga. Perempuan dapat bekerja secara mandiri baik diluar rumah ataupun di dalam rumah, berbekal dalam pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dapat dijadikan untuk membantu perekonomian keluarga, seperti jika bisa membuat kue atau jajanan anak kecil dapat mengolah aneka makanan serta menjualnya di sekitar rumah.
ADVERTISEMENT
Saya meminjam pemikiran dari sosiolog bernama Peter L. Berger dan Thomas Luckman dalam menganalisa fenomena ini, sebuah teori konstruksi sosialnya sebagai proses sosial melalui tindakan dan interaksi di mana individu atau masyarakat, menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif. Teori ini berakar pada paradigma konstruktivis yang melihat realitas sosial sebagai konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu ataupun masyarakat, yang merupakan manusia bebas. Individu menjadi penentu dalam dunia sosial yang dikonstruksi berdasarkan kehendaknya, yang dalam banyak hal memiliki kebebasan untuk bertindak di luar batas kontrol struktur dan pranata sosialnya. Dalam proses sosial, manusia dipandang sebagai pencipta realitas sosial yang relatif bebas di dalam dunia sosialnya.
Dari sini bisa di lihat konstruksi sosial itu suatu realitas sosial yang dibentuk oleh kelompok masyarakat ataupun individu sebagai contoh, dalam masyarakat yang ada bahwa seorang perempuan bersekolah tinggi tapi ujung-ujungnya masuk ke dapur juga, menjadi ibu rumah tangga, sehingga dapat diartikan masih adanya persepsi masyarakat yang melihat seorang perempuan lebih dominan mengurusi suami, anak, rumah tangganya, dibandingkan mengenyam pendidikan yang tinggi. Padahal setiap orang baik dari perempuan maupun laki-laki harus mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya, artinya setiap orang berhak untuk meraih keberhasilan, tidak boleh ada yang menghalangi, karena perempuan juga ingin mandiri, dan pintar dalam bidang apa pun.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu pemerintah setempat bisa lebih memperhatikan pada kondisi yang dialami perempuan agar tidak terjadi gangguan psikis ataupun stress, misalnya dalam urusan keluarga dan pekerjaan diluar agar lebih setara, antara laki-laki dan perempuan sama-sama seimbang dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Pemerintah seharusnya bisa membantu rakyatnya dengan memberi bantuan bahan pokok karena bisa dipastikan mereka kekurangan bahan tersebut, dan pemerintah harus lebih bijak dalam membuat peraturan ataupun mengambil keputusan dalam masa pandemi covid-19 ini.
DAFTAR PUSTAKA
Alfan Biroli, Ekna Satriyati (2021) Beban Ganda Perempuan Dalam Mendukung Perekonomian Keluarga di Masa Pandemi Covid-19
https://conference.trunojoyo.ac.id/pub/index.php/semnaspk/article/view/39