Tanah Yerusalem dan Sejarah Peradaban Modern?

M Lukman Leksono
Dosen bahasa Indonesia di Institut Teknologi Telkom Purwokerto Penggiat Literasi Digital Banyumas
Konten dari Pengguna
28 Mei 2021 10:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari M Lukman Leksono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto: Yerusalaem dan Sejarah Peradaban Modern (https://pixabay.com/id/illustrations/yahudi-jerusalem-roma-david-roberts-6196980/
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto: Yerusalaem dan Sejarah Peradaban Modern (https://pixabay.com/id/illustrations/yahudi-jerusalem-roma-david-roberts-6196980/
ADVERTISEMENT
Dari zaman dahulu tanah Palestina khususnya di Ibu Kota Yerusalem menyimpan sejarah yang kental penuh dengan peperangan dan kesedihan. Kota Yerusalem merupakan salah satu kota akar sejarah peradaban modern “The City Of God”. Ribuan tahun silam sebelum dinamakan kota Yerusalem, kota ini selalu menjadi perebutan antarkelompok.
ADVERTISEMENT
Mata rantai kehidupan di kota ini selalu berulang, yaitu dihancurkan, dikepung, diserang, direbut, dan direbut kembali. Sejarah ini bermula ketika dahulu pada zaman perunggu abad ke-19, raja mesir kuno Firaun, Ramses II memimpin operasi militernya ke Syria di Kanaan untuk memperluas kekuasaannya. Dalam operasi militernya beberapa kota di Kanaan dijarah dan ditaklukan, salah satu kotanya yaitu bernama Yersusalem.
Menurut bukti sejarah yang ada, pada salah satu inskripsi yang terukir pada Monumen Rammesseum di Thebes, sekarang bernama kota Luxor di Mesir. Terdapat satu ukiran yang jika diartikan “kota yang dijarah oleh raja (Ramses II) pada tahun ke-8, Shalem”.
Shalem adalah salah satu nama sebelum nama Yerusalem ada. Setelah ditaklukan oleh Raja Ramses II, Shalem dijadikan sebagai ibu kota negara Vasal Mesir. Negara vasal adalah negara yang sepenuhnya berada di bawah kekuasaan negara lain secara internasional. Jika negara vasal dalam bahaya dan diserang negara lain, maka negara “pelindung” akan membantu. Mungkin saat ini istilah yang populer yaitu negara boneka, protektorat, atau asosiasi. Penduduk negara vasal adalah penduduk asli, hanya saja tunduk pada yang berkuasa. Ketika kanaan merupakan bagian dari Mesir dalam waktu yang cukup lama, lahirlah Nabi Musa, yang kemudian membebaskan bani israil (israel) dari perbudakan Mesir kemudian lari menuju Syam. Israil adalah nama lain dari Nabi Yaqub, sedangkan bani Israil merupakan sebutan dari garis keturunan Nabi Yaqub Bin Ishak Bin Ibrahim as dan terkelompokkan dalam banyak suku.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Syam adalah tanah yang dijanjikan oleh Allah SWT untuk keturunan Nabi Ibrahim. Dalam Al Quran surat (Al Maidah-21), disebutkan bahwa “Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi."
Pada masa inilah Allah SWT menurunkan Kitab Taurat di Gunung Sinai, kepada nabi Musa as. Yang disimpan dalam tabut suci atau tabut perjanjian atau ark of the covenant. Salah satu isinya berisi sepuluh perintah Tuhan atau firmah Allah SWT. Setelah itu, nabi Musa wafat dengan tidak menginjakkan kakinya di tanah yang dijanjikan. Kemudian peran nabi Musa sebagai pemimpin bani israil digantikan oleh seorang murid kepercayaannya yang bernama Yosua. Atau dalam Al Quran, disebut Yusya Bin Nun.
ADVERTISEMENT
Yusya Bin Nun adalah nabinya bani israil yang ditunjuk langsung oleh nabi Musa as, untuk menggantikannya sebelum beliau wafat. Yusya melanjutkan perjuangan perebutan beberapa kota di Kanaan, termasuk shalem (baitul maqdis) bersama pasukannya bani israil dengan melakukan invasi terhadap kaum-kaum amaliq yang kuat dan berkuasa di kota itu. Pada tafsir ibnu katsir disebutkan, sebelum perang terjadi di hari Jumat sore, ketika itu menuju baitul maqdis matahari akan tenggelam dan sebentar lagi masuk waktu malam. Padahal, aturan perang pada masa itu, ketika sudah masuk waktu malam, perang harus berhenti. Kemudian Yusya Bin Nun berdoa kepada Allah SWT untuk memberhentikan matahari itu, dan akhirnya dikabulkan. Baru kali ini Allah SWT mengabulkan doa satu manusia untuk memberhentikan matahari.
ADVERTISEMENT
Kisah Nabi Yusya' menahan matahari ini diceritakan Syeikh Umar Sulaiman Al-Asyqor (Guru Besar Universitas Islam Yordania) dalam kitabnya "Kisah-kisah Shahih Seputar Para Nabi dan Rasul". Syeikh Umar menukil salah satu hadis Hadis Nabi yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim. Singkat cerita, akhirnya Yusfa bin Nun masuk ke baitul maqdis dan perang pun dimenangkannya. Yusfa bin Nun dapat perintah dari Allah SWT untuk memerintahkan kaum bani israil untuk masuk gerbang baitul maqdis dengan bersimpuh namun mereka bani israil menolaknya malah berjalan dengan cara mundur dan membelakangi. Dari peristiwa ini kita bisa melihat sifat asli kaum bani israil yang mulai berubah menjadi nampak sombong dan keras kepala. Karakter bani israil ini berlanjut sampai pada masa Nabi Sulaiman dan sampai saat ini. Wallahualam Bishawab.
ADVERTISEMENT
M. Lukman Leksono, S.Pd., M.Pd. (Dosen Bahasa Indonesia IT Telkom Purwokerto)