Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
TIK Mengubah Segalanya! Nelayan Kecil Menjadi Korban?
25 November 2024 10:19 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Muhammad Razhky Ramadhan Tuasyikal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, memiliki komunitas nelayan yang bergantung pada laut sebagai sumber penghidupan. Pelabuhan Juwana yang terletak di Kabupaten Pati adalah salah satu pelabuhan terbesar yang ada di Indonesia, dengan peran vital dalam mendukung perekonomian sektor perikanan di kawasan pantai utara. Dengan peranan TIK yang semakin canggih membuat para nelayan meraup keuntungan yang lebih banyak.
ADVERTISEMENT
Di saat nelayan besar mulai memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan hasil tangkapan dan pendapatan, nelayan kecil seringkali tertinggal karena keterbatasan akses terhadap alat-alat digital. Di Pelabuhan Juwana, sebuah pusat perikanan di Jawa Tengah, menyoroti perbedaan adopsi teknologi antara nelayan kecil dan besar, serta bagaimana teknologi digital dapat membantu menjembatani kesenjangan ini, memperkuat keberlanjutan dan stabilitas ekonomi di sektor perikanan.
Kekuatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Perikanan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup alat-alat seperti GPS, aplikasi navigasi, fish finder, dan prakiraan cuaca digital, yang membantu nelayan dalam merencanakan rute, menemukan ikan, dan meningkatkan keselamatan di laut. Bagi nelayan besar yang memiliki modal besar, investasi dalam TIK telah menjadi pengubah permainan, memungkinkan mereka untuk menangkap ikan lebih efisien, mengakses pasar yang lebih luas, dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan. Namun, banyak nelayan kecil yang tertinggal karena keterbatasan akses terhadap modal, pelatihan, dan infrastruktur, yang menyebabkan kesenjangan digital dalam komunitas nelayan.
ADVERTISEMENT
Nelayan Skala Besar vs Skala Kecil
Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa nelayan besar di Pelabuhan Juwana memiliki sumber daya untuk mengadopsi berbagai teknologi canggih. Dilengkapi dengan mesin yang kuat, kapal besar, serta alat navigasi dan komunikasi yang canggih, mereka dapat berlayar lebih jauh ke laut, berada lebih lama di perairan, dan menangkap lebih banyak ikan. Dengan pendapatan tahunan antara IDR 400 juta hingga IDR 1 miliar, nelayan besar ini berinvestasi secara signifikan dalam peralatan seperti GPS, sistem komunikasi VHF, dan perangkat sonar, yang membantu mereka mengoptimalkan operasi dan meningkatkan produktivitas.
"Nelayan kecil memiliki keterbatasan dalam menggunakan TIK, selain itu modal mereka juga terbatas. Hal ini juga mempengaruhi hasil tangkapan yang lebih kecil. Mereka sering mengandalkan pengetahuan dan keterampilan tradisional yang diturunkan dari generasi ke generasi." - Nelayan Kecil
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, nelayan kecil seringkali mengandalkan alat yang lebih sederhana dan pengetahuan tradisional yang diwariskan turun-temurun. Kapal mereka, yang umumnya lebih kecil dan kurang dilengkapi, membatasi mereka pada zona penangkapan ikan dekat pantai dengan hasil tangkapan yang terbatas. Dengan pendapatan per trip antara IDR 150 ribu hingga IDR 6 juta, para nelayan ini menghadapi banyak hambatan dalam mengakses TIK, mulai dari keterbatasan keuangan hingga kurangnya pengetahuan teknis. Akibatnya, nelayan kecil kesulitan untuk mengadopsi alat digital yang dapat membuat operasi mereka lebih efisien dan pendapatan mereka lebih stabil.
"Nelayan besar dapat mengadopsi teknologi yang lebih baik, mereka telah memanfaatkan teknologi dalam proses penangkapan ikan, modal yang tersedia juga lebih besar sehingga hasil tangkapan mereka melimpah." - Bapak Haris, Ketua Asosiasi Nelayan Besar
ADVERTISEMENT
Perbedaan dalam adopsi teknologi menciptakan kesenjangan ekonomi yang signifikan antara nelayan kecil dan besar. Nelayan besar, yang mendapat keuntungan dari skala ekonomi, dapat mengurangi biaya operasional dan meningkatkan profitabilitas, sementara nelayan kecil berjuang untuk bersaing. Kesenjangan ini tidak hanya mempengaruhi pendapatan mereka, tetapi juga mempengaruhi status sosial dan akses terhadap sumber daya dalam komunitas. Banyak nelayan kecil merasa terpinggirkan, tidak dapat sepenuhnya berpartisipasi dalam manfaat ekonomi yang ditawarkan oleh TIK.
Menjembatani Kesenjangan
Untuk mengatasi kesenjangan digital ini, kami merekomendasikan dukungan yang ditargetkan bagi nelayan kecil. Pertama, program pelatihan yang berfokus pada literasi digital dan penggunaan alat TIK dasar seperti GPS dan aplikasi seluler dapat memberdayakan mereka untuk mengadopsi teknologi baru. Selain itu, menyediakan akses terhadap teknologi yang terjangkau dan sumber daya keuangan melalui pinjaman atau subsidi dapat membuat TIK lebih mudah diakses bagi mereka yang memiliki modal terbatas.
ADVERTISEMENT
Dukungan dari badan pemerintah dan organisasi komunitas sangat penting untuk membuat teknologi dapat diakses oleh nelayan kecil. Dengan mendirikan pusat pelatihan, menawarkan subsidi, dan memperbaiki infrastruktur, pembuat kebijakan dapat membantu mengintegrasikan nelayan kecil ke dalam era digital. Inisiatif kolaboratif yang mempertemukan nelayan besar dan kecil juga dapat memfasilitasi berbagi pengetahuan dan membentuk komunitas perikanan yang lebih inklusif.
Memberdayakan nelayan kecil dengan teknologi tidak hanya meningkatkan pendapatan mereka tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan sektor perikanan Indonesia. Dengan menutup kesenjangan digital, kita dapat memastikan bahwa semua nelayan, terlepas dari skala operasi mereka, dapat berpartisipasi dan merasakan manfaat dari peluang yang dibawa oleh teknologi digital. Studi kami menekankan perlunya upaya kolaboratif untuk mendukung nelayan kecil, membuka jalan untuk masa depan yang adil dan sejahtera bagi komunitas nelayan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Transformasi ini tidak hanya mendukung ketahanan ekonomi tetapi juga mempromosikan praktik berkelanjutan, memastikan bahwa sumber daya laut Indonesia yang kaya tetap lestari untuk generasi mendatang.