Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Astronomi dan Astrologi: Ilmu yang Tidak Dapat Disatukan
11 Juli 2023 6:18 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Rizki Rahmat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Astronomi itu hanya ilmu yang mempelajari ramalan bintang kan?” mungkin itulah yang pertama ada di dalam benakku ketika mempelajari bidang ini. Aku yakin bahwa orang lain pun berpikir demikian.
ADVERTISEMENT
Aku pernah membagi sedikit ilmu astronomi yang telah aku pelajari kepada temanku, sebut saja Kasumi. Setelah Kasumi mendengarkan seluruh penjelasanku, dengan wajah lugu dirinya menjawab, “Astronomi serumit itu ya, aku cuma tau untuk menentukan ‘zodiak’ soalnya.”
Pernyataan dari Kasumi tidak sepenuhnya salah, karena astronomi pun mempelajari nama-nama rasi bintang yang biasa dikenal dengan nama ‘zodiak’ oleh orang awam. Tetapi, ramalan-ramalan yang ada pada zodiak tersebut tidaklah dipelajari dalam bidang astronomi. Bidang yang dipelajari untuk ilmu tersebut adalah astrologi.
“Apakah orang-orang yang percaya terhadap ramalan zodiak tersebut tidak mengetahui sumber nama-nama zodiak berasal darimana?” dalam benakku setelah mendengar Jawaban Kasumi.
Jika kita mencari tau secara umum perbedaan antara ilmu astronomi dan astrologi melalui smartphone, kita dapat menemukan jawaban-jawaban tersebut dari internet. Diriku yang akhirnya mencari-cari perbedaan jelas dari kedua ilmu tersebut pun menemukannya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan beberapa bahasan yang saya temui di internet, astronomi adalah ilmu yang mempelajari alam semesta dan isinya di luar atmosfer bumi. Saat mempelajari astronomi, para astronom memeriksa posisi, gerakan, dan sifat benda langit. Sedangkan astrologi sendiri adalah ilmu yang mencoba mempelajari bagaimana posisi, gerakan, dan benda langit memengaruhi orang dan peristiwa di Bumi.
Ternyata, ilmu astrologi sendiri telah menjadi bagian dari sains pada akhir tahun 1600-an, ketika seorang Isaac Newton mendemonstrasikan beberapa proses di mana benda langit saling mempengaruhi. Dengan melakukan itu, dia menunjukkan bahwa hukum yang sama yang membuat gravitasi juga berlaku untuk gerakan benda di langit.
Sejak itu, astronomi menjadi berkembang pada bidang yang terpisah, di mana prediksi tentang fenomena langit dibuat dan diuji menggunakan metode ilmiah. Sebaliknya, astrologi sekarang dianggap sebagai hobi dan pseudosains-meskipun banyak orang di seluruh dunia meminta saran dari astrolog dan publikasi astrologi dalam membuat pengalaman profesional, medis, dan pribadi yang penting.
ADVERTISEMENT
Teori-teori yang banyak beredar di internet ini membuat diriku merasa membutuhkan teman untuk berdiskusi lebih dalam mengenai kedua bidang ilmu ini. Aku pun teringat salah satu teman sekolah ku yang saat itu sangat suka mempelajari bidang astronomi, temanku itu bernama Hina.
“Hina, ini aku mau nanya seputar astronomi, mau diskusi juga terkait pemikiran orang-orang yang berkata astronomi dan astrologi itu sama,” tanyaku melalui sosial media.
“Wah, aku baru pulang kuliah gini langsung diajak diskusi berat gini, tapi ayolah lumayan ngisi waktu senggang,” ucap Hina.
“Nah, menurut kamu sendiri gimana pandangan kamu terhadap orang-orang yang berpikir seperti itu?”
“Ya gimana ya, orang orang udah berpikir bahwa astrologi itu mengacu pada ilmu yang sama dengan astronomi. Tapi, memang benar seorang astrolog berbakat harus memahami gerakan benda-benda langit dan beberapa prinsip dasar astronomi untuk ‘membaca’ bintang-bintang dan membuat prediksi mereka.”
ADVERTISEMENT
Setelah mendengar jawaban tersebut, aku pun sependapat dengan Hina. Dalam menyampaikan ilmu astrologi juga diperlukan pemahaman terhadap ilmu astronomi. Karena hal tersebut, tidak sedikit orang yang berpikir bahwa ilmu astronomi merupakan ilmu sains yang negatif.
Terlebih lagi, kepopuleran astrologi dan ramalan zodiak yang banyak tersebar melalui berbagai macam media membuat masyarakat semakin mengira bahwa astrologi merupakan bagian dari ilmu astronomi.
“Berarti, apa menurut kamu menghafal nama-nama rasi bintang seperti zodiak-zodiak yang ada di astrologi sekarang sama saja dengan meramal?” tambahku dengan rasa penasaran
“Ya tidak juga, nama-nama zodiak yang berasal dari nama rasi bintang tersebut memiliki fungsi yang lebih dari sekadar ramalan loh, bahkan dianggap memberi pengaruh pada masa lalu dan masa depan.”
ADVERTISEMENT
Memang benar. rasi-rasi bintang bagi para petani dan nelayan pada zaman dahulu sangat berguna karena dapat digunakan sebagai petunjuk jalan dan penentu musim. Tetapi, di era digital seperti sekarang, kebanyakan masyarakat menganggap hal tersebut sudahlah tidak diperlukan lagi karena kita dapat dengan mudah mengakses perkiraan musim dan petunjuk jalan melalui internet. Aku pun melontarkan pertanyaan ‘iseng’ kepada Hina.
“Hina, kalau menurut kamu sendiri yang suka bidang astronomi, seberapa penting sih rasi bintang di era modern sekarang ini?”
“Banyak banget, berdasarkan rasi bintang yang ditemuin sejak dulu, para developer harus bekerja sama dengan para astronom untuk membuat aplikasi seperti kompas atau penunjuk jalan, prakiraan cuaca dan prakiraan musim yang dapat di akses melalui internet.”
ADVERTISEMENT
“Itupun baru contoh kecil, masih banyak lagi hal lain dari ilmu astronomi yang bisa membuat dunia ini berubah,” tambah hina.
Jawaban dari Hina membuat sebuah pemikiran terbentuk dalam benakku, “Sepertinya, memang sedari awal masyarakat nya tidak ingin mencari tau tentang peran ilmu astronomi dalam perkembangan peradaban manusia?”
Di dalam pikiran mereka mungkin saja tertanam sebuah pemikiran di mana bidang astronomi hanyalah ilmu pengetahuan yang diterapkan oleh orang-orang zaman dahulu. Mereka berpikir bahwa astronomi hanyalah ilmu pengetahuan yang seru untuk dipelajari dan diketahui tanpa mengetahui manfaat-manfaat yang telah dibawakan oleh bidang tersebut.
Astronomi tetaplah astronomi, sebuah bagian dari ilmu sains yang dapat ditentukan secara ilmiah. Tidak seperti astrologi yang saat ini dianggap sebagai sebuah pseudosains.
ADVERTISEMENT
Dalam penerapannya, astronomi telah banyak membangun peradaban manusia menjadi lebih maju, dibandingkan dengan ilmu astrologi saat ini kebanyakan digunakan sebagai ramalan untuk menentukan nasib seseorang yang belum benar.
Tidakkah kalian merasa miris jika hidup seorang hanya bergantung kepada ramalan yang belum tentu akan terjadi? Bukankah manusia sendiri yang dapat menentukan nasib mereka di kemudian hari?