Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Peran Geosaintis dalam Pencairan Air Bersih di Daerah Vulkanik
20 Maret 2021 6:30 WIB
Tulisan dari Muhammad Rizqy Septyandy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Wilayah Kabupaten Bandung Barat khususnya Kecamatan Cisarua berada di kaki Gunung Tangkuban Perahu. Biasanya daerah dengan kondisi tersebut akan dengan mudah mendapatkan air bersih. Namun hal tersebut tidak terjadi di Asrama Bina Siswa SMA Plus Jawa Barat yang berlokasi di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Hal ini diketahui berdasarkan informasi Koordinator Asrama, Bapak Abdul Aziz.
ADVERTISEMENT
Sebagai upaya memberikan solusi terhadap masalah tersebut, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) melalui Tim Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang diketuai oleh Dr. Tito Latif Indra, S.Si., M.Si. mengadakan survei dan pengukuran metode ground penetrating radar (GPR) di Asrama Bina Siswa SMA Plus Cisarua Jawa Barat.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat (PPM) yang dilakukan oleh akademisi FMIPA UI untuk membantu masyarakat setempat memperoleh air bersih.
Pada kesempatan yang sama, Iskandarsyah, M.Si., dosen program studi S1 Geofisika UI mengatakan bahwa Kabupaten Bandung Barat khususnya Kecamatan Cisarua secara geologi tersusun atas litologi batuan vulkanik dan tuf pasiran yang tidak terlalu baik sebagai akuifer air tanah sehingga di beberapa lokasi masyarakat kesulitan memperoleh air bersih. Air hujan yang turun ke permukaan sejatinya akan dapat ditampung di dalam reservoir air tanah namun karena litologi batuan penyusunnya didominasi oleh batuan vulkanik sehingga memungkin air tidak tertampung dan langsung masuk ke lapisan batuan yang lebih dalam.
ADVERTISEMENT
GPR merupakan salah satu metode geofisika yang memanfaatkan gelombang radar (gelombang elektromagnetik (EM) dengan frekuensi 10 – 1000 MHz) ke dalam bumi dalam memetakan kondisi di bawah permukaan. Peristiwa pemetaan tersebut terjadi ketika transmitter GPR memancarkan gelombang EM ke dalam bumi dari permukaan. Metode ini banyak digunakan dalam pencarian zona akuifer air tanah di beberapa negara seperti Jepang, Australia, maupun Maroko. Pelaksanaan survei dan pengukuran metode GPR telah berlangsung pada 9-10 Maret 2021.