Konten dari Pengguna

Pandangan Masyarakat Mengenai Kesehatan Mental Bagi Pria

Muhammad Syauqi Abdurrasyid
halo perkenalkan, saya Muhammad Syauqi Abdurrasyid, mahasiswa S1 jurusan ilmu komunikasi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik di Universitas Andalas
10 November 2022 12:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Syauqi Abdurrasyid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
dokumen pribadi penulis
zoom-in-whitePerbesar
dokumen pribadi penulis
ADVERTISEMENT
Bulan November merupakan bulan bagi Kesehatan mental pria, dimana di harapkan dengan adanya bulan dapat meningkat kan kewaspadaan dan kepekaan mengenai Kesehatan mental terkhususnya pada lelaki. Kenapa diadakan nya mens mental health month ini, dan mengapa ia sangat penting?
ADVERTISEMENT
Dilansir dari mental health America, kasus meninggal nya pria karena bunuh diri empat kali lebih besar daripada kasus bunuh diri pada wanita. Menurut Chris Mason, anggota dewan aliansi nasional untuk penyakit mental, ini ada hubungannya dengan laki laki yang secara budaya diajari dan dibesarkan untuk menahan sesuatu.
Tekanan sosial dimana seorang pria diharapkan untuk dapat memendam seluruh permasalahannya akhirnya membuat seluruh stress dan kecemasan bagi seorang pria, yang mungkin berakhibat pada kasus seperti bunuh diri. Ditambah dengan ekspektasi budaya dimana pria itu haruslah tegar dan bisa menanggung finansial dari suatu keluarga seorang diri, dan pria tidak boleh mengeluh mengakhibatkan ratusan bahkan ribuan pria akhirnya memilih untuk memendam dan menyelesaikan masalahnya sendiri, bahkan sampai bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Hal ini sangatlah berbahaya apalagi pada pria yang secara genetic rentan terhadap gangguan mental dan yang menyimpan trauma dari pengalaman berkerja atau perang sebelumnya. Begitu banyak lelaki yang merasa tekanan untuk memendam dan merahasiakan permasalahan dalam hidupnya, hal yang berbeda dengan wanita, dimana wanita lebih mudah untuk cerita dan mendapat support yang dibutuhkan Ketika sedang merasa sedih.
Bahkan, bukan saja pada pria dewasa, namun pria muda dan remaja pun merasa kesulitan saat ingin menceritakan perasaan nya, atau membutuhkan pertolongan. Ucap katie dolieslager dari ARROW project “begitu banyak tanggapan yang saya dengar secara pribadi dari pria adalah, saya hanya berusaha untuk menahan dan menghadapi tekanan nya, namun sayangnya mengahadapi merupakan mekanisme bertahan yang cukup negatif”
ADVERTISEMENT
Satu pria meninggal karena bunuh diri setiap menitnya, meskipun laki laki dipandang sebagai orang yang mesti tegar mesti tetap kuat, namun dibalik itu penderitaan yang terkurung dalam setiap anak laki laki terus menggerogoti diri dari dalam. Stereotip bahwa laki laki tidak boleh menunjukkan emosi, bahwa pria yang menangis itu lemah, bahwa menunjukkan perasaan atau mencurahkan isi hati itu adalah hal yang memalukan bagi laki laki mesti berhenti.
Semua orang merasakan sakit, baik itu laki laki atau perempuan. Semua orang merasakan kesedihan, semua orang merasakan rasa letih atau resah, dan itu wajar. Iya masalah semua orang berbeda beda, namun bukan berarti masalah yang lebih kecil berarti beban mental yang lebih kecil. Pandangan masyarakat yang menghakimi jika seorang laki laki sedang sedih atau sedang mengeluh itu lemahlah yang pada akhirnya membuat semua pria, baik muda atau tua mencari pelampiasan lain. Hal ini merupakan akar dari balapan liar, mabok mabokan, tauran antar pelajar, hingga bunuh diri atau bahkan pembunuhan.
ADVERTISEMENT
Namun berkembangnya zaman telah membangkitkan kewaspadaan terhadap ini. Kesehatan mental bagi para pria yang dahulu merupakan isu yang diabaikan kini diangkat ke permukaan oleh begitu banyak influencer di berbagai platform. Oleh karena itu mens mental health month merupakan bulan dimana warga bisa menyadari bahwa seharusnya pria itu bukan hanya ada untuk memenuhi kebutuhan dan mengisi peran dalam masyarakat, namun setiap pria merupakan manusia dan makhluk hidup yang mempunyai perasaan dan rasa tertekan masing masing.
Seorang tiktoker dengan akun @gavin_dejager mengunggah sebuah video yang menceritakan mengenai kesulitannya untuk mencari bantuan, dan betapa timpangnya masyarakat dalam menilai pria. Ia mengungkapkan bahwa apapun yang dilakukan oleh laki laki ga bakal bisa memenuhi ekspektasi sosial. Ia bercerita bahwa Kesehatan mental pria di abaikan, dan laki laki tak punya tempat cerita karena pada akhirnya orang orang tidak akan peduli dan ia harus menanggung semuanya seorang diri. Gavin menyatakan bahwa pada akhirnya menjadi seorang pria itu harus bisa mengisi peran atau menjadi pecundang. Tak lama setelah ia mengunggah video tersebut, video beserta akunnya pun di blokir oleh tiktok.
ADVERTISEMENT
Hal ini menunjukkan betapa mengenaskan nya kondisi yang dialami oleh pria, dimana masyarakat Berharap seorang pria bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, dan kepedulian terhadap kondisi mental pria yang rendah. Di amerika saja, lebih dari 6 juta pria mengalami depresi setiap tahunnya. Jika anda atau orang terdekat anda membutuhkan bantuan segera hubungi psikolog. Mencari bantuan bukanlah hal yang memalukan. Jika anda merasa keberatan atau resah, ceritakan dengan keluarga atau orang terdekat anda. Mencurahkan perasaan, deeptalk, atau saling curhat itu bisa membantu meringankan beban. Jangan biarkan orang terdekat anda menderita dalam diam. Tingkatkan kepekaan dan kewaspadaan mengenai Kesehatan mental, terkhususnya pada pria di mens mental health ini.