Konten dari Pengguna

Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam dan Kesejahteraan Umat

M Tito Ferdiansyah
Mahasiswa Aktif Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya
27 November 2021 5:48 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari M Tito Ferdiansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Pexels (Yogendra Singh)
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Pexels (Yogendra Singh)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekarang-sekarang ini agaknya ekonomi Islam mulai marak ditemukan dalam kehidupan kita semua, bahkan bisa dikatakan mengarah pada kemajuan yang sangat signifikan. Saya pun beranggapan bahwa ekonomi Islam saat ini mulai diikutsertakan oleh para pemegang otoritas untuk menghadirkan sistem ekonomi yang sehat untuk negara. Perkembangan ekonomi Islam bisa kita bilang merupakan sebuah jalan alternatif untuk memecahkan problematika perekonomian Indonesia yang tak kunjung selesai. Saya beranggapan bahwasanya ajaran/syariat Islam memang menuntut para pemeluknya untuk berlaku secara professional yang dalam prosesnya menampilkan kerapihan, kebenaran, ketertiban, dan keteraturan.
ADVERTISEMENT
Nah, dalam proses menjalankan sistem ekonomi Islam, terdapat beberapa prinsip yang mengatur jalannya perekonomian demi terwujudnya pengentasan kemiskinan serta kesejahteraan umat. Adapun prinsip merupakan suatu pernyataan fundamental kebenaran umum maupun individu yang dijadikan pedoman untuk berpikir atau bertindak. Lalu kembali pada konteks, terdiri dari apa sajakah prinsip ekonomi Islam? Dan bagaimana prinsip yang terdapat pada ekonomi Islam dalam ikhtiar mencapai kesejahteraan umat?
Islam membagi atas beberapa prinsip yang terkait yaitu:
1. Prinsip Tauhid
Pengertian dari tauhid itu sendiri merupakan suatu sikap yang menitikberatkan segala suatu hal pada ketentuan Allah SWT. Di dalam konsep ini diatur pula bahwasanya manusia merupakan seorang pemegang amanah dan Allah-lah yang bertindak sebagai pemiliknya.
Dari prinsip ini, menjadi harapan bagi kita semua nantinya monopoli pasar yang menyengsarakan banyak umat bisa terminimalisir. Saya memandang, dengan prinsip ini nantinya pasar akan dipegang oleh seluruh elemen masyarakat dan bukan hanya 1-2 orang/golongan saja. Sebab secara fakta, banyak sekali pelaku ekonomi yang mencari keuntungan dengan mengabaikan kondisi orang lain yang sengsara. Jika semangat tauhid ini sudah ada pada diri kita, tidak akan ada lagi pelaku ekonomi yang betindak semena-mena, sebab semangat tauhid akan mempengaruhi moral pada diri nantinya.
ADVERTISEMENT
2. Prinsip Keadilan
Sepertinya keadilan bukan lagi menjadi suatu hal yang asing di kehidupan kita. Dalam terminologi fikih, adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya dan memberikan sesuatu hanya pada yang berhak serta memperlakukan sesuatu pada posisinya (wadh‘ al-syai` fi mahallih).
Pada dasarnya konsep keadilan ini memiliki prinsip bahwa kegiatan ekonomi tidak boleh dipegang oleh beberapa golongan saja, namun kegiatan serta dampak ekonomi harus dirasakan oleh seluruh umat. Sebab hemat saya, dalam Islam kemiskinan terjadi akibat adanya ketidakadilan dalam distribusi sumberdaya, oleh karena itu prinsip keadilan menjadi aspek penting dalam mensejahterakan umat.
3. Prinsip Kemaslahatan
Pada dasarnya ekonomi islam bertujuan untuk mencapai kemaslahatan umat, sebab tidak ada satu pun hukum Allah yang tidak memiliki tujuan mulia di akhirnya. Dalam prinsip kemaslahatan, ekonomi Islam mengajarkan bahwa manusia memiliki batas-batas yang telah ditentukan, termasuk kebutuhan hidupnya. Kebermanfaatan dalam ekonomi Islam diarahkan bahwa segala bentuk barang atau jasa diciptakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Oleh karena itu, saya menganggap bahwa prinsip maslahah sangat sesuai dengan pengembangan ekonomi untuk mencapai kesejahteraan umat.
ADVERTISEMENT
4. Prinsip Ta’awun
Dalam sejarah tercatat bahwa pada masa Umar Bin Khathab, beliau selalu mengajak umatnya untuk saling membantu dalam memenuhi kebutuhan hidup. Tercatat pada masa itu, Khalifah Umar berkata “Jika kamu memberikan shadaqah, maka cukupkanlah”, selanjutnya berkata lagi: “Berilah mereka itu sedekah berulangkali sekalipun salah seorang di antara mereka memiliki seratus onta”. Kegiatan tersebutlah yang kita katakan sebagai ekonomi kerakyatan Islam, di mana sesama manusia saling membantu dan menutupi kekurangan sehingga meminimalisasi terjadinya kesenjangan, meningkatnya rasa kesejahteraan, serta adanya rasa keadilan dalam ekonomi.
5. Prinsip Keseimbangan
Prinsip keseimbangan dalam ekonomi Islam ditempatkan sebagai kerangka penting dalam menciptakan korporasi yang sehat. Prinsip keseimbangan mencakup berbagai aspek meliputi keuangan, resiko keuntungan, bisnis dan kemanusiaan, sampai kebermanfaatan SDA.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya prinsip-prinsip ekonomi Islam di atas bertujuan untuk meminimalisasi adanya kesenjangan pada umat, pemerataan kesejahteraan pada umat, serta menciptakan rasa keadilan dalam kehidupan manusia. Pemikir ekonomi Islam pun mencurahkan perhatian yang sangat besar terhadap kesejahteraan umat, sebab kesejahteraan adalah kunci dari tatanan hidup yang damai . Dalam ekonomi Islam pun menekankan bahwa tiap individu diarahkan untuk selalu berikhtiar meningkatkan kesejahteraannya, sedangkan dalam lingkup kemiskinan akibat struktur sosial, ekonomi Islam mengarahkan komunal, golongan, bahkan negara untuk saling bahu membahu demi mencapainya pemerataan yang konsisten.
Penulis : Mohamad Tito Ferdiansyah
Mahasiswa Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya Malang