Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Jalan Braga: Lukisan dan Menelusuri Daya Tariknya
6 April 2022 15:02 WIB
Tulisan dari Maaghna Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jalan Braga menjadi sebuah destinasi wisata yang populer di Kota Bandung. Dahulu, jalan ini bernama De meest Eupoeesche van indie yang berarti "komplek pertokoan Eropa paling terkemuka di Hindia Belanda". Hal ini dapat kita lihat dari gaya bangunan Jalan Braga yang secara arsitektur bergaya Belanda.
ADVERTISEMENT
Ada yang menyebutkan Jalan Braga berasal dari bahasa Sunda, “Ngabaraga” yang berarti "bergaya". Disebutkan juga dalam sastra Sunda, kata Braga berasal dari kata “Baraga” yang memiliki arti "jalan di tepi sebuah sungai". Cerita lain menyebutkan kata Braga berasal dari kata “bragi”, yakni "dewa puisi" dalam mitologi Jerman.
Jalan Braga sering dan jika bukan, selalu ramai setiap harinya oleh wisatawan, baik lokal maupun internasional. Jalan Braga memiliki panjang sekitar 700 meter, dan sepanjang jalan itu kita bisa menemukan bangunan-bangunan yang memiliki arsitektur bergaya Belanda.
Tidak hanya itu, di sepanjang Jalan Braga kita dapat menemukan berbagai kuliner dan banyak lukisan yang dipamerkan pada trotoar jalan. Lukisan yang dipamerkan beragam jenisnya, lukisan pemandangan, makhluk hidup, bangunan, hingga kaligrafi. Karenanya, banyak wisatawan yang datang ke Jalan Braga hanya untuk kuliner, melihat bangunan, dan lukisan saja.
ADVERTISEMENT
Salah seorang pelukis, Pak Dede berkata Jalan Braga ini tetap ramai walaupun hari kerja. Ramainya Jalan Braga ini juga berdampak pada penjualan lukisannya. Semakin ramai wisatawan yang berkunjung, semakin besar juga kesempatan lukisan Pak Dede terjual.
Ramainya Jalan Braga menuntun pada banyaknya wisatawan yang berfoto di depan lukisan-lukisan yang dipamerkan. Hal ini, bagi beberapa pelukis, merupakan masalah dikarenakan lukisan memiliki hak cipta dan dengan mengambil foto lukisan, mereka (pengambil foto) melanggar hak cipta pelukis. Namun, Pak Dede berpendapat sebaliknya, ia justru berpendapat bahwa semakin banyak wisatawan yang mengambil foto lukisannya, semakin masif info mengenai hal tersebut (lukisan yang ia buat).
“Bapak mah ikhlas aja (kalau ada yang mengambil foto), biarkan saja tidak Bapak kenakan tarif (untuk berfoto).” Ucap pelukis yang berasal dari Kota Bandung tersebut.
ADVERTISEMENT
Pak Dede berkata dapat membuat satu lukisan sehari, namun itu juga tergantung dengan mood Pak Dede. Pelukis yang sudah melukis dan berjualan di Jalan Braga sejak tahun 2010 ini juga mengaku sudah sering mengikuti pameran lukisan. Ia juga menitipkan lukisannya di kafe atau restoran yang memiliki galeri seni.
Terakhir, Pak Dede mengemukakan mimpinya untuk dirinya dan lukisan-lukisannya. Beliau berharap suatu hari nanti akan mempunyai galeri untuk dirinya sendiri. “Ya harapan Bapak sih punya galeri sendiri yah, karena Bapak sudah tua juga, capek bopong lukisannya kalo di sini.”
Untuk itu, bagi kalian yang ingin menghabiskan liburan atau sekadar berjalan-jalan di sekitar Kota Bandung, tidak ada salahnya untuk menyusuri Jalan Braga. Sore dan malam hari adalah waktu terbaik untuk mengunjungi Jalan Braga. Lampu jalan dipadukan dengan bangunan tua dan lukisan sepanjang trotoar, ditemani dengan kuliner yang dapat membuat Anda betah, tidak lupa lantunan lagu yang dinyanyikan musisi jalanan, akan menciptakan memori yang melekat di hati.
ADVERTISEMENT