Kekuasaan, Kekayaan, dan Politik: Menelusuri Jejak Otoritas di Era Modern

Madjid Fahdul bahar
Nama: Madjid fahdul bahar Alamat: Sumberberas, Muncar, Banyuwangi status: Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Jember
Konten dari Pengguna
20 Januari 2024 13:59 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Madjid Fahdul bahar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi: tangan wayang (sumber: https://pixabay.com/id/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: tangan wayang (sumber: https://pixabay.com/id/)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sudah menjadi rahasia umum bahwa yang ber-uang yang berkuasa, kalimat "uang berkuasa" adalah sebuah gambaran lama realitas politik. Memang uang bukanlah sumber satu-satunya manusia memiliki kekuasaan, namun realitanya uang adalah senjata yang ampuh di dalam permainan politik dan kekuasaan.
ADVERTISEMENT
Keajaiban kekayaan sebagai senjata politik dapat dilihat dari paralel-paralel yang ada, yaitu paralel evolusi bentuk-bentuk kekayaan dan paralel bentuk-bentuk otoritas. Contohnya di dalam kehidupan masyarakat agraris, manusia yang memiliki banyak tanahlah yang memiliki kekuasaan politik.
Begitu pula dengan kehidupan masyarakat urban, manusia yang memiliki pabrik, toko-toko besar, atau bahkan bank yang menjadi sumber kekayaan utama dialah manusia yang memiliki kekuasaan politik. Dalam kondisi seperti ini dapat dikatakan bahwa kekuasaan politik jatuh di dalam tangan Borjuis. Maka tidak lah heran jika mereka yang memiliki uanglah yang berperan dalam membentuk jalannya kehidupan bermasyarakat.
Kebangkitan kaum borjuis telah menciptakan sebuah paradigma bahwasanya kekuasaan didasarkan kepada uang. Di era modern ini berbeda dengan kaum borjuis terdahulu, kaum borjuis dulu lebih mengaburkan sumber kekayaannya dan menyembunyikan harta serta berperilaku arif. Sedangkan kaum borjuis di era modern lebih menampakkan kekayaannya dan berpenampilan mewah.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut telah menciptakan paradigma masyarakat bahwa mereka yang kaya duduk satu Tingkat di atas mereka. tanpa disadari hal tersebut telah menciptakan power politik untuk menghegemoni kaum-kaum di bawahnya.
Perlu diketahui juga, bahwasanya dia yang yang tidak memiliki kekayaan akan sulit untuk mendapatkan kekayaan dan kekuasaan politik. Ini dikarenakan dia yang memiliki kekayaan akan berusaha meminimalisasi atau bahkan menghapus persaingan-persaingan ekonomi.
Yaitu dengan cara merendahkan atau bahkan menghilangkan demokrasi ekonomi pada suatu wilayah. Atau dengan cara menggunakan kekayaan yang secara tidak langsung memberikan dirinya kuasa politik sehingga mereka memiliki otoritas untuk membentuk dengan apa yang namanya kebijakan atau hukum.
Maka dari itu dapat disimpulkan alur gerak dari kekayaan menuju kekuasaan politik, yaitu: kekayaan-power-otoritas-kebijakan-value, value dalam bentuk material seperti uang, tanah, perusahaan atau value dalam bentuk non-material seperti kekuasaan, jabatan politik, dan eksistensi.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu politik adalah suatu cara untuk mencapai kebaikan. Sedangkan kebaikan merupakan hal yang relatif yaitu kebaikan menurutku atau kebaikan menurutmu. Namun sebaiknya manusia yang memiliki kekuasaan politik, mengarahkan kekuasaannya untuk mendapatkan kebaikan bersama.