Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.104.0
Konten dari Pengguna
Kritik Si Paling Benar
16 Juni 2023 8:56 WIB
Tulisan dari Maghfira Martevia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa yang terlintas di pikiran jika mendengar kata kritik? Komentar? Opini? Sudut pandang?

Pada dasarnya, kritik adalah tanggapan seseorang yang berisi baik buruknya suatu hal. Kritik adalah komentar, saran, atau bentuk penilaian seseorang baik berupa kelebihan ataupun kekurangan yang didasarkan pada perspektif berbeda dari si kritikus terhadap suatu karya, pendapat, dan lain sebagainya dengan tujuan agar sesuatu tersebut dapat berubah menjadi lebih baik lagi.
ADVERTISEMENT
Kehidupan para artis, politik pemerintahan, hasil karya seseorang, tiket konser, K-Pop, dan isu-isu tidak jelas yang sedang diperbincangkan akhir-akhir ini dan banyak tersebar luas di media sosial menjadi sasaran empuk bagi para kritikus untuk dikritisi baik buruknya.
Yang menjadi masalah di sini adalah ketika seseorang memberikan kritik sesuai dengan opini dan perspektif yang berbeda, yang pada dasarnya ketika orang tidak suka dengan seseorang, mereka cenderung lebih ke "mencari-cari kesalahan".
Argumen yang diberikan lebih mengarah kepada ujaran kebencian ketimbang kritik yang katanya ingin disampaikan. Atau malah hanya untuk hiburan semata dengan cara teknik mengadu domba.
Contohnya oknum-oknum di media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Twitter yang bisanya hanya mengomentari sesuatu yang kurang mereka sukai. Bilangnya mengkritisi, padahal aslinya menjelek-jelekkan.
ADVERTISEMENT
Opini berkedok bullying. Ujung-ujungnya menciptakan keributan dan secara tidak langsung mengajak dan mendoktrin orang awam seperti kita, yang kurang mengikuti berita-berita terbaru, menyetujui kritik dan opini mereka.
Komentar-komentar negatif seperti, "Itu salah, seharusnya begini", "Gimana sih, katanya seniman yang sudah berpengalaman", atau "Pemerintah seharusnya lebih aware terhadap kesejahteraan rakyatnya", "Bagaimana mau maju negeri ini, wong presidennya saja kerjannya gak bener" dapat memberikan dampak psikologis bagi para subjek yang mereka kritisi.
Ada baiknya mencari tahu terlebih dahulu fakta-fakta yang ada, jangan langsung men-judge. Karena terkadang apa yang kita lihat secara online seperti di media sosial tidak benar-benar transparan seperti yang kita lihat atau dengar.
Kritik yang baik adalah kritik yang mampu memberi saran sesuai konteks, menggunakan kata-kata yang benar, dan memberi arahan mana baiknya yang harus dilakukan. Memang terkadang harus tajam dan sarkas agar dapat menemukan solusi yang tepat.
ADVERTISEMENT
Kalau kata Najwa Shihab, "Kritik mungkin saja tanpa solusi, tapi tidak akan ada solusi tanpa kritik."