Konten dari Pengguna

Manajemen Efektif Mengelola Karyawan Gen Z

Maharani Yudira Azzahra
Mahasiswa Manajemen, S1, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
4 Oktober 2024 17:55 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Maharani Yudira Azzahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.istockphoto.com/id/foto/group-of-diversity-people-team-tersenyum-dan-bersemangat-dalam-pekerjaan-sukses-gm1031266802-276255670
zoom-in-whitePerbesar
https://www.istockphoto.com/id/foto/group-of-diversity-people-team-tersenyum-dan-bersemangat-dalam-pekerjaan-sukses-gm1031266802-276255670
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berdasarkan Data Sensus Penduduk 2020 oleh Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS), Gen Z adalah mereka yang lahir dalam rentan tahun 1997 sampai tahun 2012. Sebagai generasi sosial pertama yang tumbuh dengan akses ke Internet dan teknologi digital portabel sejak usia muda, Gen Z kini adalah generasi lanjut yang akan memegang tahta di masa depan. Karena pertumbuhannya yang dibarengi dengan perkembangan teknologi, Gen Z mempunyai keahlian dalam teknologi yang sangat berpengaruh untuk perusahaan.
ADVERTISEMENT
Namun, hal ini menghadirkan tantangan baru bagi para manajer. Mereka yang lahir dalam Generasi Z ini mempunyai perlakuan berbeda dari generasi selanjutnya. Maka dari itu para manajer harus tahu strategi pendekatan apa saja yang mampu manaklukan Gen Z.
1. Menerapkan Komunikasi Terbuka
Komunikasi terbuka merupakan suatu bentuk komunikasi dimana setiap individu didorong untuk mengungkapkan pikiran dan pendapatnya dengan aman dan terbuka. Para manajer harus membangun kepercayaan dengan menunjukkan bahwa mereka menghargai umpan balik dan terbuka untuk saran. Umpan balik yang teratur dan konstruktif adalah kunci lain untuk komunikasi terbuka. Manajer harus terbuka dan jujur kepada karyawan mengenai keadaan perusahaan, termasuk tantangan dan peluang yang dihadapi. Selain itu, manajer harus mengakui kesalahannya dan menjelaskan bagaimana mereka bermaksud memperbaikinya.
ADVERTISEMENT
Hal ini bisa membuat para karyawan untuk mengajukan pertanyaan, berbagi ide, dan mengungkapkan pendapat mereka tanpa rasa takut. Karena memang pada dasarnya Gen Z memang sangat menyukai komunikasi terbuka, dengan itu mereka akan merasan didengarkan dan dihargai. Itu semua menjadi alasan mengapa manajer perlu menerapkan komunikasi terbuka.
2. Memberikan Kesempatan Berkembang
Karyawan Gen Z ingin merasa bahwa mereka telah membuat perbedaan dan memberikan kontribusi yang berarti bagi perusahaan mereka. Maka dari itu manajer harus memberi mereka kesempatan untuk mengambil tanggung jawab baru dan memimpin proyek-proyek penting. Penting untuk memberikan masukan dan pengakuan secara rutin kepada Gen Z. Selain itu, manajer dapat mendorong karyawan untuk menghadiri konferensi dan acara industri.
ADVERTISEMENT
Manajer juga harus menawarkan fleksibilitas dalam jam kerja dan hari libur untuk mendorong Gen Z mengambil cuti dan menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan. Dengan menerapkan strategi ini, manajer dapat menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan mendorong pembelajaran dan pertumbuhan Gen Z.
3. Mewujudkan Work-Life Balance
Seperti yang dikatakan oleh Maclean's bahwa Gen Z tidak lagi percaya pada kata-kata “time is money” maupun hustle culture, karena mereka lebih mementingkan life balance sebagai jalan menuju kebahagiaan. Yang paling penting bagi Generasi Z adalah kedamaian, ketenangan mental, dan kesejahteraan spiritual, lebih dari kesuksesan di sekolah atau pekerjaan. Maka tak heran jika kata “healing” semakin populer di kalangan Gen Z.
ADVERTISEMENT
Salah satu cara untuk mewujudkan work-life balance adalah dengan menciptakan budaya kerja yang fleksibel. Para manajer harus mempercayai Gen Z untuk menyelesaikan pekerjaan mereka dengan baik, dan memberi mereka otonomi untuk mengatur waktu dan tempat kerja mereka. Para manajer harus memperhatikan kapan waktu istirahat mereka dengan tidak mengharapkan mereka untuk selalu tersedia di luar jam kerja.
Membangun hubungan yang positif dan suportif dengan Gen Z juga penting untuk mewujudkan work-life balance. Para manajer harus menunjukkan minat yang tulus pada kehidupan Gen Z di luar pekerjaan, dan mendengarkan kekhawatiran dan kebutuhan mereka. Dengan menerapkan strategi-strategi ini, para manajer dapat menciptakan lingkungan kerja yang ideal bagi Gen Z untuk berkembang dan mencapai potensi penuh mereka. Para manajer harus bekerja sama dengan Gen Z untuk memahami kebutuhan dan preferensi mereka secara individual, dan menciptakan solusi work-life balance yang sesuai untuk mereka.
ADVERTISEMENT
Saat mengelola Gen Z, pendekatan manajemen yang efektif memerlukan perhatian pada tiga poin utama yaitu, komunikasi terbuka, memberikan peluang pengembangan, dan mewujudkan work-life balance. Gen Z membutuhkan lingkungan kerja yang mendukung di mana mereka dapat memberikan kontribusi yang signifikan dan berkembang secara profesional sambil menjaga keseimbangan hidup yang sehat.
Dengan menerapkan strategi ini, manajer dapat menciptakan suasana di mana Gen Z merasa didengarkan, dihargai, dan termotivasi untuk melakukan yang terbaik. Hal ini tidak hanya mempererat hubungan antara manajer dan karyawan, namun juga memungkinkan perusahaan memaksimalkan potensi generasi yang akan menjadi tulang punggung organisasi di masa depan.