Konten dari Pengguna

Kesenian Tari Jaipong

Maharani
Mahasiswi universitas Pamulang jurusan sastra Indonesia.
26 Mei 2022 13:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Maharani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
pixabay.com
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki banyak ragam gerak adat. Masing-masing tersebar di seluruh Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke, mereka memiliki gerakan adatnya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Salah satu gerakan konvensional di Indonesia adalah Tari Jaipong. Tarian ini merupakan salah satu jenis tarian yang berasal dari Jawa Barat. Pada awalnya, tarian jaipong ini dibuat di daerah Bandung dan Karawang.
Tari Jaipong merupakan tarian yang menggabungkan berbagai ekspresi konvensional, misalnya pencak silat, tap tilu, dan wayang golek. Sejak saat itu, tarian ini terkenal sebagai tarian yang memiliki perkembangan yang luar biasa, lincah, dan lugas.
Tidak hanya meriah, tarian jaipong juga dimainkan dalam suasana yang ceria dan ceria. Selanjutnya, tarian ini dapat memikat orang banyak yang melihatnya. Bahkan, penonton diharapkan tertawa terbahak-bahak saat melihat pertunjukan tari jaipong ini.
Orang-orang yang tertawa terbahak-bahak karena merasa teralihkan saat menonton. Tarian menarik yang berasal dari Jawa Barat ini masih terus dijaga dan direnungkan.
ADVERTISEMENT
Memang dalam percakapan kali ini kita akan membahas tentang Tari Jaipong. Bagaimana rangkaian pengalaman, desain pengembangan, atribut, kepentingan, dan peningkatan tarian ini. Berikut survei selengkapnya.
Sejarah dan Asal Mula Tari Jaipong
Tari Jaipong merupakan tarian adat yang berasal dari daerah Karawang, Jawa Barat. Tarian ini diciptakan pada periode tahun 1960-an. Pada awalnya tarian ini disebut orang pada umumnya sebagai Tari Banjet. Eksekusi tari yang dilakukan dengan perkembangan tari dan diiringi musik sebagai instrumen gamelan.
Sebelumnya, tarian ini digunakan sebagai hiburan bagi daerah setempat. Tari jaipong merupakan kemajuan yang dibuat oleh seorang pengrajin dari daerah Karawang bernama H. ​​Suanda.
Haji Suanda adalah seorang perajin yang cakap dari daerah Karawang. Dia memiliki kemampuan yang fenomenal. Selanjutnya, memiliki kepiawaian menguasai berbagai ekspresi bahasa Indonesia konvensional dari berbagai kabupaten, khususnya wilayah Karawang. Beberapa ekspresi wilayah yang dikuasainya antara lain Wayang Golek, Pencak Silat, Ketuk Tilu, dan Topeng Banjet.
ADVERTISEMENT
Kemudian, H. Suanda melakukan pengembangan. Dia membuat perkembangan dengan menggabungkan beberapa jenis gerakan yang dia kuasai menjadi satu. Gerakannya terdiri dari Tari Banjet, Tari Pencak Silat, Tari Ketuk Tilu, Tari Wayang Golek, dan Tari Topeng. Konsekuensi dari perpaduan ini adalah munculnya kerajinan lokal yang menarik yang dihargai oleh daerah setempat.
Pada saat pelaksanaan kesenian daerah dilaksanakan, nama tari Jaipong belum diberikan. Cadangan melodi yang digunakan dalam penyajiannya menggunakan alat musik antara lain kendang, gamelan, gong, dan alat musik tap lainnya. Perpaduan berbagai jenis instrumen menghasilkan musik dansa yang sangat lincah dan istimewa.
Selain alat musik cadangan, setiap pelaksanaan tarian juga diiringi dengan nyanyian sinden. Kemudian, pada saat itu, dari pertunjukan itu menarik pertimbangan seorang pengrajin dari daerah Sunda bernama Gugum Gumbira untuk berkonsentrasi padanya.
ADVERTISEMENT
Saat itu Gugum Gumbira sangat hebat di pesta ini. Kemudian, ia memodifikasi setiap perkembangan dalam tarian tersebut, hingga akhirnya terciptalah sebuah tarian yang disebut Jaipong. Sejak saat itu, tarian ini dibawakan oleh individu-individu Bandung.
Untuk sementara, sesuai kewenangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Tari Jaipong dibuat oleh dua orang ahli dari Karawang dan Bandung bernama H. ​​Suanda dan Gugum Gumbira pada tahun 1975.
Kepedulian H. Suanda dan Gugum Gumbira terhadap ekspresi tari tetangga, salah satunya tari Tap Tilu, membuat kedua pakar tersebut perlu mengetahui dan memahami kumpulan desain pengembangan tari konvensional yang terdapat di Bajidoran/Kelingan atau Tap Tilu.
Pola gerakan tari terdiri dari gerakan pembukaan, pencugan, nibakeun, dan beberapa variasi gerakan mincid. Dari beberapa gerakan dalam tari Ketuk Tilu, Suanda dan Gugum-lah yang menginspirasi mereka untuk mengembangkan seni tari yang saat ini dikenal dengan Tari Jaipong.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, meski banyak bermunculan hiburan modern, tari Jaipong akan tetap populer dan menjadi salah satu hiburan yang menarik bagi warga.
Tari Jaipong ini mengalami perkembangan yang cukup pesat pada tahun 1979. Perkembangan tersebut meliputi pertunjukan, dan properti yang digunakan oleh para penari yang memainkan tarian ini. Dari situlah, membuat tarian Jaipong dikenal oleh seluruh masyarakat di wilayah Jawa Barat. Contohnya daerah Sukabumi, Cianjur, hingga Bogor. Bahkan orang-orang dari luar Jawa Barat pun mulai mengenalnya.