Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengatur Komunikasi dengan Teori Agenda Setting
9 Desember 2022 12:12 WIB
Tulisan dari Mahdizal Khalila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tujuan utama dari proses komunikasi adalah untuk mendapatkan feedback sesuai dengan harapan komunikator. Komunikasi seringkali dibungkus dengan berbagai cara untuk mencapai tujuan komunikator. Cara yang digunakan oleh seorang komunikator handal berdasarkan pada teori-teori dasar dan teori-teori turunan komunikasi. Teori tersebut dapat menyampaikan tujuan komunikator untuk memengaruhi komunikan.
ADVERTISEMENT
Komunikator ingin menjadikan pesan yang disampaikannya berbekas di hati dan pikiran pendengar. Misalnya ketika seorang pria ingin melamar pasangannya, maka ia akan berusaha untuk menjadikan nya sebagai momen indah yang tidak dapat dilupakan. Atau seorang calon pemimpin yang membuat suasana kampanye menjadi momen penting untuk menarik perhatian khalayak ramai. Tujuan untuk mendapatkan kesan terbaik dalam komunikasi dapat dicapai dengan teori agenda setting.
Teori agenda setting adalah cara komunikator menyusun kondisi ruang dan waktu komunikasi untuk mendapatkan kesan terbaik sesuai dengan tujuannya. Teori ini dikembangkan oleh Mc Combs dan Shaw. Penerapan teori agenda setting dapat membuat suatu peristiwa menjadi penting dibandingkan peristiwa lainnya.
Komunikasi pada perayaan hari ulang tahun dapat menjadi contoh kecil teori agenda setting. Pasalnya, pembuat acara akan menyusun dekorasi ruangan, acara kejutan, atau kado ulang tahun yang diharapkan akan mendapatkan kesan penting bagi penikmat nya. Pemilihan warna dekorasi ruangan dapat membekas di pikiran dan hati hadirin seperti pesta nya terkesan mewah, atau meriah. Dalam hal ini, perasaan dari komunikator akan tergambar dari hasil kerjanya dan komunikan akan lebih mudah untuk menerima perasaan komunikator. Seperti gambaran kasih sayang orang tua kepada anaknya, atau rasa cinta pasangan suami istri.
ADVERTISEMENT
Contohnya pemilik stasiun televisi yang merupakan salah satu anggota partai politik. Maka ia akan berusaha untuk menaikkan berita-berita yang memberikan kesan baik bagi partai politik nya. Di sisi lain, ia juga bisa menimbun berita yang dapat memberikan kesan buruk terhadap partai politik nya.
Contoh lainnya adalah peredaman berita teroris di suatu negara. Jika berita ini tersebar di khalayak ramai, maka akan memungkinkan terjadinya kepanikan. Akses komunikasi yang bebas juga dapat menimbulkan penyebaran berita hoax sehingga akan banyak terjadi miscommunication.
ADVERTISEMENT
Media berperan penting dalam menyusun dan menampilkan berita dan peristiwa kepada masyarakat. Pasalnya, media memiliki kekuatan kuat dalam memengaruhi opini yang beredar. Akibatnya, penerimaan komunikasi bergantung pada media yang menyampaikan nya sehingga persatuan dan perpecahan berada di tangan media.
Lantas bagaimana cara untuk menerapkan teori agenda setting ini?
Pertama komunikator harus merumuskan tujuannya terlebih dahulu. Siapa saja yang akan menjadi komunikan? Apa dampak yang ingin dicapai?.
Kedua, cari timing terbaik dalam menyampaikan peristiwa. Waktu yang pas akan memberikan efek kepada psikologi pendengar sehingga pendengar dapat lebih mengingat peristiwa itu. Misalnya, penyampaian wasiat akan lebih didengar jika kita dalam kondisi sakit dibandingkan saat sehat.
Ketiga, kontrol kondisi yang ada di lapangan. Noise adalah gangguan dari setiap komunikasi. Jangan biarkan gangguan suara, gangguan penglihatan, dan gangguan suhu merusak fokus pendengar. Misalnya acara pernikahan akan lebih nyaman jika suhu ruangan tidak terlalu panas sehingga pesan bahagia dari komunikator dapat tersampaikan kepada pengunjung.
ADVERTISEMENT
Keempat, gunakan media yang tepat. Jika peristiwa ingin disampaikan kepada khalayak ramai, maka gunakan media massa untuk menjangkau seluruh kalangan. Jika ingin menyampaikan pesan rohani, maka sampaikan dalam media sesama agama saja. Ini dilakukan agar peristiwa dapat menarik target dan tidak menimbulkan pertikaian.
Namun, penerapan teori ini diharapkan tidak untuk digunakan untuk hal yang salah. Monopoli peristiwa demi menarik perhatian komunikan bukanlah hal yang terpuji. Jika kita menggunakan teori ini untuk menutupi kesalahan tanpa memperbaikinya, maka kesalahan itu akan terungkap suatu saat nanti. Jadikan teori ini untuk kepentingan bersama bukan kepentingan pribadi atau golongan.