Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
AI dalam Kehidupan Sehari-hari: Kemudahan atau Ketergantungan
15 Januari 2025 14:15 WIB
ยท
waktu baca 3 menitTulisan dari Mahirah Azzah Luthfiyyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kehadiran kecerdasan buatan (AI) dalam kehidupan sehari-hari semakin tidak bisa dihindari. Dari asisten virtual yang membantu mengatur jadwal kita, hingga rekomendasi belanja online yang semakin cerdas, AI kini hadir di hampir setiap aspek kehidupan. Namun, di balik kemudahan yang ditawarkan, muncul pertanyaan besar: apakah kita telah tergantung pada teknologi ini, dan apakah ketergantungan ini berisiko mengurangi kemandirian kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari?
ADVERTISEMENT
Salah satu sisi positif yang jelas terlihat adalah kemudahan yang ditawarkan AI dalam meningkatkan efisiensi. Di rumah, asisten suara seperti Siri, Alexa, atau Google Assistant sudah menjadi bagian dari rutinitas harian, membantu kita memeriksa cuaca, mengatur pengingat, atau bahkan mengontrol perangkat rumah tangga dengan perintah suara. Di dunia kerja, AI juga memungkinkan pekerjaan yang lebih cepat dan lebih akurat, terutama di sektor-sektor seperti keuangan, kesehatan, dan teknologi. Misalnya, AI dapat menganalisis data dalam waktu yang jauh lebih singkat dibandingkan manusia, meningkatkan produktivitas dan memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik.
Namun, di sisi lain, ada bahaya yang mengintai di balik kemudahan ini: ketergantungan. Ketika kita semakin sering mengandalkan AI untuk tugas-tugas kecil, seperti mengingatkan kita tentang jadwal atau memberikan rekomendasi, kemampuan kita untuk melakukan tugas tersebut secara mandiri semakin berkurang. Kita menjadi lebih sedikit mengandalkan ingatan dan keterampilan analitis kita, karena teknologi sudah melakukan semuanya untuk kita. Hal ini tidak hanya membatasi kreativitas kita, tetapi juga menurunkan keterampilan yang penting, seperti pemecahan masalah atau berpikir kritis.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ketergantungan pada AI juga dapat membawa dampak pada interaksi sosial. Banyak aplikasi yang menggunakan AI untuk memberikan pengalaman yang lebih personal, namun tanpa kita sadari, teknologi ini juga membuat kita semakin terisolasi dari interaksi manusia yang sesungguhnya. Misalnya, platform media sosial yang menggunakan algoritma AI untuk menyarankan konten dapat membuat kita terjebak dalam gelembung informasi, di mana kita hanya melihat hal-hal yang sudah sesuai dengan preferensi kita, bukan informasi yang beragam dan membangun perspektif lebih luas.
Tidak hanya itu, ketergantungan yang berlebihan pada AI juga dapat meningkatkan kerentanannya terhadap risiko keamanan dan privasi. Dengan semakin banyak data yang dikumpulkan oleh sistem AI, semakin besar pula potensi penyalahgunaan data pribadi kita, yang bisa berujung pada pelanggaran privasi yang serius. Keamanan siber akan menjadi tantangan besar ketika AI semakin terintegrasi dalam kehidupan kita.
ADVERTISEMENT
Meskipun AI jelas membawa kemudahan dalam kehidupan sehari-hari, kita harus berhati-hati agar tidak terjebak dalam ketergantungan yang berlebihan. Teknologi seharusnya menjadi alat untuk membantu kita, bukan menggantikan kemampuan kita untuk berpikir dan berinteraksi secara mandiri. Kunci untuk menjaga keseimbangan adalah dengan memanfaatkan AI secara bijak, menggunakan teknologi untuk meningkatkan kemampuan manusia, tanpa mengorbankan nilai-nilai dasar yang membuat kita tetap menjadi manusia. Agar AI tidak sekadar menjadi alat, tetapi juga bagian dari solusi yang memberdayakan kehidupan kita, bukan malah menciptakan ketergantungan yang berisiko.
Mahirah Azzah Luthfiyyah, Mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN Sumatera Utara