Mitos atau Fakta, Dahi yang Menonjol Menunjukkan Kepintaran Seseorang?

Mahira Angelica Elisabeth Siahaan
Psychology student at University of Brawijaya
Konten dari Pengguna
14 November 2022 13:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mahira Angelica Elisabeth Siahaan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi dahi yang menonjol https://pixabay.com/images/id-40101/
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dahi yang menonjol https://pixabay.com/images/id-40101/
ADVERTISEMENT
Apakah kalian pernah mendengar ungkapan "Dahi menonjol berarti pintar.”? Atau bahkan kalian sendiri yang mendapat ungkapan tersebut? Tetapi, sebenarnya ungkapan tersebut apakah benar adanya? Atau hanya karangan belaka? Nah, simak faktanya yuk!
ADVERTISEMENT
Ungkapan tersebut awalnya berasal dari teori frenologi, yakni teori yang menyatakan bahwa kepribadian atau keahlian seseorang dinilai dari bentuk kepalanya. Tokoh dari frenologi ini adalah Franz Joseph Gall, seorang fisiologis dari Jerman. Awalnya teori ini diawali oleh teori organologi, lalu dikembangkan menjadi frenologi.
Gall percaya semua manusia itu sama, tetapi Gall ingin menunjukkan bahwa ada bagian dari seseorang yang lebih besar, dan mempunyai potensi lebih besar juga dalam mengekspresikan perilaku. Karena kepercayaannya itu, Gall berusaha untuk menghubungkan antara tengkorak dan gips dengan karakteristik dan kepribadian manusia yang terlihat. Dari sana, Gall menambahkan 27 fakultas otak yang berbeda-beda pada setiap kepala, dan bahkan terus bertambah.
Ilustrasi fakultas otak https://pixabay.com/images/id-2029363/
Pada praktiknya, teori frenologi dilakukan dengan cara para ahli meraba untuk merasakan tonjolan yang ada di kepala, lalu mereka mencatat dan menyesuaikan dengan teori ini.
ADVERTISEMENT
Pada zaman 1800-1900, teori frenologi sangat populer di kalangan masyarakat, bahkan banyak yang tertarik untuk mempelajari teori ini. Teori frenologi juga membuat orang-orang saat itu memperindah rambut mereka, sehingga memperlihatkan tonjolan yang berada di kepalanya. Bahkan, teori ini menjadi penentu hukuman seseorang pada zaman itu.
Sayangnya, teori frenologi ini ditentang oleh para ilmuwan, karena tidak ada bukti ilmiah dan tidak bisa dipastikan kebenarannya. Lalu teori frenologi pun masuk kedalam pseudosains, atau ilmu semu yang terlihat masuk akal tetapi tidak dapat dipastikan kebenarannya.
Nah, dari teori ini, ungkapan bahwa dahi yang menonjol berartikan orang tersebut pintar muncul, tetapi faktanya, ungkapan ini tidak terbukti kebenarannya, karena tidak ada hubungan antara bentuk kepala seseorang dengan kepribadian atau keahlian seseorang.
ADVERTISEMENT