Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
3 Tips untuk Menghadapi Persaingan Pasar Pasca-Pandemi
5 April 2023 14:33 WIB
Tulisan dari Mahmud Windarto Wibowo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tiga tahun lalu, dunia menangis karena pandemi COVID-19. Tidak hanya bagi pengusaha, seluruh elemen masyarakat takut akan pandemi COVID-19 saat itu.
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 tidak hanya menyerang kesehatan tetapi juga menyerang lini perputaran ekonomi terutama untuk UMKM yang masih berjuang dan merintis. Banyak sekali UMKM yang jatuh dan akhirnya bangkrut saat itu.
Sekarang pandemi telah berakhir. Banyak UMKM yang mencoba merintis kembali usahanya. Namun, tidak semua berjalan lancar dan berkembang.
Pandemi COVID-19 membuat adanya perubahan kebiasaan masyarakat. Belanja melalui platform e-commerce dengan pembayaran non-tunai menjadi salah satu perubahannya.
Pandemi COVID-19 menjadikan masyarakat sadar akan kekuatan internet. Internet mampu menjadi peluang bagi pelaku usaha untuk mempromosikan dan menjual barang atau jasa yang ditawarkan kepada masyarakat.
Luasnya jangkauan internet membuat pelaku usaha bisa menawarkan barang dan jasanya hingga keluar negeri. Tentu saja ini bisa jadi peluang yang luar biasa besar untuk pelaku-pelaku usaha di Indonesia karena produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang tidak kalah dengan produk-produk di luar negeri.
ADVERTISEMENT
Banyaknya pelaku usaha yang sadar akan kekuatan internet yang begitu besar akhirnya membuat pasar jenuh sehingga banyak ditemui barang dan jasa dengan bentuk yang sama di pasar.
Namun, persaingan bukan hambatan untuk terus maju dan semangat dalam melakukan usaha, apalagi di masa pasca-pandemi. Berikut ini adalah tips untuk menghadapi persaingan pasar pasca-pandemi :
4P dalam dunia pemasaran terdiri dari produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion).
Produk (product) yang dihasilkan harus sesuai dengan kebutuhan dan standar target pasar yang sudah ditentukan pelaku usaha dalam perencanaan bisnisnya.
Misal, jika target pasar yang dituju oleh pelaku usaha adalah anak-anak yang masih berumur 7 - 12 tahun yang suka jajan, maka produk yang dihasilkan adalah jajanan anak-anak seperti bakso tusuk dengan perbandingan tepung lebih banyak daripada dagingnya yang kemudian bakso tusuk ini bisa ditawarkan dengan harga yang terjangkau untuk anak-anak.
Menentukan harga (price) juga menjadi hal yang penting. Perlu diingat bahwa untuk menentukan harga, pelaku usaha harus menghitung seluruh modal yang dikeluarkan, baik yang besar hingga ke hal paling kecil untuk menghindari kerugian. Selain itu, harga juga disesuaikan dengan kemampuan beli target pasar yang sudah direncanakan pelaku usaha.
ADVERTISEMENT
Tempat (place) merupakan hal yang perlu diperhatikan juga. Tempat yang strategis dan mudah diakses tentunya bisa sangat membantu pemasaran dari produk atau jasa yang ditawarkan kepada target pasar pelaku usaha.
Pelaku usaha juga perlu mempromosikan (promotion) produk dan jasanya. Promosi bisa dilakukan melalui daring dengan online ads atau pun media sosial, maupun luring dengan word of mouth maupun pembagian brosur.
Di masa sekarang, kolaborasi menjadi hal yang sangat penting. Untuk mempermudah akses kolaborasi dengan pelaku usaha lain, akan lebih baik jika kita bergabung dengan komunitas-komunitas bisnis yang ada di daerah masing-masing maupun secara daring (online).
Kolaborasi membuat produk dan jasa yang ditawarkan pelaku usaha bisa lebih mudah terdistribusi ke pasar. Semakin sering kita berkolaborasi, semakin mudah kita menjangkau target pasar yang belum tersentuh produk kita.
ADVERTISEMENT
Tentunya, pelaku usaha butuh jasa pengiriman yang terpercaya dan aman untuk menjangaku pelanggan-pelanggan yang ada di Indonesia. Untuk itu JNE membantu pelaku usaha untuk mengirimkan produknya dengan aman ke seluruh Indonesia. JNE sudah tidak diragukan lagi pelayanannya dan sekarang JNE sudah berusia 32 tahun dengan jejak-jejak usahanya yang luar biasa baik.
Di pasca-pandemi ini pelaku usaha dituntut untuk lebih empati. Misal saja, masalah oknum ojek pangkalan yang kadang memberikan harga yang semena-mena yang kemudian diselesaikan dengan transportasi online seperti Gojek dan Grab yang menawarkan harga jasa yang jelas dan transparan.
Masa pasca-pandemi mungkin belum menjadi masa yang mudah untuk banyak pelaku usaha. Tapi yakinlah, bahwa selagi masih ada semangat untuk belajar dari kesalahan, tekad, perhitungan yang matang dan rasa tidak ingin tertinggal maka pelaku usaha bisa bangkit lagi dari keterpurukan pandemi COVID-19 lalu.
ADVERTISEMENT