Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
7 Fakta yang Mungkin Tak Diketahui tentang Den Haag
6 Maret 2020 16:35 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
Tulisan dari Mahmudin Nur Al Gozaly tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Banyak orang mengenal Kota Den Haag mungkin hanya sebagai pusat pemerintahan Belanda, tapi banyak fakta di kota yang dikenal “ibu kota hukum dunia” ini, yang tak diketahui banyak orang. Berikut 7 fakta penting yang mungkin Anda tidak ketahui tentang kota tersebut:
ADVERTISEMENT
1. Lebih dari 160 Organisasi Internasional Bermarkas di Den Haag
Anda mungkin tahu beberapa organisasi internasional yang berada di Den Haag. Namun tahukah Anda, saat ini lebih dari 160 organisasi internasional bermarkas di kota tersebut?
Organisasi antar-pemerintah maupun organisasi non-pemerintah memilih Den Haag sebagai basis internasionalnya, mulai dari organisasi yang high-profile seperti organisasi pelarangan senjata kimia (OPCW), badan kerja sama sistem peradilan pidana Uni Eropa (Eurojust), hingga organisasi yang menangani isu-isu khusus seperti keadilan gender (Women’s Initiatives for Gender Justice), bantuan anak (Save the Children), dan pengentasan kemiskinan (Oxvam Navib).
Semua organisasi peradilan internasional yang menangani kasus-kasus internasional juga ada di kota perdamaian ini. Sebut saja di antaranya adalah Mahkamah Internasional (ICJ), Mahkamah Arbitrase Antarabangsa (PCA), Mahkamah Pidana Internasional (ICC), Pengadilan Pidana Internasional untuk Rwanda (ICTR), Pengadilan Pidana Internasional untuk Bekas Yugoslavia (ICTY), Pengadilan Khusus untuk Sierra Leone (SCSL), dan Pengadilan Khusus bagi Lebanon (STL). Reputasi Den Haag sebagai basis berbagai peradilan internasional diawali sejak kota tersebut menjadi tuan rumah bagi dua konferensi perdamaian internasional tahun 1899 dan 1907, yang hasilnya dikenal sebagai Konvensi Den Haag.
ADVERTISEMENT
2. Istana Perdamaian Terbuka untuk Umum
Banyak orang mengenal Den Haag sebagai kota perdamaian dan keadilan internasional. Itulah kenapa Istana Perdamaian (Belanda: Vredespaleis) ada di kota ini. Tapi tahukah Anda, di tempat ini terdapat Mahkamah Internasional (ICJ) – peradilan utama PBB sebagai satu-satunya organ utama PBB di luar Amerika Serikat dan Mahkamah Arbitrase Antarabangsa (PCA)?
Istana tersebut pertama kali dibuka pada 28 Agustus 1913 dan saat ini terbuka untuk umum setiap harinya di jam-jam kerja. Bahkan semua persidangan di Mahkamah Internasional di tempat ini dapat dihadiri oleh siapa pun, kecuali jika dinyatakan sebaliknya oleh majelis hakim yang menyidangkannya.
3. Setengah Lebih Penduduknya Pendatang
Menurut data resmi pemerintah Kota Den Haag, penduduk Den Haag saat ini mencapai 539.040 jiwa – meningkat sekitar tiga puluh ribu jiwa dari 5 tahun sebelumnya.
Setengah lebih dari populasi Den Haag tersebut – sekitar 54,7 persen, merupakan warga asing yang datang ke kota ini sebagai pekerja maupun pengungsi. Persentase tersebut meningkat dari 5 tahun sebelumnya, dimana warga pendatang berkisar 50,5 persen dari jumlah seluruh residen di kota itu.
ADVERTISEMENT
Dari segi sosial, kini warga yang tinggal di Den Haag terdiri dari 100 etnis yang berbeda. Di antaranya, ada komunitas Indonesia, Tionghoa, di samping warga asal Turki dan Maroko. Ada juga populasi yang berasal dari Suriname, yang juga tergolong sebagai negara yang etnisnya beragam. Suriname, yang terletak di pantai timur laut Amerika Selatan, merupakan bekas jajahan Belanda. Ketika Suriname mencapai kemerdekaannya pada tahun 1975, sepertiga dari penduduk negara itu bermigrasi ke Belanda dan banyak menetap di Den Haag karena lokasinya di pantai.
4. Hutan Kotanya Tertua di Belanda
Di samping banyak taman yang asri dan indah, Den Haag juga terkenal dengan hutan kotanya yang sejuk. Tahukah Anda, hutan kota di Den Haag ini luasnya sekitar 100 hektar dan ternyata merupakan hutan kota tertua di Belanda? Tidak seperti hutan kota di tempat lain, hutan yang lebih dikenal sebagai Haagse Bos ini tak hanya berfungsi sebagai paru-paru kota tetapi juga tempat orang berekreasi, berolahraga bahkan melepas penat dan lelah.
Menurut berbagai sumber terbuka, selama Perang Dunia II, Jerman yang saat itu menduduki sebagian wilayah Belanda, menggunakan hutan Kota Den Haag sebagai daerah peluncuran roketnya. Pasukan Sekutu pernah mencoba membalas serangan roket itu, namun hutan kota tetap aman karena luput dari serangan balasan tersebut.
ADVERTISEMENT
5. Perdana Menteri Rutin Mengajar di Sekolah Lokal
Ada berapa negara yang kepala pemerintahannya secara rutin mengajar di sekolah lokalnya? Hal langka ini tidak akan terjadi di banyak negara. Tetapi di Belanda, perdana menterinya secara rutin menyempatkan diri untuk mengajar di sejumlah sekolah lokal di Den Haag. Misalnya, dua jam tiap minggunya, perdana menteri yang sekarang, Mark Rutte, menjadi guru tamu di Johan de Witt Scholengroep, Den Haag. Hal ini sudah ia lakukan sejak tahun 2008.
6. Menikmati Kuliner sambil Keliling Kota
Di Den Haag ada sarana transportasi wisata untuk menikmati makanan sambil keliling kota. Namanya Hoftrammm. Dengan menaiki tram unik ini – selama sekitar 2 jam 30 menit, para turis dapat menyantap sajian kuliner khas negeri Kincir Angin tersebut sekaligus berkeliling menikmati bermacam sudut keindahan kota.
ADVERTISEMENT
Hoftrammm memiliki tiga gerbong yang terlihat modern dan elegan. Gerbong pertama dan ketiga sebagai tempat penumpang yang masing-masing dapat menampung 24 dan 20 orang, sementara gerbong kedua berfungsi sebagai dapur chef. Penumpang juga disediakan fasilitas toilet yang sangat baik yang terletak di bagian paling belakang tram. Restoran ini merupakan restoran tram pertama di Belanda yang beroperasi sejak tahun 2014.
Paket wisata yang disajikan Hoftrammm meliputi makan siang dan makan malam. Namun tidak setiap saat, orang dapat dengan mudah mengakses wisata kuliner ini karena tram tersebut hanya beroperasi pada hari-hari tertentu dan baru akan beroperasi jika seluruh gerbong sudah direservasi, dengan biaya sekitar 79,50 euro per orang.
7. Pantai di Den Haag Tidak Hanya Scheveningen
Semua orang mungkin pernah mendengar tentang pantai indah di Scheveningen – sebuah distrik sebelah Barat Laut yang berjarak 5,5 kilometer dari pusat Kota Den Haag. Tidak heran, karena pantai ini menyuguhkan pemandangan pantai, pasir putih, dermaga dan mercu suar serta memanjakan pengunjung pejalan kaki dan pengguna sepeda, sehingga menarik sekali untuk dijelajahi. Di pantai ini juga sering berlangsung event internasional sehingga dapat menarik banyak turis asing berkunjung setiap tahunnya, terutama di musim dingin, semi, dan panas.
Den Haag nyatanya memiliki pantai eksotis lainnya, yakni pantai Habana di Kijkduin yang berjarak sekitar 7,5 kilometer dari episentrum kota. Meskipun jauh lebih kecil dari pantai Scheveningen, pantai ini rupanya lebih sering dikunjungi keluarga yang berlibur. Menurut informasi dari berbagai sumber terbuka, turis asing dari negara tetangga, seperti Polandia, Jerman, dan Perancis justru lebih memilih pantai Kijkduin karena masih banyak area yang keindahan alamnya masih asli, namun tetap menyajikan beragam pilihan berbelanja dan restoran dengan menu organik, segar dan luar biasa lezatnya.
Pantai lainnya yang jarang orang ketahui adalah pantai di Zuiderstrand yang berada di antara pantai Scheveningen dan Kijkduin – berjarak sekitar 5 kilometer dari kota. Jika berkunjung ke pantai ini terutama di musim panas, Anda akan melewati bukit pasir yang tertutupi mawar liar yang menurut penduduk lokal jauh lebih indah dan tenang dibanding pantai Scheveningen dan Kijkduin.
ADVERTISEMENT
Jadi, di antara 7 fakta tersebut, mana saja yang sebenarnya Anda belum ketahui atau justru sudah Anda ketahui? Jangan lupa sampaikan tanggapan Anda di komentar artikel ini, ya.