Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Humas Perguruan Tinggi Muhammadiyah Bahas Kekerasan dan Pelecehan Seksual Kampus
8 Agustus 2022 15:35 WIB
Tulisan dari Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Humas Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) dalam Workshop Pengembangan Humas PTMA Batch 2 di Yogyakarta membahas protokol penanganan kasus pelecehan dan kekerasan seksual di kampus . Mengingat laporan Komnas Perempuan sepanjang tahun 2015-2020 yang menerima 27% aduan kasus kekerasan seksual terjadi di perguruan tinggi dari keseluruhan pengaduan yang terjadi di lembaga pendidikan.
ADVERTISEMENT
Urutan Ketiga Tempat Kekerasan Seksual
Kekerasan dan pelecehan seksual adalah satu diantara kasus yang perlu ditangani dengan baik oleh humas di setiap instansi, termasuk perguruan tinggi. Mengingat pelaku dan korban kasus seperti ini dapat berasal dari berbagai kalangan. Berdasarkan survei Mendikbud Ristek pada 2019, kampus menempati urutan ketiga sebagai tempat terjadinya kekerasan seksual 15%), setelah jalanan (33%) dan transportasi umum (19%).
Kampus berpihak Pada Korban
Humas Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA), Abdul Latif menyebutkan bahwa pihak kampus harus lebih dulu memposisikan diri untuk membela dan melindungi korban sambil memberikan pendampingan hingga kasus dapat diselesaikan dengan baik. “Jangan sampai kampus lepas tangan ketika muncul kasus.” paparnya.
Workshop yang diselenggarakan oleh Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Muhammadiyah bekerjasama dengan Asosiasi Pengajar Ilmu Komunikasi (APIK) PTMA sebagai tim fasilitator pendamping. Menghadirkan 40 orang humas yang berasal 31 PTMA seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Mengingat belum semua kampus memiliki protokol khusus untuk menangani kasus pelecehan dan kekerasan seksual, protokol penanganan kasus kekerasan dan pelecehan seksual di kampus pun dibahas. Forum tersebut meminta humas PTMA untuk membuat rancangan program penanganan yang masing-masing akan dipresentasikan.
Masukan dari APIK PTMA
Pada saat penyampaian rancangan humas PTMA, Eli Purwati bagian dari tim fasilitator Asosiasi Pengajar Ilmu Komunikasi (APIK) PTMA menyampaikan, “dalam penanganan kasus seperti ini, humas perlu memikirkan tidak hanya bagaimana menangani mahasiswa, namun juga memikirkan bagaimana meyakinkan keluarga mahasiswa bahwa kampus tetap bisa menjadi tempat aman bagi anak-anaknya menuntut ilmu.” papar dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tersebut.
Forum ditutup dengan kesepakatan humas PTMA untuk terus memperbaiki dan mengevaluasi penanganan terhadap kasus kekerasan dan pelecehan seksual di kampus. Humas PTMA berkomitmen untuk memberikan penanganan yang berimbang bagi korban dan pihak terkait.
ADVERTISEMENT