Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Bank Sampah di Makassar Raup Untung Rp 150 Juta Per Bulan
21 Februari 2019 9:12 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
ADVERTISEMENT
Makassar -- Siapa sangka sampah bisa diubah menjadi barang berekonomis tinggi? Kehadiran bank sampah membawa banyak perubahan. Mulai dari lingkungan, sosial, hingga ekonomi, terutama bagi mereka yang menjaga lingkungan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Asosiasi Bank Sampah Indonesia, Saharuddin Ridwan, mengatakan bahwa berbicara soal sampah pasti tak lepas dengan sesuatu yang jorok dan tak bernilai, bahkan sampah dilihat sebagai musuh atau masalah.
"Selama manusia ada di Bumi ini, kita tidak terlepas dari sampah, karena manusia itu penghasil sampah," kata Saharuddin, Kamis (21/2).
Saat ini pengelolaan bank sampah di Kota Makassar telah jadi percontohan nasional. Selain itu, bank sampah juga jadi program unggulan Pemerintah Kota Makassar terutama masyarakat di Kota Daeng.
Bermula dari rasa peduli, Saharuddin lantas membangun bank sampah yang terletak di Jalan Toddopuli, Kota Makassar. Ia bersama rekannya yang tergabung dalam Asosiasi Bank Sampah Indonesia, mendirikan bank sampah di setiap tingkat RW, kecamatan hingga kelurahan di Kota Makassar.
ADVERTISEMENT
"Ada nilainya kalau sampah, bayangkan tiap hari orang buang sampah dan itu ada nilainya, tidak hanya bernilai uang, sampah bisa tukar beras juga, dan sampah bisa ditukar tabung gas juga. Di tingkat RW sekalipun bank unit sampah pusat jemput beberapa jenis sampah, mulai dari sampah organik, plastik, dan macam-macam," jelas Saharuddin.
Saharuddin menjabarkan, saat ini ada 600 bank sampah di Makassar. Dalam satu bulan, sampah-sampah tersebut dapat menghasilkan Rp100 juta sampai Rp150 juta.
"Sampah plastik itu rupiah, jadi bayangkan kalau botol hanya tergeletak di jalan atau di kanal, sama halnya uang yang berserakan di jalan. Padahal itu bernilai dan bisa jadi uang kalau dikumpulkan," tambahnya.
"Jadi, bank sampah yang ada di unit RW di jemput oleh bank sampah pusat, setelahnya di timbang dan ada uangnya, mereka pakai sistem tabungan, ada buku tabungannya juga. Jadi kapan saja bisa diambil warga, jika sudah merasa cukup banyak. Dan yang nikmati kan masyarakat sendiri, yang nikmati bersih lingkungan masyarakat sendiri," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Sekitar 6 ton sampah kertas berupa kardus masuk ke bank sampah pusat setiap harinya. Ditambah 2 ton sampah plastik berupa gelas dan botol plastik, serta sampah logam sekitar satu ton. Sampah tersebut merupakan kiriman dari bank sampah di setiap RW.
Saharuddin menjelaskan, perlu adanya kesepakatan bersama dengan warga sekitar untuk membuat bank sampah. Mendirikan bank sampah di sekitar rumah juga tidaklah sulit. Warga hanya perlu melakukan rapat bersama, membuat komitmen kesepakatan, serta membuat Surat Keterangan yang ditandatangani kepala kelurahan dan Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Pengelolaan Sampah.