Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Makassar -- Jelang pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin muncul beberapa nama-nama yang bakal masuk di kabinet kerja jilid II. Presiden Jokowi bakal dilantik pada 20 Oktober 2019 mendatang dan mengumumkan jika calon menteri-menterinya didominasi oleh kalangan profesional dibanding partai politik.
ADVERTISEMENT
Jokowi menyebutkan beberapa waktu lalu jika perbandingannya ialah 55 persen profesional dan 45 persen dari partai politik.
Komposisi tersebut merupakan hal yang realistis. Sebab komposisi tersebut akan memudahkan Presiden Jokowi dalam mewujudkan visi misinya dalam lima tahun ke depan, mengakomodasi kepentingan politik dan meritokrasi berbasis kompetensi.
Oleh karena itu bukan cuma partai politik yang sudah menyodorkan sejumlah nama untuk dipilih sebagai pembantu presiden lima tahun kedepan. Wapres Jusuf Kalla (JK) yang akan berakhir masa tugasnya serta digadang-gadang sebagai Wantimpres juga memiliki tiga nama untuk dijagokan sebagai mengisi pos menteri.
Informasi yang diterima Makassar Indeks jika Komjen Pol (Purn) Syafruddin yang kini menjabat Menpan RB akan kembali menduduki posisinya di periode pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
ADVERTISEMENT
Menteri yang sebelumnya memiliki pangkat Komisaris Jenderal ini dianggap masih layak menduduki posisi Menpan RB setelah menggantikan Asman Abnur pada Agustus 2018 lalu.
Bahkan informasi yang diterima redaksi Makassar Indeks jika, Syafruddin disokong oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama dua kandidat menteri lain karena dianggap merepresentasikan Indonesia Timur dan salah satu kader Jusuf Kalla semasa menjadi ajudannya saat menjadi Wapres SBY.
Dua orang calon menteri yang disebut disodorkan lelaki kelahiran Bone itu adalah Rektor Universitas Hasanudin, Dwia Ariestina Pulubuhu dan Muh. Arief Rosyid Hasan.
Rektor Unhas Prof Dwia dianggap sosok yang cocok untuk menduduki kursi Kementerian Sosial yang saat ini diduduki politisi Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu informasi yang diterima Makassar Indeks bahwa, Jusuf Kalla mengusulkan kepada Jokowi agar Kemensos tetap dipegang oleh figur perempuan dan dari Indonesia Timur.
Dwia yang berasal dari Gorontalo merupakan mantan aktivis hak-hak perempuan di zamannya saat masih menjadi mahasiswi di Universitas Airlangga maupun Universitas Hasanuddin. Guru besar Sosiologi Unhas itu dianggap memiliki pemikiran yang cemerlang tentang kehidupan sosial di Indonesia, melalui tulisan-tulisannya di media. Tak hanya menjadi rektor Unhas, Dwia juga pernah mendapat dukungan terbanyak sebagai Ketua Nasional Ikatan Sosiologi Indonesia (ISI) pada 2013-2016.
Usulan nama menteri terakhir dari Jusuf Kalla ialah, Arief Rosyid Hasan. Sosok anak muda yang pernah menjabat PLT Sekjen Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini dianggap layak menempati kursi yang mengurusi kepentigan pemuda.
ADVERTISEMENT
Dalam kesibukannya mengurusi pemberdayaan pemuda dengan mendirikan 17 lembaga nasional. Arief tetap giat memikirkan kehidpan bangsa dengan menjadi direktur pada lembaga kajian perencanaan pembangunan pemuda yang ia dirikan diantaranya ialah, Merial Institute, kajian ekonomi, politik dan sosial, Suropati Syndicate serta lembaga kajian hukum- peristiwa ketatanegaraan bernama Tadarus Hukum.
Arief dianggap cocok mengisi kursi ‘menteri Milenial’ sebab memiliki pengalaman untuk mengeksekusi berbagai program-program di bidang kepemudaan.
Secara usia, visi, dan kemampuan dia termasuk dari salah satu pemuda Indonesia yang memiliki bakat leadership sebab pernah memegang berbagai jabatan seperti Ketua Umum PB HMI, Pengurus Majelis Nasional Korps Alumni HMI (MN KAHMI), dan Wakil Direktur Milenial Tim Kemenangan Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf pada pilpres 2019.
ADVERTISEMENT