BMKG: Angin Mosun Bukanlah Badai

Konten Media Partner
11 Januari 2020 7:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gambar pergerakan angin monsun Asia.  Foto: dok. BMKG
zoom-in-whitePerbesar
Gambar pergerakan angin monsun Asia. Foto: dok. BMKG
ADVERTISEMENT
Makassar -- Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah IV Makassar mengklarifikasi terkait informasi tentang Mosun Asia yang dianggap bahwa itu sama dengan badai yang melintasi sejumlah wilayah di SulSel mulai pada tanggal 10-12 Januari 2020 tahun ini.
ADVERTISEMENT
Prakirawan BMKG wilayah IV Makassar, Esti Kristanti membantah hal tersebut, dan menjelaskan bahwa angin Mosum Asia hanya sirkulasi global yang terjadi setiap tahunnya.
Menurutnya angin Muson Asia bukan hal yang harus di khawarirkan oleh masyarakat dan bukan penyebab hujan lebat yang disertai kilat, petir dan angin kencang.
"Yang terjadi saat ini itu potensi hujan lebat di sertai petir, kilat dan angin kencang itu bukan mosun asia, namun angin mosun itu sebenarnya angin yang bertiup dari wilayah asia menuju Australia dan itu terjadi setiap tahunnya dan angin Mosun itu merupakan angin yang membawa masa udara basah yang menyebabkan hujan diseluruh wilayah indonesia, jadi yang menyebabkan angin kencang itu bukan angin muson hanya karena ada angin muson yang cukup kuat kemudian didukung juga dengan uap air yang cukup banyak terutama untuk wilayah Sulsel, hal ini yang menyebabkan pertumbuhan awan kumulonimbus yang menyebabkan terjadinya hujan lebat, angin kencang disertai kilat dan kilat," ungkap Esti saat dihubungi Makassar Indeks, Sabtu (11/1)
ADVERTISEMENT
Ia menegaskan bahwa Muson Asia bukan badai yang banyak di khawatirkan dan telah beredar di tengah tengah masyarakat.
"Bukan badai, jadi itu sirkulasi angin global, bukan skala provinsi bukan juga skala negara jadi ini skala global dan angin muson bukan yang menyebabkan kemarin tanggal 5 ada angin kencang di beberapa daerah itu bukan karena angin muson itu angin kencang melainkan karena adanya awan kumulonimbus." lanjutnya.
Diketahui Muson Asia sudah terjadi sejak November hingga April mendatang untuk wilayah Sulawesi Selatan.
Angin kencang dan hujan lebat di Sulawesi Selatan sendiri memang patut diwasapadai di cuaca ekstrem kali ini, Esti mengatakan untuk beberapa hari kedepan potensi hujan sedang hingga lebat akan terjadi di daerah pesisir barat SulSel seperti takalar, gowa, makassar, maros, barru, pangkep, sengkakng, para pare, soppeng, sidrap luwu utara dan luwu timur dengan kecepatan angin yang diprediksi berkisar dari 10 sampai 50 km perjam.
ADVERTISEMENT
Tak lupa Esti menghimbau kepada masyarakat untuk sulsel karena hampir sebagian wilayah sulsel akan memasuki musim hujan lebat untuk mewaspadai potensi hujan lebat disertai kilat, petir dan angin kencang, dengan kecepatan mencapai hingga 50 km perjam dan untuk mewaspadai terjadinya potensi genangan dan juga banjir di beberapa titik terutama yang rawan banjir.
"Kami juga sampaikan untuk yang diwilayah perairan agar mewaspadai potensi gelombang tinggi mencapai 2,5 m, untuk saat ini gelombang di perairan sulsel harus diwasapadai karena mencapai 1,25 sampai 2,5 m untuk perairan sulsel, kepulauan selayar, perairan barat sulsel dan gelombang 2,5.hingga 4 meter untuk wilayah selat maksaar bagian selatan dan laut flores bagian timur." tutupnya.