Konten Media Partner

Brand Baru, Energi Pariwisata Sulsel di Tahun 2019

28 Desember 2018 9:51 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Brand Baru, Energi Pariwisata Sulsel di Tahun 2019
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Makassar -- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sulsel bersama Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD), melakukan launching brand baru pariwisata Sulsel, Kamis (27/12). Brand pariwisata Sulsel ini tentunya menjadi energi baru bangkitnya sektor pariwisata di Sulsel.
ADVERTISEMENT
Kepala Disbudpar Sulsel, Musyaffar Syah, mengatakan, melalui logo baru sebagai brand pariwisata Sulsel, pemerintah memperkenalkan indahnya Sulsel sebagai pusat Indonesia, yang biasa disebut The Heart Wonderful Indonesia. Kaum milenial menjadi salah satu pasar yang cukup potensial, apalagi sekarang ini penggunaan media sosial yang sudah tidak asing lagi.
"Pariwisata Sulsel memiliki potensi yang beranekaragam dan keindahan yang unik. Namun, daya tarik dari keindahan tersebut masih membutuhkan sentuhan dengan melakukan promosi. Setiap destinasi harus mampu menghadirkan brand yang menjadi ciri khas destinasi itu sendiri," ujarnya.
Adapun yang menjadi latar belakang dari brand pariwisata Sulsel, lanjutnya, bahwa elemen esensial dan wajah brand sangat penting dengan melihat adanya proses perancangan yang sesuai.
ADVERTISEMENT
Secara objektif, rancangan pariwisata dilakukan melalui penyelenggaraan loka rancang yang melibatkan peserta terpilih atau pelaku kreatif dan asosiasi profesional desain grafis Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, pemenang lomba desain brand pariwisata Sulsel, Rahmat Zulkarnain, menyampaikan konsepnya. Yakni menggunakan tiga konsep. Yang pertama, konsep penyambutan yang biasanya tarian khas, tari kipas, sulappa appa yang merupakan bentuk aksara lontar, dan terakhir ikatan.
"Kita harus memahami manifestasi kebudayaan terlebih dahulu sebelum merangkum menjadi satu," ujarnya.
Sebelum merancang brand, tambahnya, terdapat lima aspek yang menjadi acuan. Yaitu wisata budaya, wisata bahari, wisata agro, wisata sejarah, dan wisata kuliner. Kemudian yang menjadi target audiens adalah anak muda atau generasi milenial, dengan melihat aktifitas dan kebutuhan mereka.
ADVERTISEMENT