Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Sittiara Lolos dari Tsunami karena Terjebak di Hotel Mercure Palu
2 Oktober 2018 16:21 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB

ADVERTISEMENT
Makassar-- Gempa dan tsunami yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah, menjadi cerita yang tak terlupakan bagi Sittiara Kinang yang saat itu baru saja tiba di Palu. Ia langsung disambut dengan musibah gempa berkekuatan 7,4 SR, disusul oleh tsunami setinggi 6 meter yang langsung menerjang pantai Talise dan Hotel Mercure yang menghadap ke pantai lepas.
ADVERTISEMENT
Sittiara Kinang merupakan Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemerintah Kota Makassar. Ia diutus untuk menghadiri pembukaan Festival Nomoni di Anjungan Pantai Talise, Kota Palu, pada Jumat (28/19). Tiba di hotel Mercure pukul 14.00 WITA, yang tak jauh dari lokasi acara.
Ditemui di kediamannya di Graha Hasira Permai, Kota Makassar, ia menceritakan kepada MakassarIndeks detik-detik saat gempat terjadi. Saat itu, Sittiara hendak mengambil air wudhu untuk salat magrib.
"Waktu itu, saya ambil air wudhu untuk salat magrib, baru saja selesai wudhu, tiba-tiba bangunan berguncang. Saya coba berpegang pada tempat tidur, berkali-kali terlepas karena goncangan begitu besar, saya seperti diayun. Saya pegang lebih kencang, tapi tetap lepas, saya terus berusaha memegang tempat tidur sekuat mungkin." beber Sittiara kepada MakassarIndeks, Selasa (2/10).
ADVERTISEMENT
Sittiara mengaku panik, ia bergegas meninggalkan kamar hotel, menuju lobby, namun saat keluar pintu kamar hotel, dirinya kaget melihat semua orang berlarian keluar pintu hotel. "Saya keluar bersama-sama orang yang ada di dalam Hotel, pokoknya lari, mencari celah untuk keluar hotel," ujarnya.
Saat berusaha keluar hotel, guncangan terus dirasakan, ia nekat keluar dan menyelamatkan dirinya melalui jendela belakang hotel. Ia mengaku tidak sadar telah berjalan di atas pipa kecil, hingga menuju balkon belakang hotel.

Namun, pipa yang dipijaknya tak kuat menahan berat tubuhnya. Ia terjatuh, kepalanya membentur sebuah tembok. Ia mengalami pendarahan di kepalanya, beruntung ada seorang pilot maskapai penerbangan yang sempat membantunya. "Saya ditolong pilot, dia memberi saya baju dan menutupi kepala saya yang berdarah," katanya.
ADVERTISEMENT
Setelah mendapatkan pertolongan dari pilot yang tak dikenalinya, tiba-tiba tsunami muncul pascaguncangan hebat menghantam hotel tersebut. Posisi Sittiara saat itu berada di lantai 3 Hotel Mercure.
Ia terjebak dan bertahan di Hotel Mercure bersama korban lainnya, suasana saat itu gelap, semua penerangan padam, listrik terputus, dan jaringan telepon terganggu. Keberuntungan kembali berpihak padanya, ia mendapati dua korban selamat menggunakan telepon selular yang belum terputus jaringannya.

Kedua orang itu bersedia menolongnya untuk menghubungi keluarganya. Lantas ia menghubungi adiknya di Makassar, untuk memberikan kabar akan kondisi di Palu. Sittiara juga menghubungi Moh Ramdhan Pomanto, Wali Kota Makassar.
"Pukul 11 malam kami tinggalkan hotel yang sebagian sudah runtuh, beruntung kami bisa keluar dari reruntuhan. Saat keluar, saya lihat air sudah surut. Kemudian saya dijemput keponakan yang tinggal di Palu," kata Sittiara.
ADVERTISEMENT
Sittiara dievakusasi ke pengungsian di areal Masjid Agung di Palu. Kemudian ia meninggalkan wilayah tersebut dan menuju tempat yang lebih tinggi. Bersama para korban lainnya, ia tidur di halaman kos-kosan milik keponakannya yang bernama Arman, di Jalan Dewi Sartika, Kota Palu.
Selama dua hari bertahan di pengungisan dan makan seadanya. Sittiara baru bisa meninggalkan Kota Palu dengan pesawat Hercules milik TNI AU, sekitar pukul 05.00 sore, bersama 169 korban lainnya menuju Makassar.
Setibanya di Makassar, ia dijemput oleh kerabat dan Sekda Pemkot Makassar di Lanud Galaktica Hasanuddin Makassar.
Akibat kejadian itu, Sittiara mengaku mengalami trauma. Ia kini beristirahat di rumahnya dan beryukur masih selamat saat hotel dihantam tsunami pada pukul 18:02 WITA. "Saya beruntung saat itu masih selamat, beruntung diberikan keselamatan" ujar Sittiara sambil mengusap air matanya.
ADVERTISEMENT