Konten dari Pengguna

5 Jajanan Pasar Khas Sulawesi Selatan yang Unik dan Nikmat

Arga Arifwangsa
Sering mendadak lapar. Hobi dengan: Pokemon, kuliner, musik, movie, kopi, dan travel.
5 Juni 2019 21:26 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arga Arifwangsa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Provinsi Sulawesi Selatan yang terkenal akan daya tarik wisata dan budayanya yang sangat mengagumkan juga memiliki segudang warisan kuliner Nusantara yang unik dan nikmat. Mulai dari beragam jenis hidangan lezat yang kaya akan bumbu rempah, hingga jajanan pasar tradisional pun ada.
ADVERTISEMENT
Di cerita kuliner MakassarLapar kali ini, kami memberikan rekomendasi lima jenis kue tradisional atau jajanan pasar khas suku-suku besar yang mendiami Sulawesi Selatan. Kudapan manis berikut biasanya hanya muncul pada momen-momen atau di lokasi tertentu saja.
Penganan apa sajakah? Berikut kita simak di bawah ini.
1. Barongko
Penganan manis ini memiliki sejarahnya sendiri. Barongko konon dibuat oleh tangan para ahli sebagai hidangan penutup yang wajib disajikan bagi kalangan bangsawan suku Bugis.
Barongko sendiri berbahan dasar pisang yang dihaluskan dengan campuran telur, santan, gula pasir, serta sedikit garam kemudian dibungkus dengan daun pisang sebelum dikukus. Rasanya manis dan memiliki tekstur yang lembut.
Barongko sangat populer dan dapat kita temukan di acara adat, pernikahan, khitanan, akikah, syukuran, atau pada saat momen Lebaran. Beberapa toko kue jajanan pasar di Kota Makassar juga menjajakan kue Barongko sebagai menu pemungkasnya dengan harga berkisar mulai dari Rp 5.000-7.000.
ADVERTISEMENT
2. Sikaporo
Jajanan pasar lain yang memiliki nilai sejarah bagi suku Bugis-Makassar adalah kue Sikaporo. Sikaporo biasanya dibuat di atas cetakan khusus berbentuk kelopak bunga yang simetris, berbahan utama tepung beras, santan kental, telur, gula pasir, pasta pandan, dan pewarna makanan. Cara pembuatannya pun cukup simpel.
Hingga saat ini, kue Sikaporo sering disajikan pada acara-acara besar, seperti acara seserahan pernikahan adat suku Bugis sebagai simbol keharmonisan dan kesederhanaan yang akan terbina dalam suatu rumah tangga. Kue Sikaporo ini biasa dijajakan dengan harga sekitar Rp 35.000 per talangnya.
3. Biji Nangka
Meskipun memiliki namanya Biji Nangka, tetapi nyatanya nangka bukan bahan dasar kue ini, bahkan tidak ada unsur nangkanya sama sekali. Namanya begitu hanya karena bentuknya yang menyerupai biji buah nangka.
ADVERTISEMENT
Keistimewaan dari penganan khas suku Makassar ini adalah bahan dasarnya yang terbuat dari kentang dan kenari yang dihaluskan, berbeda dengan jajanan pasar khas Bugis-Makassar lainnya yang didominasi oleh santan, telur, serta pisang. Kue Biji Nangka memiliki rasa yang manis di luar, namun gurih di dalam.
Biasanya disajikan di dalam Bossara pada saat acara-acara besar. Terkadang ada pula yang menghidangkannya sebagai menu sarapan yang ringan atau takjil untuk berbuka puasa. Jajanan ini mulai banyak ditemukan di pasar tradisional dengan harga sekitar Rp 2.000 per bijinya.
4. Putu Cangkiri
Camilan lokal satu ini sangat cocok dinikmati selagi hangat bersama secangkir teh ataupun kopi. Bahan utamanya, antara lain beras ketan yang ditumbuk setengah halus lalu dicampurkan dengan serutan gula merah serta isian kelapa parut yang gurih. Adonan tersebut kemudian dicetak dengan cetakan corong plastik untuk kemudian diuapkan hingga matang.
ADVERTISEMENT
Kenapa namanya Putu Cangkiri’? Karena jika dilihat sekilas bentuknya hampir menyerupai sebuah cangkir terbalik. Putu Cangkiri’ banyak dijajakan di pasar tradisional maupun pinggiran jalan dan kita dapat melihat proses pembuatannya secara langsung.
Hampir semua pedagang Putu Cangkiri’ menjajakan dagangannya hanya pada waktu sore hingga malam hari. Biasanya dijual mulai dari kisaran Rp 500-1.000 per biji.
5. Deppa Tori
Deppa Tori’ atau Deppa Tetekan merupakan camilan goreng khas suku Toraja yang terbuat dari tepung beras serta gula merah sebagai pemanisnya. Deppa Tori’ juga sering disebut sebagai Kue Cucur khas Toraja, meski sebenarnya rasa dan bentuknya tetap berbeda dengan Kue Cucur yang ada di Pulau Jawa.
Ketika mengunjungi Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Enrekang, kita dapat sangat mudah menemukan camilan ini di sepanjang pinggiran jalan, di mana kita juga dapat melihat proses pembuatannya secara langsung. Di Kota Makassar, Deppa Tori’ banyak dijumpai di toko yang menjual oleh-oleh khas Sulawesi Selatan dengan harga mulai dari Rp 15.000 dengan kemasan kotak plastik, bahkan ada juga yang menjualnya kiloan.
ADVERTISEMENT
Demikianlah, beberapa daftar jajanan pasar khas Sulawesi Selatan yang sangat direkomendasikan untuk dicicipi ketika berkunjung ataupun sedang mudik ke tempat ini. Selain rasanya yang tak kalah nikmat dengan rasa jajanan kekinian, kita juga dapat tetap melestarikan produksi penganan tradisional yang merupakan warisan kuliner Nusantara.
Selamat mencoba!