Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Bisakah Aktif Berkegiatan Kembali Pascaserangan Jantung?
10 Februari 2019 21:34 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
Tulisan dari dr Makhyan Jibril A MSc MBiomed SpJP tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tidak dapat dimungkiri lagi bahwa kejadian penyakit jantung meningkat drastis dalam 20 tahun terakhir. WHO dalam laporannya di tahun 2014 menunjukkan bahwa sepertiga kematian, atau sekitar 17 juta kematian, disebabkan karena penyakit jantung tiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
WHO juga melaporkan bahwa 37% kematian di Indonesia disebabkan karena penyakit jantung dan pembuluh darah. Dengan angka kematian yang cukup tinggi, tak heran banyak sekali orang yang ketakutan dengan adanya serangan jantung.
Penyakit jantung membawa konsekuensi yang bisa mengubah kehidupan penderitanya secara drastis. Ketika orang sudah pernah mengalami serangan jantung, penderita akan mengalami penurunan kemampuan fungsi jantung untuk memompa darah untuk beraktivitas berat. Apabila aktivitas dipaksakan secara berlebihan, terkadang penderita akan mengalami sesak dan sakit di dada.
Hal ini mengakibatkan banyak penderita penyakit jantung ketakutan apabila melakukan aktivitas, pada akhirnya banyak penderita serangan jantung yang cenderung memilih untuk tidak terlalu banyak beraktivitas. Padahal, aktivitas fisik yang terkontrol dan cukup dibutuhkan untuk secara perlahan mengembalikan ketahanan fisik dari penderita penyakit jantung.
ADVERTISEMENT
Rehabilitasi jantung terbukti mampu meningkatkan ketahanan fisik untuk beraktivitas, menurunkan risiko kematian akibat serangan jantung ulang hingga 31%, dan meningkatkan kualitas hidup dengan menurunkan rasa cemas maupun depresi hingga 20%. Tentunya semua ini akan menjadi harapan baru bagi penderita penyakit jantung.
Di Surabaya, layanan ini baru saja hadir di Pusat Pelayanan Jantung Terpadu (PPJT) Rumah Sakit Dokter Soetomo. Dalam kegiatan seminar 'Aktif Kembali, Bersama Rehabilitasi', dr. Meity Ardiana SpJP selaku perwakilan dari Divisi Rehabilitasi Jantung, SMF Penyakit Jantung, dan Pembuluh Darah Rumah Sakit dr Soetomo menjelaskan bahwa cara terbaik untuk mencegah terjadinya depresi, penurunan kemampuan fisik berlebihan dan serangan jantung berulang adalah dengan melakukan rehabilitasi jantung segera setelah pulih dari serangan jantung yang dialami pasien.
ADVERTISEMENT
Meity menjelaskan bahwa selama ini banyak orang yang mengira olahraga bagi pasien setelah mengalami serangan jantung akan membuat jantung semakin lemah. Padahal, seharusnya jantung yang mengalami kerusakan janganlah makin dimanjakan, justru harus terus dilatih supaya tidak menurun fungsinya. Sampai hari ini, sudah ribuan penelitian yang telah membuktikan manfaat rehabilitasi jantung bagi pasien.
"Faktanya, di PPJT ini kami merekomendasikan rehabilitasi jantung untuk semua pasien setelah serangan jantung,” ujar Meity.
Bentuk rehabilitasi teresebut seperti latihan aerobik, yang menggerakkan kaki untuk mendorong seluruh tubuh. Aktivitas ini akan membantu jantung berkontraksi lebih kuat untuk memompa lebih banyak darah beroksigen.
“Ini bukanlah hal yang harus ditakuti, manfaat dari menggunakan semua otot tubuh dengan berjalan, lari kecil, bersepeda, atau berenang sangat bermanfaat bagi jantung, namun tentunya akan ada anjuran yang tepat untuk batasan aktivitas apa yang direkomendasikan” ucap Meity.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, sangatlah penting untuk berkonsultasi dengan spesialis rehabilitasi jantung untuk mendapatkan saran terbaik. Pasien tidak perlu takut berolahraga karena olahraga tak selamanya menyiksa.
Tidak hanya itu, dengan datangnya pasien ke pusat rehabilitasi jantung, pasien bisa melakukan interaksi sosial. Hal ini akan mengisi rasa kekosongan yang sering kali dirasakan oleh orang tua yang menderita penyakit jantung.
Dalam wawancara yang dilakukan dengan Khalid, seorang pasien yang pernah dipasang ring di jantungnya, beliau sangat senang sekali ketika hadir dan bertemu dengan pasien-pasien jantung lainnya yang bisa diajak ngobrol, merasa senasib sepenanggungan dan sangat bersemangat untuk kembali sehat.
“Saya di sini dapat banyak teman baru, bisa senam bareng dan saya harapkan nanti bisa dibuat grup WhatsApp supaya bisa saling support satu sama lain,“ ujar Khalid.
ADVERTISEMENT
Hal ini menunjukan bahwa hanya dalam satu kali pertemuan, manfaat sosial dari rehabilitasi jantung dapat dirasakan secara langsung.
Tak hanya itu, meskipun usianya sudah mencapai 70 tahun dan berjalan harus menggunakan tongkat, seorang pasien bernama Prabowo rela untuk jauh-jauh hadir dari Mojokerto dengan diboncengi anaknya menggunakan sepeda motor untuk bisa mengikuti kegiatan rehabilitasi jantung.
“Ya meskipun saya sudah tua, saya senang sekali untuk bisa datang, bertemu Bu Dokter, bertemu banyak teman baru,” ujar Prabowo.
Hebatnya, meskipun beliau sudah berjalan menggunakan tongkat, beliau sangat aktif dan mau untuk ikut senam selama 30 menit. Ketika ditanya alasannya, beliau menjawab, “Ya di sini saya senang karena bisa belajar untuk aktif lagi, badan jadi terasa enteng kembali.”
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya, rehabilitasi jantung adalah sebuah harapan baru bagi penderita penyakit jantung karena terbukti bermanfaat untuk mencegah depresi, serangan jantung ulang, dan meningkatkan kualitas hidup dengan meningkatkan kemampuan untuk aktif kembali.
Bagi kita yang memiliki keluarga dengan penyakit jantung, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk menemukan konsep rehabilitasi yang tepat dan bermanfaat. Karena mereka yang menginvestasikan waktu dalam rehabilitasi jantung sering menemukan harapan untuk bersama orang lain yang telah mengalami pengalaman yang sama dan muncul semangat untuk berjuang hidup lebih lama.
ADVERTISEMENT