Konten dari Pengguna

Hentikan Bullying: Membentuk Generasi Bebas Intimidasi

Muhammad Mustofa Bamal Barqi
Saya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya dari jurusan S1 teknik Informatika
16 Oktober 2024 11:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Mustofa Bamal Barqi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi korban Bullying Sumber gambar Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi korban Bullying Sumber gambar Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Apa si Bullying?
Bullying adalah tindakan kekerasan yang dilakukan dengan sengaja atau berulang kali oleh seseorang atau kelompok. Bullying memiliki banyak macam, seperti dilakukan secara verbal (mengejek dan menuduh), secara fisik (memukul, meludah, dan menendang), serta cyberbullying (melalui media sosial).
ADVERTISEMENT
Tujuan dari perilaku bullying adalah untuk menyakiti dan merendahkan orang lain secara terus-menerus yang dianggap lebih lemah dari mereka. Bullying dapat terjadi di lingkungan sekolah, tempat kerja, masyarakat, dan media sosial.
Dalam hal ini, peran orang tua sangat penting dalam mencegah kasus bullying, dengan cara meluangkan waktu untuk mendengarkan anak bercerita, serta mengajarkan nilai-nilai seperti empati, menghormati yang lebih tua, dan belas kasihan.
Dampak yang dialami korban
Bullying sangat berdampak pada kesehatan mental anak-anak atau remaja. Perilaku ini dapat memengaruhi kesehatan mental dan fisik mereka. Dampak yang paling fatal dalam kasus ini adalah tindakan bunuh diri yang dilakukan oleh korban. Berikut ini adalah dampak-dampak yang dialami oleh korban:
1. Kehilangan percaya diri
ADVERTISEMENT
Korban bullying dapat kehilangan kepercayaan diri mereka akibat luka emosional yang ditimbulkan. Mereka merasa tidak pantas dan mulai meragukan nilai serta kemampuan diri.
2. Gangguan fisik
Selain mengalami gangguan pikiran, korban bullying juga dapat mengalami gangguan fisik. Cedera fisik yang dialami, seperti patah tulang dan luka memar akibat pemukulan, dapat terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu, stres yang berkepanjangan dapat memicu gangguan fisik.
3. Gangguan mental
Dampak yang paling berbahaya adalah gangguan mental. Korban bullying berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, stres, dan depresi. Gangguan ini dapat berlangsung dalam jangka panjang.
4. Menurunnya prestasi akademik
Dampak yang dialami ini mencakup penurunan prestasi akademik di sekolah. Korban yang awalnya aktif dalam pembelajaran dapat mengalami penurunan motivasi dan kesulitan berkonsentrasi, akibat tekanan dari tindakan perundungan. cenderung kesulitan untuk berkonsentrasi, kehilangan motivasi dan merasa tertekan.
ADVERTISEMENT
Pencegahan terhadap kasus bullying
1. lebih dekat kepada anak
Orang tua harus sering mengajak ngobrol anak agar anak mau lebih terbuka, sehingga orang tua lebih mudah mengawasi perilaku mereka.
2. Menerapkan rasa empati
Orang tua harus mengajarkan anaknya tentang perilaku sopan santun kepada orang dewasa, serta bersikap baik, berempati, dan menghormati orang lain.
3. Melawan aksi bullying
Cara pencegahan selanjutnya adalah berani menghentikan dan melawan bullying dengan cara melaporkan tindakan tersebut kepada pihak yang berwajib.
Itulah beberapa cara pencegahan kasus bullying, yang dapat dilakukan dengan meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan sekitar, dan lingkungan sekolah.
Saya Muhammad Mustofa Kamal B. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya, prodi S1 Teknik Informatika