Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Milenial dan Gen Z: Pendorong Perubahan atau Beban Ekonomi?
4 Januari 2025 15:07 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari SRI NURMALA NINGSIH tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Generasi Milenial dan Gen Z tengah mendominasi panggung perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi di Indonesia. Meskipun sering dicap sebagai generasi konsumtif yang kurang peduli pada masa depan, keduanya justru menunjukkan potensi besar sebagai agen perubahan. Dengan kemampuan beradaptasi yang luar biasa, kreativitas tanpa batas, dan penguasaan teknologi digital, mereka bukan hanya menciptakan inovasi yang mengguncang, tetapi juga membentuk fondasi untuk masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Apakah mereka benar-benar pendorong perubahan yang positif, atau justru menjadi beban ekonomi bagi negara?
Sebagai Pendorong Perubahan
ADVERTISEMENT
Milenial dan Gen Z sering kali menjadi sasaran kritik yang menyebut mereka sebagai generasi konsumtif, terobsesi dengan teknologi, dan kurang berorientasi pada masa depan. Namun, jika kita menggali lebih dalam, keduanya justru membuktikan diri sebagai agen perubahan yang memiliki potensi luar biasa. Dengan energi muda, kemampuan beradaptasi yang tinggi, dan kreativitas yang tak terbendung, mereka tidak hanya ikut serta dalam dunia digital, tetapi juga menciptakan perubahan yang signifikan di berbagai sektor.
1. Transformasi Digital
Generasi muda menjadi kekuatan utama di balik akselerasi transformasi digital di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Statistik Telekomunikasi Indonesia 2023 , penggunaan internet di Indonesia mencapai angka 87,09% pada tahun 2022. Laporan dari APJII 2022 juga menunjukkan bahwa mayoritas pengguna internet di Indonesia berasal dari kelompok usia produktif. Kehadiran mereka dalam dunia digital mendorong pertumbuhan pesat sektor-sektor seperti e-commerce, fintech, dan media sosial yang kini menjadi pilar utama perekonomian digital Indonesia. Inovasi dan ide-ide segar dari generasi ini telah membuka peluang bisnis baru, menciptakan lapangan kerja, dan mempercepat adopsi teknologi di berbagai lapisan masyarakat.
ADVERTISEMENT
2. Kesadaran Sosial dan Lingkungan
Selain menjadi pendorong transformasi digital, generasi muda juga menunjukkan kepedulian tinggi terhadap isu sosial dan lingkungan. Kampanye solidaritas global dan aksi kemanusiaan sering kali didukung oleh Milenial dan Gen Z. Kampanye sosial melalui berbagai platform oleh Pandawara Group berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan. Kesadaran mereka terhadap keberlanjutan lingkungan juga terlihat dari dukungan terhadap produk ramah lingkungan yang sering digunakan.
3. Perubahan Budaya Kerja
Generasi muda membawa perubahan mendalam dalam budaya kerja. Mereka lebih mengutamakan fleksibilitas, work-life balance, serta lingkungan kerja yang inklusif dan beragam. Milenial dan Gen Z sangat menghargai kebijakan kerja fleksibel, seperti remote working, yang memungkinkan mereka bekerja dari mana saja
Tantangan dan Persepsi Sebagai Beban Ekonomi
Namun, di balik kontribusi positif ini, generasi muda juga menghadapi berbagai tantangan yang tidak kalah penting untuk dibahas. Tantangan ini mencakup beberapa hal yang memengaruhi pola pikir dan perilaku mereka.
ADVERTISEMENT
1. Pola Konsumsi Tinggi, Investasi Rendah
Milenial dan Gen Z sering dikritik karena perilaku yang konsumtif dalam kehidupan. Generasi ini lebih memprioritaskan pengalaman seperti perjalanan dan hiburan daripada menabung dan berinvestasi, meskipun informasi keuangan dan investasi dapat diakses dengan mudah melalui aplikasi dan platform digital. Tingkat literasi digital mereka tidak sesuai dengan kesederhanaan penggunaan platform keuangan digital. Salah satu penyebab utama kurangnya penekanan pada investasi jangka panjang adalah kurangnya pengetahuan keuangan mereka. Untuk mengelola keuangan mereka secara efektif dan menyeimbangkan antara kebiasaan konsumsi yang tinggi dengan perencanaan keuangan yang matang, generasi muda membutuhkan lebih banyak edukasi.
2. Tantangan di Pasar Kerja
Partisipasi generasi muda dalam lingkungan kerja formal juga menjadi isu yang signifikan. Pilihan karier alternatif seperti freelancer, content creator, atau entrepreneur menjadi semakin populer di kalangan Milenial dan Gen Z karena memberikan fleksibilitas yang lebih besar daripada pekerjaan tradisional. Namun, keputusan ini memiliki kekurangan, seperti kondisi pekerjaan yang tidak stabil dan akses terbatas terhadap tunjangan seperti asuransi kesehatan dan pensiun. Pemerintah dan perusahaan harus mengadopsi strategi baru untuk mengatasi masalah ini dan membangun lingkungan kerja yang lebih inklusif dengan mempertimbangkan karakteristik generasi muda yang tidak suka menerima tekanan sehingga keuntungan tetap diperoleh kedua belah pihak.
ADVERTISEMENT
3. Krisis Keuangan Global
Pada tahun 2008 sempat terjadi krisis keuangan global dan pada tahun 2019 disusul pandemi COVID-19 yang menyebar ke seluruh dunia. Tahun-tahun tersebut termasuk dalam lini waktu pertumbuhan Milenial dan Gen Z. Perspektif mereka terhadap ekonomi dan masa depan telah dipengaruhi oleh pengalaman mereka dalam menghadapi masa-masa sulit ini. Karena ketidakpastian ekonomi yang terus membayangi, banyak dari mereka yang ragu-ragu untuk mengambil keputusan penting seperti berkeluarga atau membeli rumah. Di sisi lain, krisis ini juga mendorong mereka untuk menjadi lebih kreatif dalam mencari peluang pendapatan tambahan, seperti melalui ekonomi gig dan usaha kecil.
Sinergi untuk Masa Depan
Menghadapi berbagai tantangan tersebut, generasi muda membutuhkan dukungan yang menyeluruh untuk dapat berkontribusi secara optimal bagi masyarakat. Salah satu kunci utama adalah melalui pendidikan yang tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan hidup dan kemampuan adaptasi dalam menghadapi perubahan. Pendidikan yang relevan dengan kebutuhan zaman, termasuk literasi keuangan dan pengembangan karier alternatif, dapat membantu generasi muda mengatasi pola konsumsi berlebih, memperbaiki partisipasi di pasar kerja, serta menghadapi ketidakpastian ekonomi. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya investasi dalam pendidikan yang berfokus pada pengembangan keterampilan praktis untuk membangun generasi yang tangguh dan siap bersaing.
ADVERTISEMENT
1. Investasi pada Pendidikan dan Keterampilan
Investasi dalam pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga melibatkan peran orang tua dalam memberikan pendidikan yang sesuai dengan minat dan keterampilan anak untuk mendukung potensi mereka. Sesuai laporan OECD, negara dengan ekonomi kuat memiliki pendidikan berkualitas sebagai pondasi kemajuan. Di Indonesia, pendidikan berbasis keterampilan diterapkan melalui Kurikulum Merdeka yang diusulkan Mendikbudristek Nadiem Makarim. Kurikulum ini memberikan fleksibilitas kepada sekolah, guru, dan siswa, serta menekankan pembelajaran berpusat pada siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka, sehingga Gen Z dapat mengakses pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masa depan.
2. Dorongan pada Kepemimpinan Generasi Muda
Menghadapi tantangan global yang kompleks, generasi muda membutuhkan pendidikan relevan yang diimbangi dengan pengembangan keterampilan kepemimpinan untuk menjadi agen perubahan yang inspiratif. Pendidikan berbasis keterampilan, seperti Kurikulum Merdeka, perlu didukung pelatihan kepemimpinan terstruktur sejak dini melalui program seperti Latihan Dasar Kepemimpinan Sekolah (LDKS), organisasi sekolah, OSPEK, hingga kegiatan di luar pendidikan formal seperti pelatihan manajemen tim dan komunitas. Keterampilan kepemimpinan memungkinkan generasi muda mengarahkan pengetahuan dan kemampuan mereka untuk menciptakan solusi bagi berbagai permasalahan, sehingga tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat dan bangsa.
ADVERTISEMENT
Sri Nurmala Ningsih, Mahasiswi DIV Komputasi Statistik, Politeknik Statistika STIS