Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kena Marah Sering Pacaran, Remaja Ini Nekat Gantung Diri
24 Agustus 2018 14:44 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari MalangTODAY tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Lokasi kejadian dimana korban nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri (ist
ADVERTISEMENT
MALANGTODAY.NET – Diduga gara-gara kena marah ibu kandungnya karena sering berpacaran, seorang remaja SMK, TS (15) warga Desa Arjowilangun, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri.
Korban ditemukan gantung diri di pohon kopi pekarangan belakang rumahnya menggunakan seutas tali pada, Kamis (23/8) sekitar pukul 16.30 WIB. Sehari sebelum ditemukan gantung diri, korban sempat terlibat cek-cok dengan ibunya, NE, dan meninggalkan rumah.
“Menurut keterangan tetangga, korban sebelumnya sempat cek-cok, sering bertengkar, dimarahi oleh ibu kandungnya karena sering keluar rumah dan berpacaran,” ujar Kapolsek Kalipare, AKP Fatkhur Rokhman melalui Kasubbag Humas Polres Malang, Ipda Eka Yuliandri Aska, Jumat (24/8).
Pada hari dimana korban ditemukan gantung diri, ibu korban berusaha mencari keberadaan anaknya. NE mencoba bertanya pada teman-teman sekolah TS terkait keberadaan putranya itu, namun TS belum juga ditemukan.
ADVERTISEMENT
“Kemudian sore harinya, ayam di belakang rumah korban terdengar bersuara berulang kali. Oleh bapak Rajino (kakek korban) menyuruh Dika (kerabat korban) mengecek sebab suara ayam tersebut bersuara, ternyata Dika mengetahui bahwa korban sudah gantung diri di pohon kopi,” terangnya.
Mengetahui kerabatnya itu tewas gantung diri, Dika pun seketika histeris berteriak minta tolong. Hal itu membuat keluarga dan tetangga korban berdatangan ke lokasi kejadian.
“Keluarga dan tetangga datang menolong korban, dan dibawa di rumah duka,” tandasnya.
Pihak keluarga sendiri enggan dilakukan otopsi terhadap jasad korban dan menerima kejadian tersebut. Jasad korban langsung dikebumikan di pemakaman umum desa setempat.
Reporter : Dhimas Fikri
Editor : Kistin Septiyani