Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Siswa SMK Brawijaya Batu Belajar dengan Kondisi Meja Kursi Rusak Berat
31 Maret 2018 11:13 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari MalangTODAY tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kondisi meja dan kursi rusak yang ditunjukan Kepsek SMK Brawijaya Batu (Istimewa)
ADVERTISEMENT
MALANGTODAY.NET – Kondisi meja dan kursi disejumlah ruang kelas SMK Brawijaya di Kota Batu, saat ini sungguh memprihatinkan. Meski begitu, para siswa terpaksa masih menggunakannya karena tidak ada pilihan lain.
Menurut Kepala Sekolah (Kepsek) SMK Brawijaya Batu Drs Mulyono, meja dan kursi ini memang sudah puluhan tahun tak pernah diganti.
Nampak sekali, bangku belajar yang seharusnya memiliki empat kaki, kini tinggal berkaki tiga dan juga tidak memiliki sandaran lagi. Bahkan, satu meja belajar pun harus digunakan oleh tiga orang siswa.
“Mereka terkadang harus berdiri dan berdesak-desakan. Apalagi pada saat pelajaran menggambar teknik mesin, mejanya kan berlubang jadi menyulitkan,” ungkap Mulyono kepada MalangTODAY.net, beberapa saat lalu.
Hal itu setidaknya juga diungkapkan Rizaldi, salah satu murid kelas Xl (sepuluh) jurusan teknik permesinan.
ADVERTISEMENT
“Ketika ada pelajaran menggambar teknik mesin, saya jadi kesulitan untuk menggambar. Teman-teman juga kesulitan. Ya, karena meja-meja di sini memang banyak yang berlubang. Duduk juga punggung sakit, karena beberapa kursi kelas disini sandarannya rusak. Hanya menyisakan 2 (dua) buah batang kayu penyangga kursi,” tutur Rizaldi dengan nada sedih.
Selain kondisinya yang sudah rusak, jumlah meja dan bangku belajarpun juga masih minim. Orang tua murid pun sudah sering mengeluhkan itu. Lanjut Mulyono, ada sebanyak 42 orang murid yang harus rela tidak mendapat layanan fasilitas pendidikan yang memadai.
Untuk itu, ia berharap agar Dinas Provinsi Jawa Timur bisa memperhatikan dan memberikan bantuan.
“Kami ingin kegiatan proses belajar mengajar bisa dapat berjalan dengan baik,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Reporter: Rahmat Mashudi Prayoga
Editor: Annisa Eka Safitri