Konten dari Pengguna

Cara Mudah Pahami Pikiran Wanita yang Narsis

MALE.co.id
Male Indonesia adalah Platform Berita Online Digital Tentang GAYA HIDUP PRIA DEWASA dengan Segala Aktivitasnya, Termasuk Pesona Wanita.
23 April 2018 14:48 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari MALE.co.id tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Cara Mudah Pahami Pikiran Wanita yang Narsis
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Bagi pria melihat wantia narsis atau orang narsis, memiliki pendangan yang berbeda. Apalagi di zaman serba gadget, semua orang berhak untuk memiliki rasa kenarsisannya. Mencoba tampil terbaik, entah itu di depan kamera atau di depa orang-orang lainnya.
ADVERTISEMENT
"Rada gimana ya, risih sih kadang ngeliat orang narsis," ucap Rudi, seorang montir. Hal tersebut juga ia selaraskan ketika ditanya mengenai wantia yang narsis untuk dijadikan pasangan. Menurutnya wanita yang narsis bukanlah tipikal wanita yang menarik.
Namun berbeda apa yang diungkapkan Taufik, menurut pria berkacamata ini justru tidak masalah, karena wanita perlu yang namanya narsis. "Kaya di film-film sekolah zaman 90-an kan, sering dandan di sekolah, ngejek temen yang lain, merasa paling cantik, tapi emang cantik kan?" ucapnya.
Ketika berpikir tentang orang narsis, biasanya membayangkan seseorang dengan ego yang besar, mencintai diri sendiri yang berlebihan, memuji diri yang sangat di luar kewajaran, dan atau ada pula yang menyebutkan jika seseorang yang narsis adalah seseorang yang suka memerintah dan sombong yang harus benar (alias tidak ingin mengalah).
ADVERTISEMENT
Selain itu, orang narsis biasanya sulit berempati, tetapi mereka tidak memilih untuk menjadi seperti itu. Perkembangan alami mereka ditangkap karena kesalahan pengasuhan yang tidak memberikan pengasuhan dan kesempatan yang cukup untuk idealis. Beberapa percaya, orang narsis biasanya lebih manja kepada orang tuanya.
Sementara yang lain menghubungkannya dengan kekerasan atau kekasaran orang tua. Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, studi mengungkapkan korelasi 64-persen perilaku narsistik, menunjukkan komponen genetik (Livesley, Jang, Jackson, & Vernon, 1993).
Selain itu, menurut laman psychologytoday, Sosiolog Heinz Kohut mengamati bahwa klien narsistiknya menderita keterasingan, kekosongan, ketidakberdayaan, dan kurangnya makna. Di bawah pasad narsistik, mereka tidak memiliki struktur internal yang cukup untuk menjaga kekompakan, stabilitas, dan citra diri yang positif untuk memberikan identitas yang stabil.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh lagi, sifat narsis sebenarnya merupakan pertahanan diri seseorang yang menimbulkan kesombongan, menuduh/menyalahkan orang lain, hingga mengasihani diri sendiri.
Asmara dan Narsis
Ketika orang narsis memandu asmara di awal-awal kisahnya, mereka mengharapkan apresiasi atas keistimewaan dirinya. Selain itu akan mengharapkan tuntutan yang bisa mengelola dirinya secara pribadi. Bahkan pasangan mereka akan dianggap sebagai perpanjangan dari diri mereka sendiri.
Selain itu, orang narsis lebih cenderung pada perfeksionis. Pasangan mereka diharapkan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang tiada habisnya saat dibutuhkan, untuk kekaguman, layanan, cinta, atau pembelian. Bahkan pasangan mereka sakit atau kesakitan tidak akan dianggap penting. Narsis tidak suka mendengar "Tidak" dan sering berharap orang lain tahu kebutuhan mereka tanpa harus bertanya.
ADVERTISEMENT
Mereka yang narsis dapat memanipulasi atau membuat drama untuk mendapatkan rasa simpati sekaligus dapat menyelahkan pasangannya meskipun pasangannya dalam posisi benar. Jika sudah seperti ini, ketika Anda memutuskan berkisah asmara dengan orang narsis, Anda harus siap tanpa pamrih, seperti mengisi lubang tanpa dasar.
Penulis Naskah : Sopan Sopian | Male Indonesia
Ilustrasi selfie (Foto: Laura6 via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi selfie (Foto: Laura6 via Pixabay)