Konten dari Pengguna

Menyambangi Rumah Kaca di Danau Toba

MALE.co.id
Male Indonesia adalah Platform Berita Online Digital Tentang GAYA HIDUP PRIA DEWASA dengan Segala Aktivitasnya, Termasuk Pesona Wanita.
14 Maret 2018 15:37 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari MALE.co.id tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menyambangi Rumah Kaca di Danau Toba
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Bila mendengar kata Rumah Kaca, barangkali MALEnials membayangkan bangunan megah berlapis kaca di mana kita bisa memandang lepas ke pemandangan di luar. Dan itu pula yang terjadi pada kami saat akan mengunjungi Rumah Kaca Simanindo di kepulauan Samosir, Danau Toba.
ADVERTISEMENT
Namun, setelah tiba di lokasi, rupanya bentuk bangunan sama sekali berbeda. Sebab, Rumah Kaca di tepian Danau Toba itu sama seperti rumah kaca biasa, bergaya arsitektur kolonial, berlapis tembok kokoh serta dilengkapi jendela kaca. Bangunan ini juga disebut Heritage House, terlihat menonjol di antara bangunan lain yang umumnya didominasi bahan kayu.
Fungsi awal Rumah Kaca adalah rumah pribadi keturunan keluarga Raja Panualang Sidauruk, sebelum berubah menjadi tempat berkumpul bagi warga setempat. Kini, Rumah Kaca sangat ramai oleh para wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Sembari menikmati panorama menakjubkan Danau Toba, Anda dapat bersantai di halaman Rumah Kaca dan menikmati secangkir kopi panas bersama kudapan otentik. Jika sedang mujur, Anda akan ditemani sang empunya rumah serta mendengar sejarah panjang terkait Rumah Kaca.
Menyambangi Rumah Kaca di Danau Toba (1)
zoom-in-whitePerbesar
Di sekitar tempat ini, Anda akan menyaksikan beragam warisan budaya dalam balutan keindahan alam dan kearifan lokal. Beberapa di antaranya adalah makam raja-raja dan Museum Huta Bolon. Tempat yang disebutkan terakhir memamerkan benda bersejarah purbakala, sajian ritual budaya lewat musik, tari tortor, sigale-gale, tunggal panaluan serta masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Menariknya, wisatawan diperbolehkan mengikuti manortor, tarian khas Batak bersama para penari dan merasakan langsung sensasi ritual. Tidak lupa diiringi pukulan gendang khas di tengah keindahan alam pulau Samosir serta pesona Danau Toba.
Sekadar informasi, hubungan baik antara keluarga Raja Panualang dan Kerajaan Belanda dahulu kala telah meninggalkan jejak sejarah. Terbukti, Ratu Juliana dan Pangeran Bernard dari Kerajaan Belanda sempat berkunjung di Rumah Kaca sekaligus bercengkerama dengan keluarga Raja pada 8 Juni 1982 silam.
Untuk mendatangi Rumah Kaca di desa Simanindo, Pulau Samosir, ada beberapa cara. Pertama, Anda bisa menuju ke Parapat dari kota Medan, lanjut menaiki kapal feri ke pelabuhan Ambarita sekitar 30 menit. Jika mendarat di pelabuhan Tomok, Anda masih harus menempuh dengan berkendara sejauh 10 km. Rasa lelah tak perlu dikhawatirkan karena sepanjang perjalanan Anda akan dimanjakan oleh pesona alam nan indah.
ADVERTISEMENT
Sementara, jika ingin lebih cepat sampai, Anda bisa memilih penerbangan langsung ke Bandara Silangit yang baru dibuka tanpa harus melewati kota Medan terlebih dahulu. So, sudah siap menyaksikan eksotisme Rumah Kaca di Tepian Danau Toba?
Liputan oleh tim Male Indonesia
Penulis : Gading Perkasa