Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menikmati Bali Melalu Cita Rasa Wine Lokalnya
11 Desember 2017 15:34 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
Tulisan dari MALE.co.id tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menikmati Bali, rasanya tidak cukup hanya sekadar berjemur di pinggir pantai bersama teman-teman atau orang terdekat. Akan lebih relax saat berlibur dengan menikmati wine. Karena, aroma khas yang dipadukan dengan rasa manis, pahit, dan asam tepat dinikmat saat santai.
Selain itu, wine yang memiliki kadar alkohol yang tidak terlalu tinggi membuat wine tepat dipilih untuk mengisi waktu liburan Anda saat hangout dan menikmati deburan ombak di Bali. Wine miliki dua jenis, yaitu red wine dan white wine.
ADVERTISEMENT
Nah, Indonesia khususnya Bali, memiliki wine sendiri dengan kualitas yang tidak kalah dengan produk wine impor. Alasan sederhananya adalah anggur yang dipanen setahun sekali lebih baik dari buah anggur yang dipanen tiga kali dalam satu tahun.
Kualitas wine bali inilah yang berasal dari buah anggur yang dipanen sekali dalam setahun. Sehingga tidak salah jika kualitas wine yang dihasilkan pun lebih baik dari wine impor. Di Bali sendiri setidaknya ada beberapa wine yang diproduksi secara lokal namun memiliki kulaitas dunia.
Seperti halnya, Hatten Wine yang dengan wine rose, jepun sparkling wine, aga Red, aga white, tunjung brut, alexandria hingga pino de bali. Selain itu, ada juga Artisan Estate dengan classic, chardonnay, shiraz dan sauvignon blanc.
ADVERTISEMENT
Kemduian ada Cape Discovery dengan auvignon blanc sparkling chardonnay, sparkling rose, moscato, red blend, dan white blend-nya. Sababay Wine juga menjadi sebuah produk asal lokal dengan white velvet, black velvet, dan ludisia-nya.
Hennery Sihotang, Branch Manager Hatten Wines mengatakan, turis mancanegara justru saat datang ke Bali mencari wine yang memang benar-benar otentik. "Maksudnya, mereka datang benar-benar mencari ciri khas dari negara yang dikunjunginya," tutur dia kepada MALE.co.id saat ditemui di kantornya di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Permintaan turis yang banyak soal wine lokal, menjadikan wine lokal terus menjamur. Salah satu yang mengawalinya kata dia, adalah Hatten Wines. Ditambah lagi, di Bali juga banyak petani anggur. Jadi, sebagian besar produksi wine lokal berasal dari buah anggur yang ditanam di Bali dan dibudidayakan oleh para petani lokal sendiri.
ADVERTISEMENT
Perkebunan anggur itu berada di Sangalangit-Gerogak, Singaraja, Seririt, dan Singaraja-Kabupaten Buleleng. Buah anggur yang berasal dari kebun di Sangalangit, Singaraja ini dikenal sebagai istilah lokal grape atau table grape. Artinya buah anggur yang sengaja ditanam petani kemudian dijadikan sebagai wine.
Varietas anggur Alfonso de lavalle yang dikenal dengan anggur singaraja berwarna hitam menjadi varietas yang menjadikan rose, aga red, jepun sparkling, dan pino de bali. Varietas anggur itu pulalah yang membuat nama Hatten Wines di Bali menaik dan menjadikan wine pilihan terbaik di Bali karena memiliki kekhasan yang menarik.
Berarti ini menandakan wine lokal pun memiliki kualitas baik dan tidak kalah dengan wine impor. Selain itu, ada juga varietas anggur lokal yang juga memberikan cita rasa yang khas pada wine, yaitu anggur belia dan anggur probolinggi biru sebagai bahan baku wine lokal jenis aga dan tunjung wine.
ADVERTISEMENT
Di Bali, Hatten pun memberikan khusus kepada wisatawan untuk berjelajah dikebun anggurnya. Mereka bisa datang langsung ke kebun anggur (vineyard) yang berada di Singaraja. Di sana wisatawan akan diajak berkeliling kebun anggur sembari menyesap jenis wine yang tersedia lewat sebuah paket tour.
Maka dari itu, rasanya semakin relax saat menikmati Bali sembari menikmati wine lokal atau wine bali yang memang benar-benar telah teruji kualitasnya.
Wine Salak dan Ubi
Di Bali, tidak hanya ada wine yang berasal dari bahan baku anggur, tetapi juga ada wine yang terbuat dari salak dan ubi. Sebuah desa kecil di Karangasem, Bali, memproduksi wine dari salak. Jenis fruit wine memang menghasilkan minuman wine yang terbuat dari buah selain anggur.
ADVERTISEMENT
Desa Sibetan, salah satu desa di dunia yang memproduksi fruit wine. Desa yang berada di ketinggian Kabupaten Karangasem ini memang sejak lama terkenal dengan agro salak. Sejak beberapa tahun belakangan, masyarakat di desa ini mengolah wine salak. Turis yang mampir ke Desa Sibetan bisa melihat langsung proses pembuatan wine salak.
Namun, Hennery Sihotang mengatakan, bahwa hal tersebut bukanlah wine. Menurutnya, secara pengertian wine adalah minuman alkohol yang terbuat dari jus anggur, di mana teradapat proses fermentasi, kadar alkoholnya ratanya 5 - 20 persen. "Jadi dari pengertian itu, cuma anggur saja yang dapat dibuat untuk wine," tutur dia.
Jadi, tambah Hennery, memang itu mereka berpikir semua buah-buahan yang bisa difermentasi adalah wine. Salak itu ada gulanya, lalu difermentasi jadilah wine. "Itulah perbedaannya, jadi segala buah yang dapat difermentasi itu wine, padahal tidak. itu salah, itu bukan wine. Itu hanya proses fermentasi buah saja," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Mencicipi wine sebenarnya sangat sederhana, namun kata Hennery tidak banyak tahu bagaimana cara menikmati wine yang baik. Kebanyakan orang juga ketika wine dituang ke dalam gelas, biasanya langsung disesap atau diminum. Sehingga wine akan terasa asam.
Sebaiknya, wine yang telah dituang ke dalam gelas dipuatar-putar searah jarum jam, kemudian dicium, diputar lagi, di sesap sedikit, lalu tahan didalam mulut beberasa saat, baru diminum. "Ketika wine di dalam gelas diputar, itu agar aroma buahnya keluar. Dengan trik itu, pasti rasa wine akan berbeda," ucap dia.
Penulis Naskah : Sopan Sopian | MALE Indonesia