Konten dari Pengguna

Dapatkah AI Menggantikan Pekerjaan Manusia dalam Pendidikan?

Malik Abdurrahman
Halo nama saya Malik Abdurrahman, saat ini saya sedang menempuh pendidikan SMA di sekola Pribadi Depok. Saya membuat berita ini bertujuan untuk tugas praktek kelas Bahasa Indonesia
26 November 2024 15:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Malik Abdurrahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
gambar ilustrasi | sumber, leonardo AI
zoom-in-whitePerbesar
gambar ilustrasi | sumber, leonardo AI
ADVERTISEMENT
Kecerdasan Buatan atau yang biasa disebut (AI) mengambil langkah cepat dalam dunia pendidikan, melengkapi dunia pendidikan dengan teknologi yang memungkinkan pembelajaran yang dipersonalisasi, otomatisasi tugas, dan sumber daya sesuai permintaan untuk siswa. Secara logis, muncul pertanyaan apakah Kecerdasan Buatan (AI) akan menggantikan peran manusia dalam pendidikan. Terlepas dari berbagai manfaat yang diberikan oleh AI, teknologi ini tidak memiliki kualitas manusia yang sama pentingnya yang memungkinkan pengajaran yang baik.
ADVERTISEMENT

Sisi kemanfaatan (AI):

Sisi baiknya, AI dapat secara serius mengubah pembelajaran menjadi mode yang dipersonalisasi. Misalnya, sistem pembelajaran adaptif memodifikasi kesulitan pelajaran agar sesuai dengan kecepatan siswa untuk pembelajaran yang lebih cepat. AI mengotomatiskan aktivitas biasa seperti penilaian hingga meluangkan waktu bagi guru untuk merencanakan dan memberikan perhatian satu per satu. Selain itu, AI dapat menyediakan sumber daya kepada siswa 24/7 untuk membantu mereka belajar secara mandiri kapan pun mereka mau. Semua ini berarti akses, efisiensi, dan personalisasi yang lebih besar untuk pendidikan.

Apa kekurangan dalam (AI):

Namun, ada beberapa kekurangan utama dalam mengandalkan AI sepenuhnya dalam pendidikan. Pengajaran bukan hanya sekadar transfer informasi melainkan juga bimbingan, dorongan, dan pemahaman akan tantangan yang dihadapi setiap siswa. Guru manusia dapat menunjukkan empati, dukungan, dan kreativitas yang tidak dapat dilakukan oleh AI. Mereka dapat mendorong dan terhubung secara emosional untuk membantu siswa merasa memiliki dan menjaga motivasi. Selain itu, sistem AI dapat memiliki tantangan etika dan keadilan dan dapat memperkuat bias atau gagal memenuhi kebutuhan sosial-emosional yang beragam di banyak ruang kelas. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha yang berpusat pada manusia, di mana kontak antar manusia memainkan peran penting dalam pengembangan.
ADVERTISEMENT

Kesimpulan:

Sekali lagi, meskipun AI menyediakan alat bantu yang berharga yang dapat mendukung dan meningkatkan proses pembelajaran, AI tidak dapat menggantikan tenaga pengajar manusia. Mereka melakukan lebih dari sekadar mengajar mereka, membimbing, mendukung, dan menginspirasi siswa dalam kegiatan yang membutuhkan empati dan fleksibilitas. Daripada melihat AI sebagai pengganti, para pendidik harus menerimanya sebagai pelengkap dalam mengembangkan lingkungan belajar yang lebih efektif dan individual. AI akan meningkatkan, bukan menggantikan, apa yang menjadi keunikan manusia dalam dunia pendidikan.