4 Tradisi Lebaran Unik di Tegal Jawa Tengah

Malik Ibnu Zaman
Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
12 April 2024 14:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Malik Ibnu Zaman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Foto Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tradisi atau adat merupakan tindakan yang secara konsisten diulangi dengan cara yang serupa dan umumnya terjadi tanpa disadari. Praktik yang berulang ini terus dilaksanakan oleh sekelompok individu karena dianggap memberikan keuntungan, yang menyebabkan mereka mempertahankannya.
ADVERTISEMENT
Ada banyak sekali tradisi di Indonesia, salah satunya adalah tradisi lebaran atau Hari Raya Idul Fitri. Sama seperti tradisi lainnya, setiap daerah memiliki tradisi dengan keunikannya masing-masing dalam merayakan lebaran. Sebagai negara yang akan budaya, ada banyak sekali tradisi lebaran unik di Indonesia, misalnya di Jawa ada mudik atau pulang kampung, bako di Minangkabau, nyongkolan di Lombok.
Tak ketinggalan, di Tegal, Jawa Tengah, juga terdapat beberapa tradisi lebaran yang unik. Berikut 4 tradisi lebaran unik di Tegal, Jawa Tengah:
1# Prepegan
Bagi warga Tegal, Brebes, dan daerah sekitarnya, kata prepegan merupakan istilah yang tidak asing. Prepegan merupakan aktivitas berbelanja di pasar pada hari terakhir Ramadhan untuk melengkapi segala keperluan menjelang lebaran.
ADVERTISEMENT
Ada dua jenis prepegan, yakni prepegan cilik dan prepegan gede. Prepegan cilik dilakukan dua hari sebelum hari lebaran dengan tujuan berbelanja bahan makanan, sementara prepegan gede dilakukan satu hari sebelum lebaran untuk memenuhi kebutuhan sandang. Pada momen prepegan inilah pasar hingga swalayan ramai dipadati oleh pengunjung melebihi hari biasanya.
Sementara itu tidak ada literatur yang secara otoritatif dan komprehensif mengulas sejarah prepegan, termasuk asal-usul dan definisinya.
2# Gula Satuangan
Gula satuangan sendiri memiliki arti gula sekali tuang. Tradisi gula satuangan merupakan tradisi lebaran unik di Tegal yaitu silaturahmi ke rumah guru, saudara, kerabat pada momen lebaran dengan membawa gula satuangan (gula sekali tuang).
Gula satuangan merupakan buah tangan ketika silaturahmi berupa gula dan teh. Menang bagi masyarakat Tegal yang lekat dengan tradisi ngeteh, tak pantas rasanya jika berkunjung ke sanak saudara tanpa membawa gula dan teh. Seiring perkembangan zaman, tradisi gula satungan tidak hanya membawa gula dan teh, tetapi juga biskuit, sirup, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Sama seperti halnya tradisi prepegan, tradisi gula satungan juga tidak diketahui kapan tradisi ini muncul di masyarakat Tegal serta bagaimana sejarah munculnya tradisi gula satuangan.
3# Pecingan
Pecingan merupakan tradisi yang populer di wilayah pesisir Jawa, terutama di daerah Tegal dan Brebes. Pecingan secara istilah berarti mecingi (memberikan uang) kepada saudara, tetangga, teman. Tradisi ini sebenarnya tidak hanya dilaksanakan pada momen lebaran, tetapi umumnya masyarakat melaksanakan tradisi ini ketika lebaran.
Tradisi pecingan sendiri hampir mirip dengan tradisi angpao, karena memang tradisi pecingan merupakan tradisi yang diadopsi dari tradisi angpao. Berbeda dengan angpao, pecingan tidak hanya diberikan oleh orang dewasa atau yang sudah menikah. Orang muda yang memiliki penghasilan juga bisa memberikan pecingan kepada yang lebih tua. Selain itu, tradisi memberi pecingan tidak terbatas pada kerabat saja, melainkan juga dapat dilakukan kepada teman dan tetangga, terutama anak-anak kecil.
ADVERTISEMENT
4# Kiriman
Jauh sebelum ramai berbagi hampers ketika menjelang lebaran, Tegal memiliki tradisi lebaran bernama Kiriman, yaitu mengirim makanan menggunakan wadah rantang kepada sanak saudara yang lebih tua menjelang lebaran.
Dalam rantang tersebut terdapat nasi dan juga lauk pauk. Nah, lauk pauk yang dalam kiriman biasanya adalah ayam kampung, ikan laut, dan telur asin. Namun, seiring berjalannya waktu ayam kampung ini diganti dengan ayam broiler atau daging sapi. Kiriman ini diantarkan oleh anak kecil dan yang menerima kiriman akan memberikan upah kepada anak kecil tersebut. Selain itu, penerima kiriman akan memberikan oleh-oleh apa yang ada di rumahnya untuk yang mengirimkan kiriman.
Tradisi kiriman ini juga tidak diketahui kapan tradisi ini muncul di masyarakat Tegal serta bagaimana sejarah munculnya tradisi gula satuangan. Nah, seiring berjalannya waktu, tradisi kiriman ini sudah mulai ditinggalkan, hanya sedikit sekali masyarakat Tegal yang masih melakukan tradisi ini.
ADVERTISEMENT
Itulah 4 tradisi unik lebaran di Tegal.