Catatan Mimpi Gaib: Pengalaman dan Ancaman dalam Alam Tak Kasat Mata

Malik Ibnu Zaman
Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
29 Desember 2023 13:21 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Malik Ibnu Zaman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/id/photos/hitam-meniup-pembakaran-lilin-2941843/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/id/photos/hitam-meniup-pembakaran-lilin-2941843/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Banyak orang mengatakan bahwa mimpi hanyalah bunga tidur, tetapi saya percaya bahwa ada juga yang bukan bunga tidur. Apa bedanya mimpi yang bunga tidur dan bukan bunga tidur? Menurut saya kalau yang bunga tidur, ketika bangun kita tidak akan mengingatnya secara detail atau samar-samar, bahkan lupa. Sementara yang bukan bunga tidur, ketika bangun kita bisa menceritakannya secara detail.
ADVERTISEMENT
Ketika ada serangan gaib yang menyerang keluarga, saya selalu mendapatkan peringatan lewat mimpi. Dari mulai siapa yang mengirim, dukunnya siapa, makhluk halus bentuknya apa, terekam jelas dalam mimpi.
Meskipun awalnya ragu dengan kebenaran mimpi-mimpi tersebut, sebab bisa saja itu merupakan bujuk rayu setan agar kita suudzon. Tetapi setelah saya cari tahu berdasarkan petunjuk dalam mimpi tersebut, ternyata memang memiliki pesan yang penting.

Tanah Kuburan dari 4 Makam

Saat itu Bulan Ramadhan, jam 12 saya baru bisa terlelap, dalam tidur tersebut saya seperti ditarik melayang menuju ke sebuah tempat. Saya tidak tahu itu tempat apa, karena tidak jelas, di sekelilingnya ada obor. Di tempat tersebut saya dikepung oleh 4 orang, karena gelap gulita wajah mereka terlihat samar-samar.
ADVERTISEMENT
Tetapi saya mengenal siapa mereka, dalam mimpi tersebut mereka mengingatkan saya untuk tidak ikut campur. Nah, sebelum mereka berhasil melayangkan pukulan, saya terbangun dari tidur. Ketika melihat jam di handphone, jam menunjukkan pukul 3 dini hari.
Kemudian ketika pulang kampung, saya menceritakan hal ini kepada ibu saya, tetapi saya tidak menceritakan wajah dari 4 orang itu. Lalu ibu saya bertanya kepada saya, 4 orang tersebut ini kan (ibu menyebut nama), saya pun mengiyakan.
Ibu pun bercerita bahwa teman ibu datang ke rumah meminta tolong, ia mengalami sakit, tetapi anehnya dibawa ke dokter tidak ditemukan penyakitnya. Selain itu, ia juga sering mengalami kesurupan. Jadi ibu itu diberikan kelebihan oleh Allah berkaitan dengan hal-hal supranatural , memang banyak keluarga ibu yang memiliki kemampuan demikian. Setelah ditelisik, ternyata guna-gunanya menggunakan 4 tanah kuburan dari 4 makam angker.
ADVERTISEMENT
Masing-masing dari 4 orang yang saya lihat dalam mimpi itulah yang mengambil tanah makam untuk kemudian disatukan guna disajikan sebagai senjata. Ternyata ibu juga mengalami ancaman serupa, supaya tidak ikut campur. Kemudian dengan terpaksa ibu akhirnya memutuskan untuk tidak ikut campur.

Anjing dan Buto Abang

Libur lebaran telah usai, saya pun kembali beraktivitas seperti biasa di ibukota. Satu bulan berada di ibukota, saya kembali mengalami mengalami mimpi aneh. Dalam mimpi tersebut saya sedang tidur di kosan juga, pintu kosan terbuka, berdiri di pintu seekor anjing dan makhluk menyeramkan buto ijo tetapi berwarna merah.
Dalam sekejap mata saya tiba-tiba berpindah dari kosan ke rumah, dari rumah dalam sekejap mata berpindah ke hutan belantara. Tidak jauh dari tempat saya berdiri dari balik pohon banyak sekali makhluk-makhluk yang mengamati saya. Mereka pun mendekat ke arah saya, salah satu dari mereka buto abang dan anjing, di antara mereka juga terdapat perempuan serba hijau.
ADVERTISEMENT
Kemudian salah seorang pria muda gagah berjubah mengenakan sorban berlari ke arah saya, langsung menyambar ke arah saya, mengajak “ayo lari”. Kami terus menelusuri hutan, kami berhenti tatkala ada beberapa orang yang mengenakan sorban dan jubah sedang wirid melingkar, seperti kiai. Terus pria yang menarik tangan saya mengatakan “Tolong teman saya nih, lagi dikejar-kejar makhluk.”
Para makhluk halus itu berada di depan kami. Kemudian terjadi pertempuran sengit di antara mereka, pertempuran dimenangkan oleh para kiai. Pertempuran selesai, terdengar suara azan di hutan belantara tersebut, saya pun terbangun, dan di dunia nyata juga azan Subuh.
Ketika Bulan Agustus saya pulang kampung, saya menceritakan mimpi kepada ibu saya. Ternyata hari di mana saya mengalami mimpi tersebut, ibu kedatangan tamu, bocah perempuan masih SD, datang bersama dengan tetangganya. Leher bocah tersebut sengklek (kaku) ke samping, bahkan lebih mirip patah, tiba-tiba seperti itu tanpa sebab yang jelas, tidak jatuh atau salah tidur.
ADVERTISEMENT
Ibu pun menanyakan kok datangnya bareng tetangganya, ke mana orang tuanya. Tetangga tersebut pun menjawab, bahwa kedua orang tuanya di Jakarta, bocah tersebut tinggal bersama dengan neneknya. Dulu sebelum usaha warungnya sepi, bocah tersebut ikut orang tuanya, tetapi ketika usahanya sepi dititipkan ke neneknya. Begitu ibu memegang leher bocah tersebut, langsung muncul kilasan kejadian yang menyebabkan bocah tersebut mengalami hal semacam itu.
Jadi ayah bocah tersebut berada di titik terendah, ia ingin seperti dulu lagi, warungnya kembali ramai. Akhirnya terpikirlah cara instan, ia pergi ke suatu tempat untuk melakukan pesugihan. Nah, syarat terakhir dari si dukun, ialah diminta untuk mematahkan leher pitik (anak ayam) dengan tangan. Ketika sedang berusaha mematahkan leher pitik, ia teringat anak perempuannya. Lalu ia pun mengurungkan niatnya untuk melakukan pesugihan tersebut.
ADVERTISEMENT
Beberapa hari kemudian ibu juga kedatangan tamu, bocah perempuan masih duduk di bangku sekolah dasar. Ia mengalami sakit perut, pergi ke dokter tidak sembuh-sembuh. Sakitnya tersebut setelah mendapatkan makanan dari tetangga. Setelah ditelisik, ternyata bocah tersebut hendak dijadikan tumbal pesugihan di salah satu hutan angker.
“Menurut rumor yang beredar, tetangga tersebut katanya melakukan pesugihan,” ujar ibu si bocah.
Selanjutnya ibu menceritakan bahwa akhir-akhir ini warga desa dan sekitarnya sering ditampaki makhluk tinggi besar dan kuntilanak. Orang-orang menduga, makhluk tersebut merupakan makhluk pesugihan yang sedang mencari tuannya. Sebab kemunculan makhluk tersebut setelah meninggalnya orang yang diduga melakukan pesugihan.

Hampir Kerasukan

Akhir Agustus saya berangkat lagi ke Jakarta. Baru beberapa hari di Jakarta, tepatnya di awal September, hari Senin saya mengalami kejadian di luar nalar. Hari Sabtu dan Ahad saya tidak di kosan, karena ada tugas liputan. Senin Dzuhur saya sampai di kosan, suasana kompleks kosan saat itu sepi, tetangga kosan masih berada di tempat kerja. Teman satu kosan saya bernama Avid juga sedang di luar. Setelah Sholat Dzuhur saya tidur, Jam tengah 4 saya bangun, ambil wudhu, lalu salat.
ADVERTISEMENT
Jam tengah 5 perut minta diisi, saya pun keluar untuk mencari makan, jam 4.45 saya kembali ke kosan sambil membawa makanan. Jam 5 lebih saya selesai makan, lalu ke kamar mandi untuk cuci tangan. Keluar dari kamar mandi, beberapa langkah itu seperti ada sesuatu yang mau masuk dari punggung, saya pun ke dorong ke depan, hampir jatuh. Nah, punggung saya langsung berat rasanya dan ada benjolan. Tangan saya mau menyentuh benjolan tersebut tidak bisa, seharusnya sih bisa, karena lebih dekat dengan tengkuk. Hingga larut malam saya merasa tidak enak badan.
Jam 12 malam Avid pulang, ia langsung mandi, salat, terus baca Al-Qur'an. Ketika dia sedang membaca Al-Qur’an punggung saya terasa panas. Setelah ia selesai membaca Al-Qur’an, saya minta tolong untuk mengecek punggung saya.
ADVERTISEMENT
Ketika dicek, Avid langsung kaget, sebab berwarna merah, serta ada benjolan. Terus saya minta sama Avid untuk menempelkan tangannya ke benjolan, tetapi disertai tawasul dan sholawat. Tubuh saya pun langsung bereaksi, seperti orang mediumisasi.
Kata Avid badan saya langsung kaku, terus suaranya menjadi berwibawa, seperti kakek tua. Setelah itu berganti menjadi suara tangis perempuan. Avid otomatis panik, dia pun langsung menyadarkan saya, meminta saya suruh istighfar. Itu pertama kalinya saya kembali mengalami semacam mediumisasi, setelah sekian lama.
Malam harinya saya bermimpi, detail banget mimpinya seperti menonton film dan terlibat di dalam scennya. Dalam mimpi itu saya berada di sebuah kampung, suasananya seperti zaman dulu.
Maghrib saya berjalan di kampung tersebut, lalu saya dikejutkan dengan kehadiran seorang perempuan kumal, tetapi mukanya penuh darah. Terus saya lari ke sebuah rumah, perabotannya persis sama kayak rumahku, di situ ada ibu saya dan adik laki-lakiku. Setelah itu saya tahu bahwa setelah Maghrib muncul teror perempuan penuh darah muka rusak yang suka menculik orang untuk dijadikan ritual.
ADVERTISEMENT
Kemudian suasana berubah, tiba-tiba kami berada di halaman sebuah rumah besar. Terus ada anak kecil masuk ke halaman rumah besar tersebut, tak sengaja anak kecil tersebut membuka ruang bawah tanah, dan di situ banyak orang-orang yang selama ini hilang diculik.
Anak tersebut lalu lapor kepada ibunya, datanglah ibunya bersama bersama dengan 8 orang. Anak kecil tersebut juga datang, tiba-tiba anak kecil tersebut terseret ke ruang bawah tanah. Warga pun menjadi murka, keluarga di dalam rumah tersebut yang terdiri dari 3 perempuan, di mana yang satu itu lagi hamil dan satu laki-laki dibantai oleh para warga.
Kami (aku, ibu, dan adik) hanya bisa melihatnya, kehadiran kami tidak disadari oleh mereka. Ibuku meminta untuk pulang bersama adik, karena sebentar lagi Maghrib. Ketika di gerbang kami dihadang banyak ular, tetapi bisa dilewati. Sampailah kami di rumah, di mana perabotannya sama persis, cuman model rumahnya berbeda.
ADVERTISEMENT
Saya dan adik sholat Maghrib, lalu kami ke jendela belakang karena gorden belum ditutup, dari situ aku melihat 2 perempuan berlumur darah. Kemudian ibu saya pulang, menceritakan bahwa 8 warga yang membantai itu tidak selamat. Terus tiba-tiba ada kakek buyut saya yang meninggal di Mekah muncul, dia mengatakan bahwa kejadian tersebut terjadi sekitar 80 tahun yang lalu.
Saya pun langsung telepon ibu saya, ternyata ibu mengalami mimpi yang sama. Berulang kali, keluarga kami memang sering mendapatkan serangan gaib, mulai dari bola-bola api, garam dan bunga di halaman rumah. Yang bisa kami lakukan hanya pasrah kepada Allah.
Menurut ibu, qoriin dari masa lalu tersebut dimanfaatkan oleh dukun atas permintaan seseorang untuk menyerang keluarga kami.
ADVERTISEMENT