Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Mengenal Autism Spectrum Disorder
15 Desember 2022 16:12 WIB
Diperbarui 26 Desember 2022 15:41 WIB
Tulisan dari Malika Almadinah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Anak merupakan anugerah terindah yang dititipkan oleh Tuhan kepada manusia. Memiliki banyak keturunan juga keinginan semua orang tua. Banyak orang tua yang menginginkan anaknya terlahir sempurna. Baik fisik maupun mental. Menginginkan anak yang terlahir sehat, dapat berbicara dan berjalan sesuai dengan umur yang dilakukan oleh anak-anak lain pada umumnya. Tetapi tidak sedikit pula, banyak orang tua yang dititipkan oleh Tuhan memiliki anak yang mengidap Autisme atau Autism Spectrum Disorder.
ADVERTISEMENT
Salah satu klasifikasi pada anak berkebutuhan khusus adalah Autism Spectrum Disorder atau yang lebih dikenal dengan istilah Autisme. Autisme merupakan gangguan perkembangan saraf yang ditandai dengan kesulitan dalam komunikasi dan interaksi sosial serta pola terbatas dan berulang dalam perilaku, minat, dan aktivitasnya (American Psychiatric Association, 2013).
Jadi Autisme atau Autism Spectrum Disorder adalah gangguan perkembangan otak dan saraf yang dimulai sejak awal masa kanak-kanak dan berlangsung sepanjang hidup seseorang.
Namun Austism Spectrum Disorder berbeda dengan Down Sindrom. Down Sindrom adalah kelainan pada kromoson, Autisme adalah gangguan otak yang dibawa sejak lahir.
Jika dilihat dari fisiknya, anak-anak yang mengidap Down Sindrom memiliki kemiripan muka yang signifikan. Namun berbeda dengan Autisme Spectrum Disorder dia tidak memiliki perbedaan mulai dari muka atau fisik, hanya saja berbeda dalam berinteraksi dengan anak-anak pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Biasanya Autisme atau Autisme Spectrum Disorder memiliki perkembangan yang sedikit lambat dari anak-anak pada umumnya. Banyak orang tua yang baru mengetahui bahwa anaknya mengidap Autisme atau Autisme Spectrum Disorder pada usia 3 tahun. Pengetahuan dan kemampuan orang tua yang belum memadai tentang bagaimana mendeteksi gejalanya serta penanganannya sejak dini juga menyebabkan banyak kasus Autisme yang terlambat untuk ditangani (Intan, 2019).
Banyak orang tua yang baru menyadari kurangnya komunikasi, sosialisasi, perilaku, dan interaksi sang anak yang berbeda dari orang lain. Orang tua baru menyadari bahwa anak-anak yang mengidap Autisme Spectrum Disorder memiliki dunianya sendiri. Anak-anak yang mengidap Autisme Spectrum Disorder terlihat kurangnya kontak mata saat diajak berbicara, tidak merespon saat dipanggil, tidak pedulinya seorang anak pada lingkungan sekitarnya, dan seringnya melakukan pergerakan berulang-ulang kali, yaitu memainkan jari-jarinya di depan mata secara berulang-ulang.
ADVERTISEMENT
Menurut Mash dan Wolfe, Anak dengan Autisme juga jarang berbicara, dan jika dia berbicara maka cara berbicaranya berbeda seperti tidak ada ekspresi atau gestur yang diberikan. Anak dengan Autisme juga tidak mengerti bahwa orang lain sedang berusaha untuk lebih dekat dengannya karena mereka tidak mampu memahami orang lain yang sedang tersenyum atau tertawa. Melewati usia satu tahun, anak dengan Autisme biasanya lebih senang mengisolasi diri dan bermain dengan dunianya sendiri. Selain itu, jika mereka merasa orang lain mengganggunya maka mereka akan marah (Mash & Wolfe, 2016).
Mungkin banyak sebagian orang tua yang putus asa dan malu jika memiliki anak yang mengidap Autisme Spectrum Disorder. Tidak sedikit pula yang menyembunyikan penyakit yang diderita oleh anaknya. Tetapi harus diketahui pula, bahwa anak-anak yang mengidap penyakit Autisme Spectrum Disorder memiliki banyak kelebihan yang bahkan tidak dimiliki oleh anak-anak pada umumnya. Tidak perlu malu jika memiliki keturunan yang mengidap Autisme Spectrum Disorder. Mungkin banyak gunjingan atau perkataan yang di lontarkan oleh orang-orang di sekitarnya. Tetapi tidak perlu merasa malu karena Allah menitipkan sebuah anugerah kepada orang tua pilihan.
ADVERTISEMENT
Jika mempunyai keturunan yang mengidap Autisme Spectrum Disorder orang tua dapat melakukan pengobatan pada rumah sakit yang menangani anak-anak yang mengidap Autisme Spectrum Disorder. Biasanya banyak orang tua yang telat untuk membawa anaknya terapi pada pengobatan tersebut. Tetapi dokter-dokter tersebut memahami keterlambatan tersebut karena anak-anak yang mengidap Autisme Spectrum Disorder baru terlihat pada usia 2 atau 3 tahun.
Banyak hal yang harus di hindari pada anak-anak yang mengidap Autisme Spectrum Disorder. Salah satunya makanan manis. Karena makanan manis dapat membuat sang anak menjadi lebih aktif, sebab itu tingkah laku dan pergerakan sang anak susah untuk dikontrol. Menjauhi anak-anak dari gadget juga berpengaruh besar terhadap kesembuhannya, agar sang anak dapat bermain bebas dengan anak-anak yang lain. Agar komunikasi dan interaksi sang anak menjadi lebih baik. Selain itu orang tua harus mencegah sang anak untuk tidak melakukan pergerakan secara berulang-ulang.
ADVERTISEMENT
Pengobatan anak-anak yang mengidap Autisme Spectrum Disorder juga agar membuat sang anak dapat berbicara walaupun hasilnya tidak cepat tetapi jika melakukan pengobatan secara rutin maka hasil pengobatan sang anak dapat terlihat. Pengobatan ini selain dilakukan oleh ahlinya namun orang tua sangat berperan penting untuk kesembuhannya.
Anak-anak yang mengidap Autisme Spectrum Disorder jika melakukan pengobatan secara rutin maka hasilnya akan terlihat. Seperti anak-anak yang sudah mulai mengeja kata atau sedikit demi sedikit mulai dapat berbicara, tingkah laku sang anak yang mulai dapat di kontrol sang ibu, respon sang anak yang cepat jika ada yang memanggilnya, dan sang anak yang mulai dapat berbaur dengan teman-temannya.
Daftar Pustaka
Novianti & dkk. (2021). Intervensi Orang Tua pada Anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD): Kajian Literatur Sistematis, 6(2), 2022 : 914-934.
ADVERTISEMENT
Fadila, ihda. Mengenal Autisme Lebih dalam, Saat Ada Gangguan Fungsi Otak. hellosehat.com. web. Diakses 5 desember 2022