Konten dari Pengguna

Menilik Perbedaan ASEAN dan Uni Eropa

25 Agustus 2018 17:29 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Malvino Aprialdy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tidak dapat dipungkiri, Uni Eropa dan ASEAN saat ini merupakan 2 (dua) organisasi internasional terbesar di dunia, setidaknya dari kacamata masyarakat Indonesia Uni Eropa dan ASEAN merupakan organisasi regional yang populer.
ADVERTISEMENT
Dibalik popularitas kedua organisasi internasional tersebut, banyak yang menyamakan kedua organisasi regional tersebut, terutama menyamakan proses integrasi Komunitas ASEAN dengan proses integrase Uni Eropa. Padahal Uni Eropa dan ASEAN memiliki perbedaan yang sangat krusial, apa saja perbedaannya.
Keterangan foto: Uni Eropa dan ASEAN dalam angka (sumber: Europan Commission)
1. Supranational Organization dan Inter Governmental Organization
Uni Eropa merupakan Supranational Organization, artinya negara anggota telah memberikan sebagian besar kedaulatannya kepada Uni Eropa, contohnya adalah peran European Commission yang bertindak layaknya pemerintah, dapat mengajukan pembentukan hukum, dan dapat melakukan perjanjian dengan negara lain.
ADVERTISEMENT
ASEAN merupakan Inter-Governmental Organization, yang artinya kedaulatan masih dipegang oleh negara-negara ASEAN, semua keputusan harus melalui konsensus negara ASEAN, tidak ada hukum yang berlaku khusus bagi negara anggota ASEAN. Semua perjanjian internasional hanya bisa berlaku di negara anggota ASEAN apabila negara tersebut meratifikasi perjanjian tersebut.
2. Common Currency
Uni Eropa memiliki mata uang Euro yang dipakai oleh 18 dari 28 negara anggota Uni Eropa. Mata uang Euro bertujuan untuk memudahkan transaksi keuangan di wilayah eropa, penggunaan mata uang euro semakin memudahkan proses integrasi Uni Eropa, khususnya di sektor ekonomi.
ASEAN tidak memiliki common currency seperti halnya Uni Eropa. Sifat ASEAN yang merupakan Inter-Governmental Organization belum membuat negara anggota bergerak untuk membahas adanya mata uang tunggal di ASEAN. Selain itu jurang perbedaan kekuatan perekonomian antar negara ASEAN yang cukup besar membuat negara anggota masih nyaman dengan penggunaan mata uang lokal.
ADVERTISEMENT
3. Perbatasan tanpa Imigrasi
Integrasi Uni Eropa turut meleburkan perbatasan antar negaranya, semua warga Uni Eropa dapat berpergian ke negara anggota Uni Eropa lainnya tanpa adanya dokumen perjalanan (paspor) dan tanpa adanya pemeriksaan Imigrasi.
ASEAN masih mengedepankan kedaulatan masing-masing negara anggota, hal ini terefleksikan dari sistem perbatasan yang masih menggunakan pemeriksaan imigrasi dan dokumen perjalanan (paspor). Bahkan di antara negara anggota ASEAN masih memiliki problem perbatasan yang belum selesai, Indonesia sendiri masih terus melakukan negosiasi perbatasan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand.
4. Parlemen
Uni Eropa memiliki Parlemen Eropa yang memiliki wewenang untuk membentuk hukum/legislasi yang berlaku di kawasan Uni Eropa, dan juga memiliki peran dalam pembentukan anggaran Uni Eropa.
ADVERTISEMENT
ASEAN di sisi lain tidak memiliki Parlemen ASEAN. ASEAN memiliki Asean Inter-Parliamentary Assembly (AIPR) yang hanya merupakan kerja sama dan pertemuan antar Parlemen negara anggota ASEAN.
5. Proses pengambilan keputusan
Proses pengambilan keputusan di Uni Eropa berdasarkan voting, setiap negara memiliki kekuatan voting yang berbeda-beda. Hanya di bidang kebijakan luar negeri dan keamanan yang mengharuskan pengambilan keputusan secara konsensus.
Pengambilan keputusan di ASEAN harus secara consensus, artinya seluruh negara harus setuju terhadap suatu keputusan. Uniknya di bidang ekonomi, ASEAN dapat mengecualikan salah satu/ beberapa negara anggota untuk tidak ikut dalam komitmen ekonomi ASEAN apabila dipandang belum siap, mekanisme ini dinamakan ASEAN Minus-x.
Keterangan foto: ilustrasi ASEAN dan Uni Eropa (sumber: Friedsrich Naumann Stiftung)
ADVERTISEMENT
Berbagai perbedaan Uni Eropa dan ASEAN tidak menunjukkan siapa yang lebih baik. Keduanya memiliki karakteristik tersendiri yang memang merefleksikan kebutuhan dan tantangan masing-masing kawasan. Satu hal yang pasti, Uni Eropa dan ASEAN memainkan peran yang sangat vital dalam menjaga perdamaian di kawasan.