Anak Dibully, Yuk Ajak Bicara Orang Tua Pelaku Bullying! Ini Caranya

Konten dari Pengguna
21 Februari 2020 22:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ilustrasi anak jadi korban bully. Foto: Shutterstock
Kasus bully pada anak jangan pernah lagi dianggap hal sederhana. Kenapa? Lagi viral video seorang anak laki-laki tengah menangis histeris dan bilang ke ibunya ingin mati saja karena dibully!
ADVERTISEMENT
Iya, ini benar terjadi tepatnya di Australia. Sang ibu yang bernama Yarraka Bayles membagikan video tersebut pada akun Facebooknya dan berharap agar semua orang betul-betul aware soal bahayanya kasus bullying. Mama nggak tega banget melihat full videonya :(
Rasanya sebagai orang tua, apa yang paling terbesit di pikiran Anda nih? Kalau Mama, penting untuk bertemu empat mata dengan orang tua pelaku bully, apalagi kalau si pelaku masih di bawah umur.
Mama baca-baca dari banyak artikel, kira-kira ini yang udah Mama rangkum:
1. Tenangin diri dulu
Wajar, kalau kita maunya langsung to the point. Tapi kalau begitu, bisa-bisa nggak akan kelar ini masalah.
Dalam kondisi seperti ini juga kepala yang dingin sangat dibutuhkan. Atur napas dengan baik lalu coba cerna lagi apa yang tadi baru dicurhatin anak ke kita.
ADVERTISEMENT
2. Bicara langsung
Kalau Anda merasa sudah bisa tenang dan menguasai diri, cobalah mulai mengontak si orang tua pelaku bully itu. Katakan secara langsung, bisa lewat telpon atau misalnya waktu bertemu pas habis antar anak, bilang padanya kalau Anda dan dia perlu bicara mengenai hal ini.
Hindari kata-kata yang tidak mengenakan, tapi tetap sampaikan secara elegan dan diplomatis! Termasuk jangan sebut kalau anaknya 'pembully' (sekalipun memang demikian!!). Karena itu cuma bikin ia defensif melindungi anaknya dan kita jadi terkesan menuduh.
Tapi coba ceritakan secara jernih dan apa adanya, dan jangan lupa pakai kata-kata yang sopan. Misalnya Anda bisa bilang 'kalau anak saya tampak sedih setelah berinteraksi dengan ... (nama anak yang membully).'
Ilustrasi anak sedih, anak stres, anak jadi korban bully. Foto: Shutterstock
Setelah Anda menceritakan dari sudut pandang anak, minta orang tua pelaku pembully yang gantian cerita. Bila dia nggak nyangka anaknya udah tega melakukan itu, mintalah ia cari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan 'mengorek-ngorek' anaknya.
ADVERTISEMENT
Setelah itu minta dia kembali mengontak Anda dan kembali untuk bersama dicarikan solusinya.
Cara di atas memang nggak menjamin si kecil bisa terbebas dari bully. Setidaknya Anda sudah berusaha yang terbaik. Di samping itu tetap sampaikan pada anak bahwa Anda selalu siap sedia mendengar curhatannya!
Tentunya penting juga untuk terus memantau perkembangan anak terkait bully yang dia terima. Bila perlu ini saatnya Anda temui dan bekerja sama dengan pihak sekolah. (PRC)