Apa Itu Gawat Janin?

Konten dari Pengguna
27 November 2021 12:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gawat janin adalah kondisi di mana bayi kekurangan oksigen dari plasenta. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Gawat janin adalah kondisi di mana bayi kekurangan oksigen dari plasenta. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Gawat janin adalah salah satu istilah yang enggak terlalu familiar buat Mama. Kalau kamu pernah dengar istilah gawat janin enggak? Mama baru aja ngobrol sama teman-teman soal melahirkan dan akhirnya dengar istilah ini. Kalau dilihat dari namanya sih kayaknya kondisi ini membahayakan janin. Tapi apa ya arti gawat janin sebenarnya?
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Pregnancy Birth & Baby, gawat janin atau fetal distress adalah adalah tanda bahwa bayi dalam kondisi yang enggak sehat. Hal ini terjadi ketika bayi tidak menerima cukup oksigen melalui plasenta.
Jika tidak diatasi, gawat janin dapat menyebabkan bayi menghirup cairan ketuban yang mengandung mekonium (kotoran). Ini bisa membuat mereka sulit bernapas setelah lahir atau mereka bahkan mungkin berhenti bernapas.
Gangguan janin ini terkadang dapat terjadi selama kehamilan, tetapi lebih sering terjadi selama proses persalinan, Ma. Kondisi ini sering kali terdeteksi melalui detak jantung janin yang abnormal.

Gawat Janin adalah Kondisi yang Berkaitan dengan Plasenta

Gawat janin adalah kondisi di mana bayi kekurangan oksigen dari plasenta. Foto: Shutterstock
Penyebab paling umum dari gawat janin adalah ketika bayi tidak menerima oksigen yang cukup karena masalah dengan plasenta (termasuk solusio plasenta atau insufisiensi plasenta).
ADVERTISEMENT
Gawat janin juga dapat terjadi karena ibu memiliki kondisi kesehatan seperti diabetes, penyakit ginjal, atau kolestasis (kondisi yang mempengaruhi hati pada kehamilan).
Gawat janin juga lebih sering terjadi ketika kehamilan berlangsung terlalu lama atau ketika ada komplikasi lain selama persalinan. Terkadang itu terjadi karena kontraksi terlalu kuat atau terlalu berdekatan.
Seorang ibu hamil lebih berisiko tinggi mengalami gawat janin jika memiliki keadaan berikut.

Bagaimana Dokter Mendiagnosis Gawat Janin?

Gawat janin adalah kondisi di mana bayi kekurangan oksigen dari plasenta. Foto: Shutterstock
Gawat janin didiagnosis dengan membaca detak jantung bayi, Ma. Denyut jantung yang lambat atau pola denyut jantung yang tidak biasa, dapat menandakan gawat janin.
ADVERTISEMENT
Terkadang gawat janin diketahui saat dokter atau bidan mendengarkan jantung bayi selama kehamilan. Denyut jantung bayi biasanya dipantau selama persalinan untuk memeriksa tanda-tanda gawat janin.
Tanda lainnya adalah jika ada mekonium dalam cairan ketuban. Beri tahu dokter atau bidan segera jika kamu melihat cairan ketuban berwarna hijau atau cokelat karena ini bisa menandakan adanya mekonium.
Jika memang terdiagnosis gawat janin, langkah pertama biasanya memberi ibu oksigen dan cairan. Terkadang, posisi bergerak seperti memutar ke satu sisi, dapat mengurangi tekanan bayi.
Jika memiliki obat untuk mempercepat persalinan, obat ini dapat dihentikan jika ada tanda-tanda gawat janin. Jika ini adalah persalinan normal, maka kamu juga mungkin akan diberikan obat untuk memperlambat kontraksi.
ADVERTISEMENT
Terkadang bayi dalam keadaan gawat janin perlu dilahirkan dengan cepat. Ini dapat dicapai dengan persalinan yang dibantu, yaitu ketika dokter menggunakan forsep atau ventouse (vakum) untuk membantu melahirkan. Jika keadaan tidak memungkinkan, kamu mungkin perlu menjalani operasi caesar darurat.
Bayi yang mengalami kondisi gawat janin seperti detak jantung yang abnormal atau mengeluarkan mekonium selama persalinan, berisiko lebih besar mengalami komplikasi setelah lahir, Ma.
Kekurangan oksigen selama kelahiran dapat menyebabkan komplikasi yang sangat serius bagi bayi, termasuk cedera otak, celebral palsy, dan bahkan lahir mati.
Gawat janin sering membutuhkan kelahiran melalui operasi caesar. Meskipun ini adalah operasi yang aman, ini akan membawa risiko ekstra bagi ibu dan bayi, termasuk kehilangan darah, infeksi, dan kemungkinan cedera saat lahir.
ADVERTISEMENT
(RPR)