Konten dari Pengguna

Apa Itu Imunisasi Td? Ini Penjelasannya!

17 November 2021 10:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi apa itu imunisasi Td? Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi apa itu imunisasi Td? Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
Salah satu teman Mama sempat bertanya, apa itu imunisasi Td? Sama enggak sih dengan imunisasi DT? Nah supaya enggak salah kasih info, akhirnya mama baca-baca lagi deh soal jenis-jenis imunisasi yang harus dilalui oleh anak.
ADVERTISEMENT
Saat menjalani rutinitas sebagai ibu, tentunya kesehatan anak menjadi prioritas yang utama. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan bayi adalah dengan mengikuti semua imunisasi yang disarankan sesuai usianya. Salah satu imunisasi yang harus dijalani oleh anak adalah imunisasi Td.

Apa Itu Iminusasi Td?

Imunisasi Td adalah imunisasi yang dilakukan pada anak yang usianya sudah lebih dari 7 tahun. Mengutip laman resmi Kementerian Kesehatan, imunisasi ini dilakukan untuk mencegah infeksi tetanus dan difteri. Imunisasi ini juga merupakan lanjutan dari imunisasi pencegahan difteri yang dilakukan di usia yang berbeda.
Vaksin untuk imunisasi Difteri ada 3 jenis, yaitu vaksin DPT-HB-Hib, vaksin DT, dan vaksin Td yang diberikan pada usia berbeda. Imunisasi Difteri diberikan melalui imunisasi dasar pada bayi di bawah 1 tahun sebanyak 3 dosis vaksin DPT-HB-Hib dengan jarak 1 bulan.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, diberikan imunisasi lanjutan (booster) pada anak umur 18 bulan sebanyak 1 dosis vaksin DPT-HB-Hib. Lalu pada anak sekolah tingkat dasar kelas 1 diberikan 1 dosis vaksin DT. Sedangkan pada murid kelas 2 diberikan 1 dosis vaksin Td, kemudian pada murid kelas 5 diberikan 1 dosis vaksin Td.

Penyakit Difteri dan Jenis Imunisasinya

Ilustrasi apa itu imunisasi Td? Foto: Freepik
Difteri merupakan penyakit yang sangat menular. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diptheriae. Difteri dapat menyerang orang yang tidak mempunyai kekebalan terutama anak-anak.
Menurut Kementerian Kesehatan, difteri menimbulkan gejala dan tanda berupa demam yang tidak begitu tinggi biasanya 38ÂșC, munculnya pseudomembran atau selaput di tenggorokan yang berwarna putih keabu-abuan yang mudah berdarah jika dilepaskan, sakit waktu menelan, kadang-kadang disertai pembesaran kelenjar getah bening leher dan pembengkakan jaringan lunak leher yang disebut bullneck. Adakalanya disertai sesak napas dan suara mengorok.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, pemenuhan imunisasi difteri pada anak sangatlah penting dan harus dilengkapi. Bayi dan anak yang mendapat imunisasi dasar lengkap akan terlindung dari beberapa jenis penyakit berbahaya dan akan mencegah penularan ke adik, kakak, dan teman-teman di sekitarnya.
Imunisasi akan meningkatkan kekebalan tubuh bayi dan anak sehingga mampu melawan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tersebut. Anak yang telah diimunisasi bila terinfeksi oleh kuman tersebut maka tidak akan menularkan ke adik, kakak, atau teman-teman di sekitarnya.
Jadi, imunisasi selain bermanfaat untuk diri sendiri juga bermanfaat untuk mencegah penyebaran ke anak-anak lain di sekitarnya.
Ilustrasi apa itu imunisasi Td? Foto: Freepik
Jika imunisasi Td adalah imunisasi lanjutan, maka imunisasi dasarnya adalah dengan menjalani vaksinasi DPT. Dikutip dari laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia, imunisasi DPT dilakukan untuk mencegah 3 penyakit, yaitu difteri, pertusis, dan tetanus.
ADVERTISEMENT
Penyakit difteri dapat menyebabkan pembengkakan dan sumbatan jalan napas, serta mengeluarkan racun yang dapat melumpuhkan otot jantung. Sementara penyakit pertusis berat dapat menyebabkan infeksi saluran napas berat (pneumonia). Lalu kuman tetanus mengeluarkan racun yang menyerang syaraf otot tubuh, sehingga otot menjadi kaku, sulit bergerak dan bernapas.
Untuk mengetahui kapan waktu yang paling tepat untuk melakukan imunisasi, Mama-mama harus berkonsultasi dengan dokter anak. Supaya, jenis vaksin dan waktu pemberiannya akan menjadi lebih akurat.
Setelah imunisasi kadang-kadang timbul kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI), seperti demam ringan sampai tinggi, bengkak, kemerahan, dan anak menjadi agak rewel. Itu adalah reaksi yang umum terjadi setelah imunisasi dan Mama-Mama enggak perlu terlalu khawatir ya. KIPI ini umumnya akan hilang dalam 3-4 hari, walaupun kadang-kadang ada yang berlangsung lebih lama.
ADVERTISEMENT
IDAI menyarankan anak yang mengalami KIPI boleh diberikan obat sesuai gejalanya. Misalnya mengalami demam, maka ia bisa diberi penurun panas tiap 4 jam, dikompres air hangat, diberi pakaian tipis, jangan diselimuti, sering minum ASI, jus buah atau susu. Bila tidak ada perbaikan, atau bertambah berat segera kontrol ke dokter.
(RPR)