Konten dari Pengguna

Apa Itu Shaken Baby Syndrome? Ini Faktanya

19 Oktober 2022 11:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi shaken baby syndrome (Sumber: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi shaken baby syndrome (Sumber: Pexels)
ADVERTISEMENT
Shaken baby syndrome merupakan sebuah kondisi yang perlu Mama-mama dan Papa-papa waspadai. Mama jadi ingat ingin membahas ini sehabis tadi ngobrol dengan teman Mama yang baru saja memiliki bayi.
ADVERTISEMENT
Jadi, teman Mama orangnya suka panik. Termasuk saat melihat bayinya menangis. Ketika bayinya menangis, dia jadi takut menggendong atau mengayunnya terlalu keras dan nantinya bisa menimbulkan dampak buruk. Salah satu yang bisa terjadi adalah shaken baby syndrome.
Sebenarnya pada kebanyakan kasus, shaken baby syndrome terjadi secara tidak sengaja. Akan tetapi, dampaknya bisa sangat fatal bagi bayi. Soalnya, efek terburuknya bayi bisa mengalami pendarahan pada mata hingga pembengkakan otak.
Makanya nih, penting bagi Mama-mama dan Papa-papa, termasuk pada pengasuh si kecil agar lebih berhati-hati, terutama saat menggendong si kecil. Tujuannya agar tidak terjadi hal buruk yang dapat membahayakan bayi.
Lalu, sesungguhnya apa itu shaken baby syndrome dan bagaimana detailnya? Apabila kamu penasaran, yuk simak penjelasannya di sini yang telah Mama rangkum dari berbagai sumber ini!
ADVERTISEMENT

Pengertian Shaken Baby Syndrome

Ilustrasi shaken baby syndrome (Sumber: Pexels)
Punya anak yang masih bayi, tentunya sedang lucu-lucunya ya! Apalagi kalau dia sudah bisa diajak tertawa atau bercanda.
Enggak heran deh, Mama-mama dan Papa-papa atau orang-orang yang ada di sekitarnya kadang menjadi terlalu bersemangat atau heboh saat menggendong atau mengayun si kecil.
Tapi, perlu kamu ingat juga ya, kalau terlalu keras mengayun atau menggendong bayi dikhawatirkan bisa berdampak buruk pada si kecil.
Baik disengaja atau enggak, ayunan atau guncangan yang terlalu keras ini bisa menyebabkan kerusakan pada otak si kecil. Cedera pada otak akibat guncangan ini dikenal juga dengan shaken baby syndrome.
Menurut laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), shaken baby syndrome adalah suatu bentuk kekerasan pada anak, yang berupa guncangan kepala keras yang bisa menyebabkan pendarahan di retina mata, pendarahan otak, hingga pembengkakan otak.
ADVERTISEMENT
Shaken baby syndrome enggak bisa dianggap sepele. Soalnya menjadi penyebab utama gangguan saraf yang terjadi karena kekerasan. Bahkan bisa menyebabkan kematian pula.
Selain itu, shaken baby syndrome pun sering ditemui pada anak yang sebelumnya memiliki riwayat mengalami kekerasan maupun adanya efek akibat kekerasan di beberapa bagian tubuh. Misalnya, orang tua yang enggak bisa mengendalikan emosinya saat bayi rewel, sampai timbul guncangan atau tindakan kekerasan pada anak.
Alasan lainnya shaken baby syndrome merupakan hal yang berbahaya pada otak adalah adanya perubahan posisi kepala terhadap leher secara drastis dan mendadak.
Ilustrasi shaken baby syndrome (Sumber: Pexels)
Bayi sendiri masih memiliki otak yang lunak, pembuluh darah yang tipis, serta otot leher yang lemah. Makanya, saat mendapatkan guncangan yang terlalu keras, kepala bayi bisa terhentak ke belakang dengan cepat. Hal ini dapat menyebabkan otak bayi yang masih lunak ini bisa terguncang.
ADVERTISEMENT
Dalam kasus yang lebih parah, otak pun bisa bergeser hingga berpengaruh pada saraf. Di sisi lain, pembuluh darah yang ada di sekitar otak sampai mata bisa mengalami robekan atau pendarahan.
Ada beberapa gejala yang ditimbulkan pada saat shaken baby syndrome ini, antara lain:
Jika sudah parah, shaken baby syndrome bisa menyebabkan bayi tidak bisa bergerak hingga koma. Kondisi ini jangan dianggap remeh dan perlu mendapatkan penanganan medis yang serius.
Itu dia penjelasan dari shaken baby syndrome. Setelah mengetahui informasi ini, semoga para orang tua bisa lebih berhati-hati dalam mengasuh anak, agar tidak ada hal yang bisa membahayakan si kecil ya!
ADVERTISEMENT
(AN)